"Indonesia adalah negara dengan biota alam terbesar ke dua didunia setelah Brazil, potensi yang begitu besar membuat PT Deltomed berkomitmen untuk mengembangkan pengobatan herbal yang bahan-bahanya berasal dari kekayaan alam negri sendiri. Karena dengan semakin maju dan tingginya kepercayaan masyarakat akan pengobatan herbal, maka akan mendorong peningkatan taraf ekonomi para petani tanaman herbal dan mengurangi ketergantungan akan obat2 kimia yang hampir 90% bahanya diimpor dari manca negara."
Kata-kata diatas merupakan bagian terpenting dari isi pidato sambutan dari Bapak Drs Nyoto Wardoyo, Apt selaku Presiden Direktur mewakili Bpk Mulyo Raharjo selaku CEO Deltomed Laboratories yang berhalangan hadir, dalam acara Kompasianer Nangkring Bareng Kuldon Sariawan. Bertempat di The Cone, FX lifestylecenter lantai 7
Tempat yang begitu cozzy, membuat saya tak bisa menahan diri untuk langsung berfoto ria begitu tiba dilokasi.
Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya bisa menghadiri acara ini. Karena undangan merupakan Kompasianer terpilih yang ikut berpartisipasi dalam lomba blogger kuldon sariawan untuk memperebutkan hadiah berupa wisata gratis ke solo dan mengunjungi pabrik PT Deltomed diWonogiri.
Karena itulah, walaupun harus berangkat dari sukabumi jam 4 subuh, saya tetap semangat untuk menghadiri acara ini. Selain sebagai ungkapan rasa terimakasih atas apresiasi panitia penyelenggara terhadap tulisan saya. Keinginan untuk bisa bertatap muka langsung dengan para kompasianer juga menjadi motivasi saya menghadiri acara ini.
Ternyata kedatangan saya jauh-jauh dari Sukabumi tidak sia-sia. PT Deltomed tidak hanya sekedar memfasilitasi kopdar para kompasianer, tapi juga memberikan pengetahuan dan wawasan yang sangat bermanfaat mengenai pengobatan herbal dan penyakit sariawan.
Selain Bpk.Drs Nyoto Wardoyo, Apt. Acara nangkring bareng Kuldon Sariawan ini juga menghadirkan pembicara DR.drg.Dewi Priandini Sp.PM yang mengupas tuntas perihal penyakit sariawan dan dr Abrijanto SB , selaku Business Development yang memberikan ceramah umum tentang pengobatan herbal dalam mengatasi sariawan.
Lewat ceramah dr Abri janto saya jadi mendapat pengetahuan penting mengenai penggunaan dan pengolahan tanaman herbal. Meskipun obat herbal sangat aman untuk digunakan karena tidak memiliki efek samping seperti halnya obat kimia, namun pengolahan atau cara mengkonsumsi yang salah juga memberikan resiko yang tinggi. Sebagai contoh Akar Alang yang dapat digunakan sebagai antipireptik , diuretik dan antihypertensi . Sebelum digunakan harus dicuci bersih dan dikeringkan. Karena tanah yang masih menempel pada akar mengandung mikroorganisme yang dapat menyebabkan bibit penyakit. Pengeringan juga sangat diperlukan agar mencegah timbulnya jamur pada tanaman ini bila tidak langsung dikonsumsi.
Untungnya, kuldon obat herbal untuk mengatasi sariawan diproses dengan quality assurance yang handal, sesuai farmakope herbal indonesia. Proses produksinyapun menggunakan sistem close procesing, yaitu sejak penyimpanan bahan baku (storage), ekstraksi hingga packaging, menggunakan mesin berjalan tanpa terkontaminasi okeh setuhan tangan. Ditambah lagi, kuldon sariawan juga telah memiliki sertifikadi halal, ISO 9001-2008 , dan Sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang baik (CPOTB ). Dengan begitu, kita tak perlu khawatir lagi akan mutu dan khasiat Kuldon sariawan.
Tak hanya sampai disitu, panitia juga mengadakan game kelompok yang membuat suasana sabtu pagi itu terasa begitu fun dan meriah. Terutama saat game menyusun puzzel yang bagian-bagian puzzelnya tersebar dikelompok lain, memaksa para kompasianer untuk berlari kesana kemari mencari bagian puzzle yang diperlukan. Walaupun kelompok saya tidak menang dalam game tersebut, saya tetap happy n enjoy karena suasana dan interaksi diantara para kompasianer menjadi terasa begitu akrab dan hangat.
Yang tak kalah menarik, panitia juga menyediakan dorprize 4 buah gadget keren bagi peserta nangkring yang beruntung dan 1 golden tiket wisata ke solo diberikan langsung pada peserta yang berhasil memenangkan lomba ngetweet ke @sehatcarahetbal.
