Mohon tunggu...
Rasya dy Shamrat
Rasya dy Shamrat Mohon Tunggu... Petani - HM R

Belajar untuk meyakinkan usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Posisi HMI, Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan

19 Oktober 2018   21:34 Diperbarui: 19 Oktober 2018   21:54 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wacana HMI back to Campus  kurang lebih 21 tahun yang lalu sudah di dengungkan dan di kumandangkan pada era kepemimpinan Anas Urbaningrum PB HMI Periode 1997-1999, dilatar belalakangi karena mulai memudarnya pengaruh HMI di kampus-kampus, HMI kurang begitu menemukan ruang geraknya di kampus dan mesjid kampus yang seharusnya menjadi ladang pengetahuan serta pengembangan sudah kosong dari pada aktivitas kader HMI.

Padahal dulu aktivitas mesjid kampuslah yang menjadikan HMI Besar di kampus-kampus, Mesjid kampus seharusnya menjadi ladang pengembangan potensi kader HMI untuk tumbuh dan berkembang dan bahkan bisa memasuki posisi strategis di intra kampus, akan tetapi fonomena yang terjadi hari ini seakan kader HMI Apatis dengan aktivitas pengembangan diri di Kampus dan seakan-akan kader HMI Kehilangan Jati dirinya sehingga keberadaan HMI di kampus kurang begitu mendapat pengakuan. Hal inilah yang menjadi tantangan HMI Hari ini di kampus-Kampus.

Bagiamana seharusnya HMI memposisikan diri di dunia kemahasiswaan dan Perguruan tinggi? Pertanyaan ini mungkin sangat mendasar sekali Mengingat HMI adalah Organisasi Kemahasiswaan, dan apalagi berfungsi sebagai organisasi kader, kaderisasi menjadi hal yang sangat subtantif bagi HMI, tiada hal yang lebih penting dari pada proses Perkaderan, lalu bagimana HMI untuk bisa menarik dan menjadi primadona mahasiswa di perguruan tinggi.

Mengingat pada hari ini HMI kian tak menemukan ruang geraknya di Kampus, HMI kalah bersaing dengan Organisasi lain di Kampus, baik intra maupun ekstra kampus.  Pola-pola perekrutan dan partisipasi HMI di kampus  tak mampu bersaing, bahkan untuk mendapatkan kaderpun HMI harus bergerak mati-matian.

Menurut Analisa Penulis, ada beberapa faktor yang menyebabkan HMI tak mampu menemukan ruang geraknya di kampus, selain kultur kampus ataupun kultur kedaerahan ada juga beberapa hal:

  • HMI tak Mampu memenuhi Student Need dan Student interes bagi Mahasiswa dalam artian HMI sudah tidak mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan dan  apa juga yang menjadi kebutuhan mahasiswa sehingga HMI sedikit kut=rang menarik lagi bagi Mahasiswa.
  • HMI tak mampu bersaing Secara Ideologis, karena semua Organisasi intra Kampus hampir sama pola-pola Perekrutan dengan HMI dan Bahkan ada yang lebih menarik.
  • Paradigma Struktural dalam Tubuh HMI dan di Kampus.
  • Kultur kampus dan Kultur Masyarakat Kampus.

            Dan Adapun beberapa Solusi yang di tawarkan Penulis oleh penulis:

  • Kader HMI harus mampu menerjemahkan Posisi HMI di dunia Perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan dengan cara bidang Perguruan tinggi dan kemahasiswaan melakukan analisa serta kajian terhadap kampus dan mahasiswa sehingga dapat melahirkan suatu formula baru untuk di gunakan dan bahkan di sosialisasikan terhdap seluruh kader HMI di kampus.
  • Penguatan Basis Kultural dengan bidang keilmuan di arahkan secara profesional sesuai dengan bidang keilmuan yang di ambil dengan cara melakukan kajian-kajian fakultatif di fakultas masing-masing sehingga disini basis-basis HMI mulai tumbuh dari fakultas-fakultas.
  • Orientasi Perkaderan harus di arahkan pada soft Skill menuju Profesionalisme kader setelah Purna dalam berHMI, dengan cara kajian Fakultatif dan bahkan bisa membentuk Majelis fakultas yang dimana disini di fokuskan pada keilmuan yang menjadi konsentrasi masing-masing.
  • Melihat beberapa faktor dan solusi di atas mungkin kita sudahnya memiliki proyeksi kedepan  bagaimana HMI harus kita bawa di wilayah perguruan tinggi untuk kembali menemukan ruang gerak yang paling di tekankan adalah HMI harus bergerak secara kultural dari kelas ke fakultas dalam artian kita hidupkan basis kajian keilmuan dalam tingkatan fakultas sehingga disini kita akan tercetak secara profesional dengan bidang keilmuan masing-masing, selain itu juga bisa di ganakan sebagai media perekrutan melalui kajian keilmuan tersebut dan ini mungkin dapat menjadi orientasi jangka panjang setelah purnah berHMI kita akan siap menghadapi kerasnya persaingan dengan soft skill yang kita miliki sesuai keilmuan.
  • Aktivitas Masjid kampus bukan hanya sekedar Wacana, seharusnya kita wujudkan untuk menjadi forum-forum pertemuan dengan kawan-kawan fakultas sesama HMI untuk meningkatkan keilmuan dan juga memang pada dasarnya mesjid kampus adalah basis-basis kader HMI dalam mengkaji dan menyelesaiakan suatu persoalan.
  • kebutuhan dan keinginan mahasiswa dapat kita penuhi dengan melakukan kajian-kajian secara inten mulai dari fakultas, mesjid kampus sehingga penguatan basis HMI ini akan mulai berkembang dan keberadaan HMI di kampuspun takkan hanya sekedar ada. dan perihal posisi-posisi strategis seperti BEM tak harusnya kita mati-matian mengejar karena melalui kajian-kajian itu itu sudah jelas basis-basis kita akan kuat dengan komitmen untuk menjalankannya, karena sejatinya bagi penulis posisi strategis itu hanya di gunakan untuk mendapatkan basis di Kampus.
  • marilah berproses di HMI dengan Penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk menjadi insan yang di cita-citakan dalam mewujudkan masyrakat adil makmur yang di ridhoi oleh Allah Swt.
  • jangan pernah lelah merawat HMI, merawat HMI adalah sedikit gambaran bagaimana kau merawat anak dan istrimu Kelak.

Hasim Hidayat

(Demisioner Kabid PTKP HMI Cabang Sumenep Komisariat Paramadina 2017-2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun