Oleh: Syamsul Yakin dan Rara Hanum
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Dakwah memiliki tiga bentuk utama. Pertama, dakwah bil lisan, yang berarti dakwah melalui ucapan atau verbal. Materi yang disampaikan dalam dakwah ini mencakup aspek utama ajaran Islam, yaitu akidah, ibadah, dan akhlak. Pelaku dakwah bil lisan umumnya disebut dai atau penceramah. Secara tradisional, media yang digunakan meliputi mimbar dan panggung. Seiring perkembangan zaman, radio dan televisi menjadi sarana baru dalam dakwah bil lisan. Saat ini, media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Twitter juga dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dakwah.
Objek dakwah bil lisan biasanya adalah kelompok atau komunitas tertentu, seperti bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, pelajar, mahasiswa, dan karyawan. Metode yang digunakan dalam dakwah ini beragam, tetapi umumnya berupa ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi. Ibu-ibu dan bapak-bapak lebih menyukai metode ceramah, sedangkan pelajar, mahasiswa, dan karyawan cenderung memilih kombinasi ceramah dan diskusi. Pengaruh dakwah bil lisan cukup besar karena masyarakat lebih terbiasa mendengar dibanding berbicara. Efektivitas dakwah ini meningkat jika penceramah memiliki keterampilan retorika yang baik.
Bentuk dakwah kedua adalah dakwah bil hal, yang berfokus pada tindakan nyata dalam kehidupan sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan aspek lainnya. Dakwah ini tidak hanya dilakukan secara individu, tetapi juga melibatkan komunitas. Contoh sederhana dakwah bil hal adalah menyingkirkan duri di jalan. Contoh lain yang lebih bermakna adalah membantu orang yang lapar, menghibur yang sedih, atau memberikan pendidikan bagi mereka yang kurang mampu. Dakwah bil hal memiliki dampak lebih besar dibanding dakwah bil lisan karena dirasakan langsung oleh masyarakat. Metode ini tidak mengandalkan ceramah atau diskusi, tetapi melalui aksi nyata. Contoh konkret dari dakwah bil hal adalah kegiatan sosial seperti “Jumat Berkah” atau berbagi takjil di bulan Ramadan. Namun, aksi-aksi yang bersifat lebih permanen dan berkelanjutan sangat diperlukan.
Bentuk dakwah ketiga adalah dakwah bil qalam, yaitu dakwah yang dilakukan melalui tulisan. Metode ini sering disebut sebagai dakwah literasi. Dalam era modern, dakwah bil qalam berkembang dalam bentuk artikel, buku, media cetak, maupun digital.
Di antara ketiga bentuk dakwah tersebut, dakwah bil lisan tampaknya masih menjadi yang paling berkembang, diikuti oleh dakwah bil hal, dan terakhir dakwah bil qalam. Untuk meningkatkan efektivitas dakwah dalam ketiga bentuk ini, diperlukan berbagai strategi, pendekatan, dan metode yang tepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI