Kalau kita mau jujur, program ini mulia. Anak-anak memang butuh asupan bergizi. Otak butuh protein, badan butuh energi, hati butuh sayur. Tapi niat baik harus ditemani tata kelola. Niat tanpa sistem itu kayak murid rajin yang bawa buku tebal tapi isinya kosong. Solusinya apa?
Pertama, standar bahan baku. Pemerintah harus memastikan sayur, daging, dan lauk datang dari pemasok yang jelas, bersertifikat, dan rutin diperiksa. Kedua, dapur dan tenaga masak harus dilatih soal higienitas. Jangan sampai tenaga masak tahu cara bikin rendang enak, tapi tidak tahu cara cuci tangan pakai sabun yang benar. Ketiga, sistem distribusi harus profesional. Kalau perlu, makanan dikemas dengan teknologi yang menjaga suhu makanan.
Dan yang paling penting: pengawasan independen. Tidak cukup guru atau kepala sekolah yang mengawasi. Harus ada tim khusus yang rutin mengecek kualitas. Kalau ditemukan pelanggaran, jangan cuma ditegur, tapi diberi sanksi jelas.Anak-anak butuh makan yang benar-benar sehat, Kalau pemerintah bisa menjamin itu, barulah kita tepuk tangan sambil berkata: “Akhirnya gratis beneran gratis—bukan gratis di depan, bayar di belakang lewat biaya obat.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI