Penulis : Anra Ayunda Pramesthi/413242083
Dosen Pembimbing : Weni Purwati,S.Si.,M.Si
D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
Email : raraayunda0703@gmail.com
Radiologi diagnostik merupakan cabang ilmu kedokteran yang menggunakan berbagai teknik pencitraan medis untuk dapat melihat struktur internal tubuh manusia  tanpa harus melakukan tindakan invasif. Pemeriksaan diagnostik seperti Rontgen dan Ct-Scan menggunakan sinar-X untuk dapat melihat jaringan tubuh. Sinar-X ditemukan oleh fisikawan Jerman beranam Wilhelm Conard Rontgen secara tidak sengaja pada tahun 1895. Selain memberikan manfaat yang besar Sinar-X tergolong  radiasi pengion yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan pekerja, masyarakat sekitar maupun pasien jika tidak digunakan dengan bijak.
Radiasi pengion seperti sinar-X yang digunakan pada rontgen dan CT-Scan dapat menembus jaringan tubuh dan mengubah struktur sel. Efek Deterministik dan efek stokastik dapat muncul jika sinar-X digunakan secara tidak bijak. Efek deterministik adalah efek yang terjadi karena kematian sel yang dapat mengubah fungsi jaringan ketika terkena sinar-X, efek deterministik muncul ketika melewati batas ambang dosis, terjadi setelah pemeriksaan dalam waktu singkat dan tingkat keparahannya tergantung pada besarnya dosis radiasi yang didapatkan, contohnya kulit memerah, mual, muntah, diare hingga rambut rontok. Sedangkan efek stokastik terjadi akibat perubahan sifat sel karena terpapar radiasi, efek stokastik muncul bertahun- tahun setelah pemeriksaan contoh efek stokastik adalah kanker. Namun dengan adanya proteksi radiasi yang bertujuan untuk membatasi efek stokastik dan mencegah efek deterministik membuat ruang lingkup radiologi menjadi aman terutama bagi radiografer yang setiap hari bertemu dengan radiasi. Implementasi proteksi radiasi dapat dipraktikan tidak hanya pada pasien tetapi pada pekerja atau personil dan lingkungan sekitar seperti masyarakat umum.
- Proteksi radiasi pada pasien
- Proteksi radiasi pada pasien memiliki 1 prinsip utama, prinsip tersebut sebagai fondasi untuk mendirikan dunia radiologi yang aman dan terkendali, yaitu :
- Optimisasi
Memberikan dosis radiasi serendah mungkin tetapi tetap menghasilkan citra yang optimal dan akurat sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Untuk mengoptimalkan prinsip ALARA diperlukan adanya  Diagnostic Reference Level (DRL) agar pemberian dosis dapat menyesuaikan kebutuhan pemeriksaan.
Â
- Proteksi radiasi pada petugas radiasi
Petugas radiasi setiap harinya dihadapkan dengan radiasi sehingga rentan terpapar radiasi yang tidak diperlukan oleh karena itu dibutuhkan proteksi radiasi, antara lain:
Penggunaan APD yang berlapis timbal