Mohon tunggu...
Ratih Nur Cahyati
Ratih Nur Cahyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - manusia biasa

selamat datang dan selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ustadz Penyabar Favorit Anak-anak

23 Mei 2022   19:19 Diperbarui: 23 Mei 2022   19:26 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim di seluruh dunia. Bahkan Rasulullah SAW bersabda bahwasannya menuntut ilmu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan. Sehingga walaupun kita kaum perempuan kita juga wajib dan berhak untuk menuntut ilmu. 

Terkadang banyak masyarakat yang beranggapan bahwasannya anak perempuan tak perlu susah-susah menuntut ilmu, karena kodrat mereka sebatas memasak di dapur. Padahal anggapan itu salah besar. justru seorang wanita juga sangat perlu untuk menuntut ilmu, karena kita akan menjadi guru pertama bagi anak-anak. Jika kita tak punya ilmu maka apa yang akan kita ajarkan pada anak-anak kita nanti? Maka dari itu, walaupun nantinya kita akan menjadi ibu rumah tangga, tetapi ilmu yang telah kita cari akan selalu bermanfaat, bahkan ilmu itu bisa menjadi bekal kita di akhirat nanti.

Agama islam mempunyai kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh umat muslim dan juga mempunyai larangan yang harus kita hindari. Tanpa kita belajar mengenai hal-hal tersebut kita tidak akan tahu apa saja hal-hal yang harus kita lakukan dan apa saja yang tidak boleh kita lakukan. 

Maka dari itu, belajar mengenai agama sangatlah penting bagi kelangsungan hidup kita di dunia dan juga di akhirat. Belajar mengenai agama lebih baik dilakukan sedari kecil. Agar ketika mereka beranjak dewasa mereka sudah mengetahui apa saja hal-hal yang harus dilakukan serta hal yang dilarang dalam agama islam. Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW "uthubul ilma minal mahdi ilal lakhdi" dan juga terdapat pada hadist menuntut ilmu, yang artinya tuntutlah ilmu dari buaian atau bayi hingga liang lahat.  

Saat kita masih kecil tentunya orang tua kita mengajari kita tentang banyak hal. Mulai dari belajar berbicara, belajar berjalan, belajar mengenakan pakaian, belajar makan sendiri, serta banyak hal yang diajarkan. Itu semua pembelajaran yang dilakukan orang tua kita di rumah. Selain itu, kita juga perlu untuk belajar agama serta pelajaran-pelajaran umum. Sehingga kita bisa bersekolah dan juga pergi ke TPQ untuk belajar mengenai agama. Selain belajar tentang mata pelajaran pergi ke sekolah dan juga TPQ merupakan salah satu bentuk pembelajaran bagi anak-anak untuk bersosialisasi kepada teman sebayanya maupun kepada guru-guru yang mengajar.

Ngomong-ngomong mengenai pendidikan di sini saya akan menceritakan Ustadz Abdul Manaf atau biasanya dipanggil Bapak Dul yang merupakan salah satu Ustadz yang mengajari saya banyak hal tentang ilmu-ilmu agama. Bapak Dul saat ini mempunyai 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, serta istri beliau yang baik dan penyabar. Beliau mempunyai rumah yang tak jauh dari TPQ saya mengaji. Tetapi setelah beliau menikah, beliau memutuskan membangun rumahnya sendiri, dan jarak antar rumahnya dengan TPQ tempat beliau mengajar itu cukup jauh. Tetapi dengan semangat beliau untuk memberikan ilmunya kepada anak-anak, beliau akan tetap pergi mengajar walaupun sedang hujan deras.

Yang saya tahu selama saya diajar beliau, Bapak Dul ini tidak pernah sekalipun marah kepada anak-anak. Sehingga bisa dikatakan Bapak Dul ini ustadz favorit semua anak-anak yang beliau ajar. Selain penyabar, beliau mempunyi cara yang unik dalam mengajar. Karena saat mengajar beliau sering kali membuat lelucon-lelucon, sehingga suasana belajar mengajar menjadi lebih relaks dan santai. Tetapi ilmu yang beliau ajarkan tetap masuk dan mudah diingat.

Saat sebelum masuk TK saya memang belajar mengaji di TPQ sampai dengan kelas 6 SD, tetapi setelah lulus SD saya sudah tidak bisa belajar di TPQ lagi, karena jam pulang sekolah saya yang bertabrakan dengan jam masuk TPQ. Ditambah lagi ada beberapa tugas kelompok yang harus saya kerjakan saat sepulang sekolah. Dan karena pada saat itu saya masih memperlukan pelajaran agama, dan tidak bisa mengandalkan belajar agama di sekolah saja, saya memutuskan untuk belajar di rumah Bapak Dul langsung yang dimulai pukul 5 sore. Saya belajar di rumah beliau tidak sendirian, ada beberapa anak-anak seusia saya yang jam pulang sekolahnya bertabrakan dengan jam pulang sekolah. Sehingga kita bisa belajar tentang agama di rumah beliau.

Saat belajar agama di rumah beliau, Bapak Dul dibantu oleh Bu Anis yang merupakan istrinya yang juga sangat sabar saat mengajari kita. Dan sebenarnya Bapak Dul dan Bu Anis tidak memberikan biaya kepada kita yang belajar mengaji di rumahnya, karena mereka hanya ingin membantu kita untuk memperdalam ilmu agama kita. Mereka sangat senang apabila kita mempunyai semangat belajar agama.  Yang saya ingat, Bu Anis dulu pernah bilang "selagi kita masih kecil, kita perdalam ilmu-ilmu agama, agar setelah menikah dan punya anak, kita bisa membimbing anak kita dengan baik, terutama dalam membaca Al-Qur'an".

Menurut saya belajar langsung di rumah beliau lebih menyenangkan daripada belajar di TPQ. Karena, saat di TPQ tentunya lebih banyak anak yang belajar dan jam masuknya sama .Sehingga membuat kita kurang fokus dalam menerima materi, karena suasana yang terlalu ramai. Sedangkan saat di rumah Bapak Dul, anak yang belajar tidaklah terlalu banyak, karena dibagi dua sesi. Sesi pertama dimulai puku 5 sore, dan terdiri dari anak-anak yang sebelumnya sudah lulus dari TPQ. 

Dan sesi kedua dimulai pukul 6, yang terdiri dari anak-anak kecil yang tidak mau belajar ke TPQ karena beberapa alasan. Walaupun pelajaran hanya dilakukan selama 1 jam saja, tetapi materi-materi yang telah disampaikan sangatlah mudah untuk dipahami, sehingga banyak hal yang saya dapat ketika belajar di sana. Selain itu, karena sesi yang saya dapat adalah sesi pertama, maka saya juga diajarkan bagaimana cara memberikan materi kepada anak-anak yang lebih kecil daripada saya. Sehingga saya tidak hanya belajar mengenai agama, tetapi saya juga dilatih untuk menjadi pengajar yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun