Mohon tunggu...
Ramy D Humam
Ramy D Humam Mohon Tunggu... -

Arsitek yang kebanyakan nonton TV Series

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bola Salju Api dan Rocky Gerung Effect

11 Oktober 2018   23:33 Diperbarui: 11 Oktober 2018   23:41 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtsey of Youtube TVOne

Melihat perbincangan keduanya seperti melihat orang dewasa yang gregetan menghadapi bocah yang pinter ngeles dan akhirnya si orang dewasa geram sendiri tapi tidak bisa ngapa-ngapain, mau ngegaplok juga gabisa, soalnya anak kecil.

Dahnil Simanjuntak, tim kampanye capres Prabowo, juga tahu betul memposisikan diri dalam debat tersebut dengan memanfaatkan komunikasi Budiman yang tebal emosi serta penuh metafora. Diberi kesempatan berbicara setelah Budiman, Dahnil menyentilnya dengan bilang "padahal saya lagi dengerin puisi Pak Budiman," mengindikasikan bahwa Dahnil sadar, gaya pembawaan Budiman yang penuh diksi tingkat tinggi dan cenderung puitis itu merupakan celah yang bisa dieksploitasi sepanjang berdebatan.

Ia kemudian dengan tenang dan lugas menceritakan kronologi bagaimana kubu Prabowo bisa ditipu oleh Ratna Sarumpaet. Pembawaan Dahnil yang tenang dan lugas pada saat itu seakan menegaskan, di meja itu, ialah orang yang lebih level-headed, berbeda dengan orang di seberangnya yang berbicara dengan menggebu-gebu penuh kegeraman.

Jangan salah, secara substansi, sebenarnya Fahri dan Dahnil tidak lebih unggul dibanding Budiman atau bahkan Saor. Banyak hal yang disebutkan Fahri memang sekedar pepesan kosong ala politisi, seperti ketika ia meminta penyidikan dihentikan dan difokuskan hanya pada Ratna Sarumpaet hanya karena Ratna menyampaikan melalui surat bahwa hanya dia yang bertanggungjawab. 

Tentu saja sistem peradilan tidak bekerja seperti itu, hanya karena tersangka bilang dialah satu-satunya yang bertanggungjawab, bukan berarti ucapan itu bisa dianggap sebagai kebenaran mutlak begitu saja oleh penyidik sehingga penyidikan bisa langsung dihentikan. Penyidik tetap memiliki hak penuh untuk memanggil siapa saja yang dianggap bisa memberikan keterangan, poin yang juga ditekankan oleh Saor. Tudingan bahwa Fahri inkonsisten dari Budiman juga bukan tanpa alasan.

Fahri yang kemarin menyuarakan bahwa ini bukan masalah politik melainkan masalah pribadi dan tidak perlu dibesar-besarkan, justru adalah orang yang sudah ancang-ancang untuk menarasikan kasus penganiniayaan tersebut sebagai masalah politik. Fahri yang meminta polisi mengusut dengan sigap penganiayaan terhadap Ratna juga menjadi orang yang malah mempertanyakan ketika polisi berhasil mengungkap hoaks dengan sangat cepat.

Namun malam itu, silat lidah Fahri dan Dahnil nampaknya lebih jago dan licin dibandingkan Budiman dan Saor.

Rocky Gerung Effect

Semenjak Rocky Gerung sering diberi panggung, gaya bicaranya yang penuh satir, metafora, dan diksi-diksi tingkat tinggi yang ambigu, semakin dikenal khalayak. Ia pun akhirnya dikenal sebagai sosok filsuf jenius yang bahkan sering dipanggil "Professor" walau secara akademis sebenarnya belum memperoleh gelar itu.

Saya sendiri tidak terlalu menganggap serius pendapat-pendapat Rocky Gerung, sama seperti saya tidak menganggap serius pendapat Jonru, Denny Siregar, atau Abu Janda karena mereka adalah orang-orang yang dengan bangga menampakkan bias-nya.

Namun dalam kasus Rocky Gerung, saya bisa mengerti kenapa banyak orang memuja dan mengelu-elukannya. Ia adalah figur yang dianggap jenius, maka orang berbondong-bondong mengekor mengaminkan apa saja yang ia ucapkan agar terlihat pintar. Ia juga orang yang mengkoinkan terma "IQ 200 sekolam" dan "dungu" untuk menyerang kubu petahana alias (((CEBONG))).

Ikut menggunakan istilah yang diciptakannya seperti "IQ 200 sekolam" dan "dungu" untuk berdebat pun bisa membuat orang merasa seperti jenius juga. Lihatlah saja mention twitternya, banyak sekali para pemujanya yang mengerubungi tweet-tweet satirnya sambil mengaminkan dan berusaha mengikuti menggunakan gaya bicara puitis yang oh-so-genius. Inilah Rocky Gerung Effect.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun