Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 120)

26 Mei 2023   14:28 Diperbarui: 26 Mei 2023   14:51 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Lama, tak ada dialog apapun antara John dan Maharani. Suasana begitu sunyi, hampir hampa udara. Akhirnya suara si kakak lelaki Rev. James memecah kesunyian. Sedikit bergetar dan lirih, namun tak ragu mengucapkan semuanya seolah sudah siap sejak lama untuk dikatakan, "Tak apa-apa, Nona. Semua sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Adil. Ia yang memberi, ia yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" Tak ayal, setetes air mata turun perlahan di pipinya.

"Aku turut berduka, Tuan John. Ini tentu sangat berat bagi Anda dan kita semua. Semoga keluarga Tuan Russell dan juga Anda diberikan ketabahan. Apakah Anda ingin datang ke kompleks kami untuk mengetahui segala sesuatu lebih lanjut, sekaligus berlindung di sana? Kurasa Lady Rosemary Delucas takkan menolak kehadiran Anda beserta keluarga-keluarga pengungsi yang tersisa. Kita bisa hidup bersama-sama dan berjuang mempertahankan diri. Kehidupan di bumi ini harus tetap berlangsung."

John perlahan-lahan melepaskan genggaman tangan Rani yang sedari tadi berusaha memberikan empati. "Tak perlu, Nona, terima kasih banyak atas penawaran yang sangat baik dari Anda. Kami mendoakan saja dari sini, dari rumah Tuhan. Sebaiknya Nona segera kembali, keadaan kota sekarang sangat berbahaya. Kami tak mau menjadi beban tambahan, memilih untuk bertahan di sini entah sampai kapan. Rumah Tuhan ini memang minus sumber daya, akan tetapi masih jauh lebih aman daripada mencoba untuk keluar dari sini bertaruh nyawa. Jumlah kami banyak, mungkin seratusan. Ada anak-anak dan juga lansia. Mereka takkan bisa mencapai kompleks tanpa kendaraan layak dan jaminan perlindungan keamanan."

Rani memikirkan sesuatu yang dapat ia lakukan untuk membantu John dan semua orang yang mungkin masih ada bersamanya, berapapun jumlahnya. "Ini beberapa kotak amunisi berisi lusinan peluru dan juga pistolku, bawalah. Aku masih memiliki senjata tangan dan beberapa vial antivirus yang masih dalam taraf uji coba."

John dengan heran menerima semua amunisi dan pistol yang Rani sebutkan. "Tetapi Nona membutuhkannya! Anda ingin segera pulang, bukan? Dalam perjalanan mungkin saja Anda akan berjumpa dengan mayat-mayat hidup itu."

"Jangan khawatir, aku bisa mengatasi mereka tanpa senjata api. Aku mohon diri dulu, Tuan John."

"Baiklah. Kami sangat berterima kasih untuk semua amunisi dan senjata ini. Mungkin kedengarannya aneh, tetapi setiap butir peluru saat ini sangat berarti."

Rani tak mampu berlama-lama di sana. Sadar jika Leon mungkin sudah menunggunya cukup lama di pom bensin, diputuskannya untuk segera menuju lokasi itu. Tanpa satupun senjata api, ia hanya bermodal sebatang pentungan panjang seperti yang sering digunakan sekuriti maupun polisi. Beberapa vial antivirus tersegel rapat tersedia di sakunya, siap untuk digunakan kapan saja.

"Selamat tinggal, Tuan John... tak ada jaminan kita bisa berjumpa lagi. Kumohon hanya satu, doakanlah aku..."

"Tentu saja. Pergilah dengan selamat, dan berhati-hatilah. Salam untuk Tuan Orion Brighton."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun