Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Budi Pekerti, Dampak Cancel Culture yang Merusak Reputasi

31 Oktober 2023   09:41 Diperbarui: 19 Desember 2023   17:43 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Budi Pekerti karya sutradara Wregas Bhanuteja akan tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) 2023 awal bulan September 2023 mendatang. (Dok. Rekata Studio dan Kaninga Pictures)

Budi Pekerti, film kedua garapan Wregas Bhanuteja setelah sebelumnya sukses dengan film "Penyalin Cahaya" yang meraih 12 Piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2021.

Wregas Bhanuteja memang piawai mengusung film dengan tema isu sosial yang sederhana yang digarap dengan kreatif dan berani. 

Terinspirasi dari maraknya kasus viral perundungan di media sosial, film Budi Pekerti related dengan kondisi bermedia sosial kita saat ini. Bagaimana netizen menghakimi, melakukan perundungan tanpa tahu kebenarannya.

Video Viral yang Mengubah Hidup Seluruh Keluarga.

Setting film mengambil latar kota Yogyakarta saat pandemi. Bu Prani (Sha Ine Febriyanti) adalah guru BK yang dikenal lewat cara mengajarnya yang unik dan berbeda, dan sedang giat melakukan kampanye agar bisa terpilih menjadi wakil kepala sekolah.

Suami Bu Prani, Didit (Dwi Sasono), menderita bipolar setelah usahanya bangkrut akibat pandemi. Seluruh anggota keluarga akhirnya harus mencari uang tambahan untuk biaya pengobatan dan konseling ke psikiater. 

Kedua anaknya yaitu Tita (Prilly Latuconsina) membantu keluarganya dengan menjual baju bekas lewat online shop, dan Muklas (Angga Yunanda) menjadi influencer dengan melakukan endorsment produk.

Suatu hari Bu Prani menegur seorang pembeli yang menyerobot antrian saat mengantri membeli kue putu yang kemudian berujung konflik. 

Pertengkaran tersebut terekam oleh seseorang lalu diunggah ke media sosial. Permasalahan muncul ketika video tersebut viral dan menyebar dengan narasi yang salah, seolah-olah Bu Prani memarahi penjual kue putu dan mengumpat dengan kata-kata kasar yang dinilai tidak mencerminkan citra seorang guru BK.

Keadaan semakin runyam ketika para konten kreator dan oknum tak bertanggung jawab membuat meme, parodi serta video reaksi yang semuanya berisi komentar negatif dan hujatan kepada Bu Prani dan keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun