Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 15)

8 Februari 2023   15:58 Diperbarui: 8 Februari 2023   16:15 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumentasi pribadi

Mendengar keterangan itu, Lady Rosemary hanya bisa menggigil, antara bingung dan marah. Spontan, ia teringat pada kejadian tragis beberapa tahun silam. Pandemi infeksi virus pernapasan mematikan yang terjadi di seluruh belahan dunia Ever memang tak berpengaruh banyak di dalam kompleks Delucas. Saat kejadian itu merebak mereka menutup diri rapat-rapat sehingga ia merasa cukup aman. Hanya saja perjalanan ke luar negeri yang sering mereka sekeluarga lakukan jadi tertunda. Setelah pandemi dinyatakan usai, malah suami pertamanya yang jenuh keluar dan ketahuan berselingkuh di Everlondon!

"Huh! Panic buying, ternyata! Berita-berita meresahkan sejak beberapa malam ini membuat warga Chestertown ikut-ikutan mencari masalah dan menimbun pasokan pangan!" kesal wanita cantik itu sambil bergegas menuju ke bus pegawai di seberang jalan. Rombongan 'go downtown' ternyata sudah ada yang kembali, walau hanya beberapa orang. Mereka, beberapa staf pria dan wanita, kelihatan terkejut dengan hadirnya Lady Rosemary yang hampir tidak pernah ingin ikut bersama dalam kegiatan santai mingguan itu!

"Milady Rosemary Delucas! Selamat da..." sapa mereka dengan wajah pucat karena ketakutan melihat ekspresi wanita cantik yang sedang kurang gembira itu.

"Sudah, tak usah tanyakan mengapa aku ada di tempat ini, yang jelas bukan karena aku berminat ikut jalan-jalan bersama kalian!" hardik majikan wanita mereka sambil meraup sejumlah besar uang tunai dari dalam tas tangannya.

Dengan heran para staf kediaman Delucas itu menerima semua kertas berharga yang dijejalkan Lady Rose itu, disertai dengan titah, "Sekarang kalian jelajahi Chestertown dan beli semua kebutuhan logistik, bahan pangan bulanan dan tahunan yang diperlukan, semua yang tak dapat kita produksi sendiri di kompleks! Bumbu dapur, perlengkapan kebersihan, peralatan kerja tambahan, ah... pokoknya apa saja yang kalian rasa perlu untuk memenuhi gudang! Aku tak peduli berapa lama kalian antre, sampai larut malam juga tak apa-apa jika perlu! Jangan berani kembali ke kediaman Delucas sampai kalian semua berhasil memperoleh semuanya! Jika kurang, telepon aku, aku akan transfer berapapun jumlahnya ke dalam salah satu rekening mobile banking kalian!"

"Ba-ba-baiklah, Ma'am! Kami segera laksanakan!" gagap semua staf itu, lalu segera bubar, menghilang satu-satu dalam kerumunan para calon pembeli di toko-toko.

Siang itu kota perbukitan kecil Chestertown mendadak ramai, hampir semua toko yang biasanya sepi tetiba diserbu ratusan calon pembeli. Lady Rosemary hanya bisa mengumpat, dengan cuek dinaikinya sedan merah mewahnya. "Ah, masa bodoh! Aku hanya ingin mencari Orion dan Maharani yang kuyakini tadi ada di sini juga! Sebal, aku tak sempat mengejar mereka gegara masalah panic buying heboh menyebalkan ini!" rutuknya sambil memutar kunci.

Dinyalakannya mesin dan segera kembali ke jalan raya dengan susah payah melewati kerumunan manusia yang mulai mengular. Sesekali ditekannya klakson sambil mengumpat, "Minggir, kalian semua! Saat ini ada yang jauh lebih penting daripada semua yang kalian ingin simpan di gudang! Awas saja kalian jika berani melakukan hal-hal yang di luar batas!"

***

Orion dan Maharani telah berlalu cukup jauh dari Chestertown. Pemuda itu mengemudikan sedan hitamnya tak sesantai tadi, sedikit lebih cepat. Sesekali lewat kaca spion tengah dipastikannya tak ada sedan merah Lady Rose mengikuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun