Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Ini Kompetisi, Jangan Manja!

4 Mei 2024   10:43 Diperbarui: 4 Mei 2024   10:49 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah hidup harus berkompetisi. Foto: pexels.com/Pixabay

Tapi mungkin ada orang yang bodo amat tentang keliling dunia travelling ke sana ke mari dan bukan menganggap itu sebagai kesuksesan. Ada beberapa orang yang bisa menjalani hidup apa adanya bisa setiap hari makan, menyekolahkan anak sampai lulus bisa dikatakan sukses.

Ketika seseorang memiliki definisi kesuksesan yang berbeda, tujuan hidup yang berbeda, prinsip atau filosofi hidup yang berbeda seperti penganut filosofi stoikisme dan nihilisme. Maka hidup itu tidak bisa dibilang sebagai kompetisi, karena bisa jadi tidak apple-to-apple. Kita tidak bisa berkompetisi dengan orang yang memiliki prioritas yang berbeda.

Kapan Harus Berkompetisi

Kebanyakan orang menganggap bahwa aset itu adalah uang atau harta namun definisinya bisa sangat luas. Bisa berarti memiliki skill atau keahlian di bidang tertentu, punya banyak prestasi, kemampuan public speaking yang bagus, leadership yang mumpuni, hingga memiliki wajah ganteng dan cantik, jaringan koneksi serta orang dalam. 

Untuk bertahan hidup dan ingin menjalani hidup dengan lebih baik kita harus menghadapi kompetisi untuk mendapatkan aset antara lain dengan bekerja.

Dan di dunia ini ada ribuan orang yang sama-sama butuh pekerjaan dengan level aset yang berbeda-beda. Ironisnya setiap orang tidak terlahir sama. Ada yang terlahir harus berjuang keras demi mendapatkan aset. 


Ada yang lahir langsung memiliki hak istimewa atau privilege seperti jaringan koneksi yang kuat, warisan bisnis keluarga, uang miliaran dan berbagai fasilitas lainnya. Dan kadang kita harus bersaing mengalahkan orang yang sudah punya privilege yang mungkin menurut kita tidak adil.

Disinilah akan berlaku sistem meritokrasi, siapa yang paling jago, siapa yang paling terampil, siapa yang punya paling banyak aset dialah yang paling pantas buat mendapatkan sesuatu. Dan untuk meraihnya mau tidak mau kita harus berkompetisi.

*****

Kadang kita merasa lelah dengan kompetisi dalam hidup ini. Sudah melakukan berbagai macam cara tapi selalu gagal. Namun yang terpenting adalah menerima kegagalan dan kesulitan tersebut karena hidup pasti ada pasang surutnya. 

Ada fase sulit yang memang harus dihadapi. Tetap melangkah ke depan karena suatu perubahan butuh proses yang membuat hidup berkembang menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun