Mohon tunggu...
Ramayanti Sitanggang
Ramayanti Sitanggang Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Bekerja Olagraga Menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Membangun Relasi dengan Orang Melankolis

15 Maret 2025   14:20 Diperbarui: 15 Maret 2025   14:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

   Orang melankolis lebih sulit untuk dihadapi. Kepribadian mereka yang sedikit kaku dan obsesinya terhadap kesempurnaan membuatnya terkesan tidak membutuhkan teman atau tidak mau repot-repot membangun keakraban dengan orang lain.

    Jika orang koleris ingin mendominasi dan berpikiran maju ke depan, berpikir global, dan memiliki hasrat tinggi, sedangkan orang sanguin yang ceria dan enak diajak ngobrol, maka orang melankolis suntuk terhadap detail, terkadang berwajah batu dan membosankan, dan terkesan seperti orang yang tidak senang dengan keberadaan dirinya sendiri. Kecenderungan untuk tidak ceria ini sudah ada dalam DNA-nya, seolah-olah ada sesuatu yang belum beres, dan perlu dibereskan selagi bisa.

      Selain itu, orang melankolis juga cenderung pendiam, kurang tertarik pada obrolan dan kurang suka keramaian. Jika mereka berbicara, maka itu hanya dilakukan dengan sedikit orang; satu atau dua orang saja. Dihadapan orang banyak, biasanya mereka hanya bicara sedikit.

      Di balik sikap "masamnya" itu, orang ini sangat tekun, teliti, dan peduli terhadap detail. Jika memiliki wewenang tinggi, orang ini akan dengan mudah memerintahkan bawahannya untuk melakukan hal-hal kecil agar terlihat sempurna, seperti membersihkan debu yang menempel di meja, mengatur letak barang-barang dengan seksama, serta tidak akan membiarkan orang lain melakukan kesalahan sekecil apapun terhadap fokusnya. Orang ini sangat rasional. Oleh karena itu, ia sangat penuntut.

       Mereka juga mudah tersinggung dan mampu memendam luapan emosi, sehingga kita tidak tahu bila telah menyinggung perasaan mereka. Ketika orang melankolis memeriksa sesuatu, tidak akan ada yang bjsa terlewat. Jika ia menjadi dosen, maka mahasiswa akan menyebutnya killer.

       Dengan sikap seperti itu, tentu membangun relasi dengan mereka merupakan tantangan tersendiri. Ada banyak hambatan, seperti karakternya yang teliti dan sangat rasional, memperhatikan detail secara berlebihan, tampak tidak memiliki imajinasi, dan mudah tersinggung. Dengan gambaran dan kecenderungan seperti itu, berikut langkah-langkah yang perlu kita lakukan agar sukses membangun relasi dengan mereka.

 a. Jangan pernah menyinggung perasaannya. Orang melankolis kurang memiliki rasa humor. Daripada mengadakan humor berlebihan yang dapat menyinggung perasaannya, lebih baik bersikaplah wajar kaku.

Mereka akan betah berada dalam kondisi kaku, bahkan membosankan, daripada suasana penuh canda tawa dan humor yang dapat menyinggung perasaan mereka. Jadi, hal pertama yang mesti dilakukan ketika mencoba membangun relasi dengan orang melankolis adalah mendekati mereka dengan wajah biasa, serius, dan menunjukkan muka uang hampir mirip dengannya.

b. Mereka juga selektif memilih sahabt. Dengan sikap telitinya, orang melankolis sangat selektif dalam bersahabat. Ia tidak akan bisa menerima sahabat yang terkesan serampangan dan tidak teratur. Karena sikap telitinya pula, ia tidak akan salah memilih teman. Ia tahu orang yang teratur, disiplin, bersikap serius dalam hidup, dan mana yang tidak. Jadi, tidak heran jika temannya sedikit.

Dengan kecenderungan semacam itu, membangun relasi dengan mereka sama artinya harus meniru kecenderungan karakter mereka, yaitu teratur dan disiplin. Jika berjanji dengannya, maka usahakan datang tepat waktu. Jika berbicara dengannya, maka usahakan serius. Jika tidak, maka Anda akan dicap sebagai orang yang tidak disiplin dan tidak serius.

c. Tidak suka keramaian. Ketika mengajak mereka bertemu, jangan terlalu melibatkan banyak orang. Cukuplah satu dua orang saja yang berbicara kepada orang melankolis. Semakin banyak orang yang ikut dalam pertemuan itu, semakin membuat orang ini tidak nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun