Mohon tunggu...
Rana MahrinaAlhadar
Rana MahrinaAlhadar Mohon Tunggu... Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Medusa dan Poseidon

19 Juni 2023   22:25 Diperbarui: 19 Juni 2023   22:41 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medusa adalah salah satu makhluk terkenal dalam mitologi Yunani. Dalam mitologi, Medusa adalah seorang Gorgon, yang merupakan satu dari tiga saudara 

Poseidon, sebagai dewa laut, memiliki kewenangan dan wewenangnya sendiri dalam hal perairan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lautan. Dalam konteks cerita ini, hubungan antara Poseidon dan Medusa adalah peristiwa yang terjadi di luar wilayah kuasa langsung Athena. Oleh karena itu, Athena memilih untuk menghukum Medusa sendiri dan tidak mengarahkan hukuman langsung kepada Poseidon. 

Meskipun Poseidon tidak menerima hukuman langsung dalam kisah Medusa, dalam mitologi Yunani secara keseluruhan, dia juga terlibat dalam berbagai peristiwa dan memiliki konsekuensi atas tindakannya. Mitologi Yunani penuh dengan kisah-kisah dewa-dewi yang menerima hukuman atau konsekuensi atas perbuatan mereka, tetapi dalam konteks kisah Medusa, peran utama dalam hukuman jatuh pada Medusa sendiri yang melanggar kesucian kuil Athena.

Setelah diubah menjadi monster Gorgon oleh Athena, Medusa mengalami perubahan fisik yang drastis. Berikut adalah gambaran detail tentang bagaimana Medusa bereaksi setelah transformasi:

1. Rambut Ular: Rambut Medusa berubah menjadi ular yang bergerak hidup. Setiap helai rambutnya menjadi ular berbisa yang melingkar dan melilit di sekitar kepalanya. Ular-ular ini bergerak dengan cepat dan siap untuk menyerang siapa pun yang berani mendekat.

2. Mata Mematikan: Mata Medusa juga mengalami perubahan yang signifikan. Sebagai Gorgon, matanya memiliki kekuatan magis untuk membatu siapa pun yang memandangnya. Pandangan langsung ke arah mata Medusa akan mengubah orang tersebut menjadi batu. Kejadian ini menjadi ciri khas yang terkait erat dengan identitas Medusa sebagai Gorgon.

3. Ekspresi Teror: Wajah Medusa yang dulu cantik dan mempesona berubah menjadi ekspresi yang menakutkan. Wajahnya terdistorsi dengan mulut terbuka lebar dan taring yang tajam, memperlihatkan keganasan dan ancaman yang ada pada dirinya. Ekspresi wajahnya menunjukkan kemarahan dan kegilaan.

4. Penyendiri: Setelah transformasi, Medusa diasingkan ke sebuah pulau terpencil. Dia terpaksa hidup dalam isolasi dan kesepian, jauh dari kontak dengan manusia dan makhluk lainnya. Di pulau tersebut, Medusa merasa terasing dan terbuang karena penampilan dan kekuatannya yang menakutkan.
5. Ketakutan dan Kesedihan: Meskipun terlihat menakutkan, Medusa juga merasakan kesedihan dan kesepian sebagai akibat dari transformasinya. Dia menyadari bahwa dia tidak lagi bisa hidup sebagai manusia biasa dan tidak ada yang akan menerima dirinya apa adanya. 

Medusa mengalami kesedihan mendalam karena menjadi monster yang ditakuti oleh banyak orang.
Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik Medusa, tetapi juga mengubah seluruh kehidupannya. Dia menjadi simbol teror dan bahaya yang harus dihindari oleh siapa pun yang berani mendekatinya. Dalam keadaan tersebut, Medusa menghabiskan sisa hidupnya sebagai monster Gorgon yang terisolasi, memancarkan ketakutan dan merasa terbuang dari dunia manusia.

Dalam kisah mitologi Yunani, Perseus tidak membunuh Medusa dengan melihat bayangan daripada memandang langsung ke arahnya. Sebaliknya, dia menggunakan bantuan dari perisai cermin yang diberikan oleh Athena untuk melihat Medusa tanpa terpapar langsung oleh matanya yang mematikan. Berikut adalah penjelasan bagaimana Perseus berhasil membunuh Medusa:
1. Perlengkapan Khusus: Para dewa memberikan perlengkapan khusus kepada Perseus untuk membantu dalam misinya. Athena memberinya perisai yang berkilauan seperti cermin, sedangkan Hermes memberinya pedang yang tajam dan fleksibel. Perisai Athena memiliki permukaan yang sangat mengkilap dan bisa berfungsi sebagai cermin.
2. Petunjuk dari Dewa: Sebelum bertarung dengan Medusa, Perseus mendapatkan petunjuk dari dewa-dewa mengenai strategi yang harus dia gunakan. Mereka memberitahunya untuk tidak memandang langsung ke arah Medusa, karena pandangan langsung akan mengubahnya menjadi batu. Sebaliknya, mereka memberitahu Perseus untuk menggunakan perisai Athena dan melihat bayangan Medusa di dalamnya.
3. Penyergapan: Perseus mendekati Medusa dengan hati-hati dan menggunakan perisai cermin untuk memantulkan bayangan Medusa, sehingga dia bisa melihat Medusa tanpa memandang langsung ke arahnya. Dengan berpegangan pada pedang Hermes, Perseus menunggu kesempatan yang tepat untuk melancarkan serangan.
4. Serangan Tiba-tiba: Ketika Perseus melihat bayangan Medusa di perisai cermin, dia melompat ke depan dan dengan cepat memenggal kepala Medusa menggunakan pedang Hermes. Medusa langsung terbunuh, dan darahnya yang mengalir keluar dari lehernya menghasilkan dua makhluk mitologi lainnya, yaitu Pegasus (kuda terbang) dan Khrysaor (pahlawan berkepala emas).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kisah Medusa dan Poseidon menggambarkan konsekuensi dari pelanggaran terhadap kesucian tempat suci dan transformasi yang dialami oleh Medusa sebagai akibatnya. Kisah ini juga menyoroti peran para dewa-dewi dalam menghukum pelanggaran dan mengarahkan perjalanan pahlawan untuk menyelesaikan tugas yang sulit.
 
DAFTAR PUSTAKA
Apollodorus. 1998. The Library of Greek Mythology. Oxford University Press.
Graves, Robert. 1992. Greek Mythology. Penguin Books.
Hamilton, Edith. 2013. Mythology: Timeless Tales of Gods and Heroes. Back Bay Books.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun