Mohon tunggu...
Ranaya Rafa Tiaridza
Ranaya Rafa Tiaridza Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya sangat tertarik dalam kesenian serta kebudayaan, karena di dalamnya terdapat filosofi tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menyusuri Jejak Budaya Museum Wayang Kota Tua Jakarta di Tengah Modernisasi

6 Mei 2025   23:19 Diperbarui: 6 Mei 2025   23:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi ini di ambil langsung ke tempat museum wayang kulit kota tua Jakarta. 2 Mei 2025

Di tengahnya Modernisasi, terdapat sebuah bangunan yang menjadi salah satu tempat kawasan wisata dalam bentuk bangunan yang fungsinya untuk mendidik anak bangsa. Bangunan ini merupakan kawasan kota tua Jakarta yang di bangun dan di khususkan untuk memberikan sebuah informasi serta pendidikan untuk anak bangsa berupa sejarah, kebudayaan, artefak dalam bentuk seni di Indonesia. Salah satunya artefak dalam kesenian berupa wayang, wayang yang di simpan oleh museum kota tua Jakarta terdapat banyak sekali dari berbagai macam jenis bentuknya serta cerita-cerita yang terkandung di dalam karakter wayang tersebut. Tidak hanya menyampaikan sebuah informasi tentang cerita di dalam wayang, namun museum wayang di kota tua Jakarta ini menjadi sebuah refleksi mengenai tradisi serta budaya dalam kesenian yang kita miliki yang hampir terlupakan pada era digitalisasi.

Memasuki museum, pengunjung akan di sambut oleh beberapa ragam jenis wayang dari berbagai daerah berserta cerita dan nama setiap wayang yang di miliki oleh museum kota tua Jakarta. Salah satunya wayang kulit yang asalnya dari Surakarta, wayang ini di namakan Yudistira dan Arjuna. Wayang kulit ini sudah tidak asing lagi di dengarkan di telinga masyarakat.

Wayang kulit yang bernama Yudistira dan Arjuna ini di ciptakan oleh para bangsawan yang ada di Jawa. Seperti dengan KGPA Mangkunegara I, Adipati Anom II, Sri Susuhunan paku buwana IV, KGPA Anom III, Mangkunegara VI, kemudian setelah wayang ini berkembang dan menyebar keluar keraton, maka pembuatan wayang meluas hingga ke seluruh daerah Surakarta, seperti solo, Delanggu, Wonogiri, Klaten, Sragen hingga lainnya masing-masing daerah memiliki ciri khas sendiri. 

Berikut, hal tersebut merupakan cerita tercipta wayang kulit Yudistira dan Arjuna yang Asalnya dari solo. Masih banyak wayang kulit yang memiliki cerita keunikan, sejarah yang menjadi daya tarik dalam wayang kulit itu sendiri.

Dokumentasi ini di ambil langsung di tempat museum wayang kulit di kota tua Jakarta. 2 Mei 2025
Dokumentasi ini di ambil langsung di tempat museum wayang kulit di kota tua Jakarta. 2 Mei 2025

Selain adanya wayang kulit dari solo yang di namakan Yudistira dan Arjuna, terdapat pula wayang kulit yang di namakan wayang kulit revolusi atau wayang kulit perjuangan. Wayang ini di ciptakan langsung oleh maestro dalang dari Mangkunegara pada tahun 1950-an. Terciptanya wayang kulit tersebut di maksudkan untuk mengingatkan perjuangan pahlawan untuk mengorbankan dirinya demi kemerdekaan Indonesia. Wayang kulit ini di gunakan untuk menceritakan proses kemerdekan dengan melawan penjajah, karakter pada wayang tersebut terdiri dari beberapa pahlawan yang ikut serta dalam proses kemerdekan Indonesia. Seperti dengan ir. Soekarno, Moh Hatta, pangeran Diponegoro, dan beberapa masyarakat yang keikutsertaan dalam proses membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa itu.

Dari informasi tersebut, museum wayang yang ada di kota tua Jakarta bukan hanya merupakan sebagai penyimpanan artefak dalam bentuk seni, tetapi menjadi pusat atau tempat edukasi budaya kepada generasi pada masa kini dan selanjutnya agar identitas kebudayaan di diri bangsa Indonesia tidak hilang karena adanya moderenisasi pada globalisasi. 

Dokumentasi ini di ambil langsung ke tempat museum wayang kulit kota tua Jakarta. 2 Mei 2025
Dokumentasi ini di ambil langsung ke tempat museum wayang kulit kota tua Jakarta. 2 Mei 2025

Museum wayang yang terdapat pada kota tua Jakarta tidak hanya sebagai tempat penyimpanan artefak dalam kesenian tentang wayang kulit untuk menjadi pusat edukasi, tetapi juga memberikan pertunjukan wayang kulit, workshop, atau pameran tematik yang di gelar untuk di tujukan memberikan informasi dan berserta edukasi kepada generasi muda yang ada pada modernisasi di era globalisasi. Pertunjukan kesenian ini di tujukan juga agar generasi muda tidak melupakan sebuah kesenian, sejarah dan cerita yang ada pada wayang kulit yang telah menjadi identitas dalam kesenian di Indonesia. 

Kesimpulan dari semua informasi ini, bahwa kebudayaan dalam kesenian dapat mampu beradaptasi di era modernisasi pada globalisasi dengan memberikan sebuah pendidikan serta memberikan informasi berupa wayang merupakan salah satu kesenian yang menjadi identitas kebudayaan Indonesia yang harus di jaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun