Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Akhir Tahun 2020: "Bury the Hatchet"

30 Desember 2020   09:10 Diperbarui: 30 Desember 2020   09:31 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari amadinvalid.blogspot.com

"Kuburkan Kapak (Senjata)-mu." - sebuah idiom bule yang ingin penulis bagikan.

Walau tahun 2020 ini tak bisa dibilang tahun favorit kita semua, gegara pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak, memutarbalikkan ekonomi, dan menyeleksi kita dengan survival of the fittest-nya, mari kita renungkan sejenak hal-hal baik, hikmah, dan mutiara kata yang penulis dapatkan dari semua pengalaman baik di dunia maya maupun nyata.

Teman sekolah, kuliah, jalan-jalan... tahun ini hampir tak bisa kita temui dan kunjungi. Semua dititahkan, diwanti-wanti agar stay at home, work from home, dan semua pun berubah. Tak ada lagi yang namanya nonton di bioskop sama mantan pacar (baca: suami), jalan-jalan main di amusement center naik bom-bom car atau tembak-tembakan bareng bocah-bocah kami, wisata kuliner kecil-kecilan dan sebagainya.

Berteman pun hanya bisa dilakukan di WA group atau dunia maya, dengan komunitas game online kreatif virtual kami (ZEPETO), dan di rumah saja dengan anak-anak, mengerjakan PJJ yang seakan tak ada habisnya.

Selain harus tetap gawe di kantor, penulis juga mengajar anak-anak sekolah jarak jauh (ternyata susah betul jadi guru, apalagi secara sifat, jujur saja, saya kurang sabar), belajar jadi koki (masak tiap akhir minggu dari ga bisa apa-apa, dari nol, sampai bisa minimal bikin mie yang tidak instan ;) dan sedikit mengulangi belajar musik yang sudah hampir dua dasawarsa terlupakan. Juga tentu saja belajar menulis lagi (setelah resign dari kontribusi sebuah media online tahun 2017). Akhir minggu bukan santai bangun siang nonton drakor seperti buibu lain, malah jadi  'full time housework at home'.

Bersyukur saja.

Lalu di saat senggang, saya bertemu teman-teman yang baik dan juga yang dikira baik, yang sehobi dan senasib di internet, kebanyakan wanita dan masih muda semua (cuma penulis yang sudah berumahtangga tapi masih berjiwa muda, jadi suka nimbrung bareng). Dan tentu saja, akhirnya terkuak sifat mereka-mereka sehari-hari yang walaupun tak pernah ditemui tetapi bisa 'dirasakan'.

Belakangan, sedikit ada problem yang mungkin tak dirasakan sebagai masalah bagi yang bersangkutan, namun cukup besar bagi saya. Sebagai seorang introvert yang tak bisa marah-marah secara terbuka dan luar biasa, saya cuma berdiam diri dan menulis, menulis dan menulis, berharap agar yang bersangkutan sedikit saja membacanya dan bisa paling tidak sadar. Bukan permintaan maafnya yang saya minta, bukan menuntut apa-apa, saya hanya berharap dia memiliki inisiatif untuk secara terbuka mencari solusi atas apa yang terjadi.

Sampai saat ini, jawaban itu belum saya dapatkan. Namun saya ingin untuk memberi diri sendiri satu hadiah,

Belajar untuk Ikhlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun