Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | She Is Gone

3 Juli 2019   12:03 Diperbarui: 3 Juli 2019   12:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Bang Pael

"Benar kamu suka sama aku?"

"mmm ya boleh dibilang begitu."

"tapi aku gak mau ngabisin waktuku dengan orang yang sekedar 'suka' lambat laun rasa suka itu pasti bakal hilang?"

"Justru itu! Beri aku kesempatan untuk tidak sekedar suka"
"maksudmu?"

***

Sedikitpun tidak pernah terbersit dipikiranku, akan memiliki rasa ini pada dia. bahkan selama ini kami bisa berkumpul, ngobrol dan bercanda tapi rasanya biasa saja. Tetapi akhir-akhir ini aku merasa berbeda. Senyumannya begitu indah berpadu dengan lesung pipinya yang mungil. Bahkan tak jarang bibirku menyambut senyumnya dengan sok manis seakan tak mau kalah untuk menunjukkan senyum yang tak kalah manis pula.

Cinta? Bagiku cinta itu adalah omong kosong para remaja yang berlagak sok dewasa. Lihat! Dia hanya mau pamer saja. Ia pikir ketika ia menggandeng tangan seorang wanita, ia akan terlihat keren? Alangkah bodohnya wanita itu mau berjalan denga pria seperti dia. Lihat! Mengikat sepatunya saja ia belum lulus. Dasar, Pria ini sok tampan sekali, ia tak pantas bersama perempuan itu.

Dasar lelaki labil.

Aku bergumam sendiri. Mengapa aku banyak menghakimi orang-orang itu? Mengapa aku sibuk mengurusi kisah mereka? Hidup mereka bagai buku catatannya terserah ia mau tulis apa dalam bukunya. Aku juga memilikinya dan aku telah memenuhinya dengan tulisan tentang hidup orang lain. Ternyata akulah yang bodoh. Aku lupa bahwa aku lupa menulis kisahku pada bukuku yang jelas-jelas ini adalah kepunyaanku.

Hati manusia memang penuh misteri bahkan orang yang memiliki hati itu saja tidak bisa menebak ketika hatinya telah berbicara. Bagai air yang kelihatan bening tetapi ketika ditilik ke dalam, semuanya buram, samar-samar. Ini yang tak bisa kumengerti. Hampir dua tahun aku mengenalnya tetapi mengapa baru sekarang hati ini membicarakannya? Meneriakkan namanya hingga jantung berdetak kencang ketika ingin menyapanya. Mata mendadak malu ketika ingin menatapnya. Untuk memanggil namanya saja seakan ada kejanggalan. Berusaha mengatur nada agar terdengar indah penuh kelembutan. Oh tidak. Kini hatiku sepertinya sedang dikuasai cinta. Oh cinta. Ternyata kau mengubah segalanya. Aku yang dulu berani, sekarang bertekuk lutut, berusaha tetap manis dihadapannya. Kasmaran.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun