Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapan Guru-guru di Indonesia dapat Keringanan Administrasi?

16 Mei 2024   18:35 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:41 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini pertama kalinya saya beranikan diri untuk menuliskan uneg-uneg saya sebagai seorang guru. Please jangan hujat saya dulu karena saya bukan expert. Tolong hentikan dulu komentar-komentar, kalau nggak seneng, ya, jangan jadi guru.


Menjadi guru adalah satu dari sekian cita-cita saya yang paling mantap. Kenapa? Saya melihat profesi guru adalah profesi paling berdedikasi, paling hebat dan paling terhormat. Hal tersebut masih tetap sama sampai sekarang. Dedikasinya jalan, hebatnya terlihat dan dihormati banyak orang (setidaknya murid atau kalau nggak orang tua). Masalahnya, pencitraannya demikian, apresiasinya nyaris tak terlihat. Agak kontradiksi tapi faktanya begitu.


Dedikasi, kehebatan, dan citra terhormat guru itu ketutupan sama beban administrasi yang luar sangat banyak. Loh, dimana-mana administrasi itu pasti ada, kan? Memang betul, maka dari itu saya tulis 'diringankan' karena saya paham bahwa tidak mungkin bisa dihilangkan. Tapi bukankah guru itu berorientasi pada murid bukan administrasi? Kenapa guru harus dituntut administrasi bahkan harus ditentukan tetek bengeknya. 

Kalau pemerintah percaya sama guru-gurunya, kayaknya Capaian Pembelajaran yang digaungkan untuk menggantikan KI KD rasanya sudah cukup, deh. Biarkan para guru berkreasi sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Saya yakin, kalau guru benar-benar berpihak pada murid, ia pasti memikirkan segala cara untuk membangun relasi interpersonalnya dengan murid, modifikasi model dan metode pembelajaran, dan sebagainya. Kalau guru didikte harus menerapkan ini dan itu sampai dikasih template atau ditagih buktinya. Percayalah, guru-guru sulit berkembang malah jadi terbeban.


Kalau pemerintah mau ideal, memang administrasi dan praktik pengajaran berjalan bersama-sama, tetapi realita di lapangan jauh panggang dari api. Bayangkan dari jam 7 pagi sampai jam 3 petang, guru harus berhadapan dengan murid yang beragam (perilaku, emosi, pengetahuan, dan banyak hal) ditambah dengan personal care (kalau gurunya mau peduli) dengan murid, persiapan asesmen dan umpan balik, dan yang tidak boleh ketinggalan adalah tugas tambahan. Sejauh yang saya rasakan guru banyak job desk tambahannya. Guru jadi admin sosmed, guru jadi tukang servis, proktor, teknisi dapodik, dan masih banyak lagi sesuai konteks sekolah. Hebat? Ya, hebat.



Satu lagi, ada sesuatu yang mengganjal ketika tim asesor datang setiap sekali lima tahun menagih ini dan itu. Datang sekali setahun dan langsung menilai benar atau tidak, mana bisa? Mereka adalah orang-orang hebat di dunia pendidikan harusnya paham bahwa di kelas saja kita harus mendiagnosa kebutuhan belajar murid dan tingkat pemahaman murid sebelum melakukan asesmen. 

Butuh waktu yang panjang untuk itu semua. Tiba-tiba tim asessor datang meminta kelengkapan administrasi, centang, uji pemahaman guru yang sifatnya sebatas administrasi. Mereka tidak menanyakan bagaimana lingkungan sekolah, tantangannya, penawaran bantuan dan sebagainya. Jadi untuk apa penilaian ini?


Yah, pada akhirnya, saya mau katakan, masalah pendidikan kita memang kompleks, tetapi ayo kita benahi dari hal yang sifatnya substansi dan esensial. Kita arsitek jiwa bukan admin. Kita membentuk karakter bukan mempertebal tumpukan kertas. Guru bebas belajar dan bekerja dengan caranya sendiri. Biarkan guru benar-benar merdeka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun