Mohon tunggu...
Ranti AmaliaPutri
Ranti AmaliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muslimah Berdaya

Hamba Allah - Tetaplah Menyala Walau Terangmu Tak Seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik terhadap Kaum Feminisme mengenai Reinterpretasi Ayat-ayat yang Dinilai Bias Gender

6 Desember 2021   19:19 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:41 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Laki-laki dalam interpretasi mereka adalah sebuah sifat-sifat yang bisa dimiliki dalam diri laki-laki maupun perempuan itu sendiri , diantara lain poin menjadi kepala keluarga sesuai interpretasi yang mereka yakini yaitu : 1. Yang lebih banyak hartanya, 2. 

Yang lebih tinggi kedudukan/pangkatnya dalam tatanan masyarakat, 3. Yang lebih tinggi kedudukan pendidikanya, jika ada sebuah rumah tangga seorang istri mempunyai 3 sifat atau poin diatas serta lebih dominan dari pada suaminya,maka dia berhak menjadi seorang kepala keluarga , karena menurut mereka kesetaraan juga keadilan gender itu harus diwujudkan mulai dari tingkat terkecil yang bernama keluarga. Dan tentu ini adalah tafsir yang keliru yang seharusnya tidak kita aamiini.

Ketika mereka melihat islam secara utuh juga menyeluruh, mendalam juga objektif maka akan ditemukan kesimpulan bahwa islam sudah lebih awal dan lebih ekstra memuliakan kaum perempuan jauh sebelum gerakan-gerakan feminisme lahir. Bahkan nilai yang ada pada islam tidak hanya saja menajdikan kaum perempuan diangkat martabatnya tetapi mengangkat martabat manusia itu sendiri. 

Islam mengangkat manusia dari zulumat gelap menuju cahaya , dari mental perbudakan menjadi mental merdeka, dan dari penindasan-penindasan yang ada kaum yang merdeka. Islam membuka gerbang keilmuan, kemajuan, keluhuran budi juga ilmu pengetahuan sampai pada kemenangan dan kemerdekaan yang hakiki, yang tentu didalamnya akan mengangkat derajat perempuan itu sendiri.

Dalam kaitannya dalam kehidupan manusia pun , Allah Sang Pencipta manusia telah menyampaikan dalam firmanNya "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Ar- Ruum : 21). 

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.." (an-Nisa : 1) Allah menghendaki penciptaan manusia dengan jenis laki-laki maupun perempuan bukan tanpa maksud dan tujuan melainkan supaya keduanya saling cenderung dan saling menentramkan, sehingga terciptanya kelangsungan hidup yang harmonis, Bukan untuk saling menyaingi hingga menjadi sentimen gender bahkan terjadi dikotomi dan diskriminasi. 

Akan tetapi seperti apa yang kita ketahui bahwa dinamika hidup manusia selalu ada,perubahan selalu ada, akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah perubahan itu berjalan menuju arah yang buruk ataukah arah yang lebih baik? Akal manusia selalu membuat sejarah baru,proses kontruksi, dekontruksi, hingga rekontruksi. 

Kita dapat menyaksikan bagaimana pola-pola relasi dan pembagian peran dan tanggung jawab dua jenis kelamin yang berbeda ini,yang telah mapan dalam sebuah masyarakat pada suatu masa menjadi sesuatu yang layak diperdebatkan pada masyarakat lain juga pada masa yang lain , yang jelas reinterpretasi ayat-ayat Allah mengenai gender ini tidak bisa sembarang kita tafsirkan sesuai hawa nafsu kita, akan tetapi kita bisa telaah dengan kehati-hatian juga dengan akal dan hati yang bersih, sehingga wahyu yang telah sampai pada kita bertransformasi menjadi sebuah ilmu yang siddiq. Wallahu'alam bhisowwab

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun