Keberadaan umat muslim di negeri Sakura mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat setempat, meskipun Islam hanya minoritas di Jepang.
Melalui Konstitusi Jepang pasal 20, negara menjamin dan memberi kebebasan penuh bagi penduduknya untuk memeluk agama dan kepercayaan tanpa paksaan atau bahkan ketika memilih untuk tidak memeluk agama apapun. Oleh karena itu pemerintah bersikap netral terhadap semua kepercayaan, tidak ada agama atau aliran kepercayaan yang diistimewakan.
Toleransi beragama di Jepang sangat terasa walaupun Jepang bukan negara religius. Masyarakatnya menghormati privasi dan kepercayaan masing-masing. Kehidupan umat muslim di Jepang dapat dikatakan cukup kondusif dan terbuka.Â
Kehadiran masjid-masjid di Jepang selain sebagai pusat ibadah, dakwah dan tempat berkumpulnya komunitas Muslim, juga menjadi simbol harmonisasi budaya dan agama.
Masjid-masjid ini juga mengadakan buka bersama, salat tarawih, dan juga berbagai kegiatan islami selama bulan Ramadan. Simak kisah menarik beberapa masjid di Negeri Matahari Terbit yang pernah saya kunjungi berikut ini.
1. Masjid Kobe
Masjid Kobe dibangun pada tahun 1935 di kota pelabuhan Kobe yang menjadi masjid pertama dan tertua di Jepang.
Masjid Kobe menjadi saksi sejarah perjalanan Islam di Jepang, dimana masjid ini tetap berdiri kokoh di antara puing-puing kehancuran setelah Perang Dunia II dan gempa besar Hanshin pada tahun 1995.
Arsitekturnya bergaya Mughal, di rancang oleh Jan Josef Svarg seorang arsitek dari Republik Czech.