Begitu matahari mulai muncul perlahan ke atas, cahaya keemasan terpancar ke jendela rumahku. Udara terasa sejuk, membawa aroma basah tanah dan dedaunan yang segar. Terlihat dari ujung mataku sosok ayah menghampiriku saat bergelut mengencangkan tali sepatu bergegas berangkat kerja. Namun segera ku tunda, saat ayahku berbicara "Ram, Rama harus sukses, jangan pernah merasa tantangan, rintangan dan hambatan yang Rama lalui itu terasa berat, jalanin aja". ucap Ayahku sangat serius. Kaget banget tidak biasanya Ayahku berkata seperti ini secara mendadak. Kalimat itu keluar secara spontan bahkan aku sendiri tidak tau apa maksud dari balik pembicaraan ayahku.Â
Tanpa pikir panjang aku langsung menimpali tentang segala hal yang aku rasakan saat ini, mulai dari persoalan keinginan kuliah S2, yang masih bingung dari mana pembiayaannya, jangan kan kuliah S2, S1 pun belum rampung soal pembayaran. Lalu, keinginan untuk membeli motor agar mudah untuk melakukan aktivitas dan persoalan-persoalan lainnya.
Lalu, ayahku menceritakan pengalamannya menyelenggarakan kegiatan pengajian yang begitu suksesnya dengan pembiayaan anggaran yang sangat besar, secara logika Ayahku menyadari bahwa dengan kehidupan kita yang terbilang cukup dari mana anggaran tersebut untuk bisa mensukseskan kegiatan itu. Namun, atas dasar tekad, keinginan yang kuat dan percaya pada diri sendiri bahwa harapan kita akan terwujud, maka Allah pun akan memberikan jalannya.
"nah begitupun Rama dalam menjalankan kehidupan Rama, jangan sampe Rama belum juga melakukan pergerakan tapi rama udah menyerah terlebih dahulu," Kata Ayahku. Suasana mendadak hening, tak ada lagi canda dan tawa. Yang terdengar hanya suara denyut jantung, nafas dan detak jam dinding yang terdengar pelan diantara jeda.
"iya sih mbap bener (aku manggil nya mbap yang berasal dari kata Bapak), terkadang hal yang terasa sangat sulit itu hanya di pikiran saja, tapi ketika sudah dijalankan maka akan terasa lebih mudah," aku sudah menjawab namun kayanya masih banyak yang belum terucap. Ayahku menatap lama, seolah mencari makna dibalik kata-kata.
diruang tamu yang sinar lampunya redup, ayah duduk bersandar dikursi. suaranya parau tapi tegas. "Rama harus sekolah terus, S2 dan S3, Rama Harus menjadi orang sukses" kata-kata Ayah menusuk dalam. Matanya teduh, seolah menyimpan harapan yang tak sempat diucapkan.Â
"siap Mbap,doain ya Mbap,aku ijin berangkat kerja," aku langkahkan kaki ku mendekat menuju nya, kuraih tangannya pelan-pelan, aku hirup dan aku cium sambil berlalu aku bilang "Assalammualaikum".Â
Obrolan singkat namun sangat bermakna, seakan-akan memberikan kekuatan super rasa semangat yang tinggi untuk mencapai cita-cita dan kesuksesan. Langkahku pelan meninggalkan rumah, namun nasihatnya masih bergema didalam pikiranku.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI