Mohon tunggu...
Randi Dian Saputra
Randi Dian Saputra Mohon Tunggu... Master Student at the University of Technology of Sydney

Seseorang yang sedang berusaha mengubah stres menjadi energi positif.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Percayalah, Kita Semua akan Mati Dua Kali

9 September 2021   20:35 Diperbarui: 19 Juni 2025   11:31 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Gunung Sumbing dengan Background Gunung Sindoro

Sepanjang sejarah umat manusia, konon sudah ratusan miliar orang pernah hidup di bumi ini. Tapi hanya segelintir yang kita ingat namanya. Mengapa?

Mungkin inilah makna lain dari keabadian—bukan soal hidup selamanya secara jasmani, tapi hidup selama mungkin di benak dan hati orang lain.

Tentu, bagi sebagian orang yang memegang prinsip YOLO (You Only Live Once), hal ini mungkin terdengar tak penting. Hidup, ya hidup saja. Mati, ya sudah selesai. “Jadi makanan cacing,” kata Bang Naga Bonar.

Tapi bagi yang ingin hidupnya punya arti, punya jejak, dan tetap memberi dampak meski raganya tak lagi ada—maka ini layak direnungkan.

Meninggalkan Jejak yang Tersisa

Kita tidak perlu menjadi pahlawan nasional atau pendiri media sosial untuk dikenang. Cukup dengan menjadi orang tua yang penuh cinta, guru yang tulus, teman yang hadir, atau tetangga yang peduli—itu sudah berarti.

Tinggalkan nilai, bukan sekadar nama. Tinggalkan kesan, bukan hanya jejak digital.

Dan kalau ingin cara paling sederhana tapi cukup ampuh untuk menunda kematian kedua, maka menulislah.

Dengan menulis, kita meninggalkan sesuatu yang bisa tetap hidup bahkan saat kita sudah tiada. Lihatlah Art of War karya Sun Tzu, Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka—penulisnya sudah lama tiada, tapi pikirannya terus hidup, menyala di tangan siapa pun yang membacanya.

Menulis bukan hanya soal menjadi terkenal. Tapi soal menyimpan nilai dan pemikiran yang bisa diwariskan. Ia membuat kita hadir, meski jasad tak lagi ada.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun