Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apakah Perlu Mengikuti Pendapat Orang Lain?

18 Januari 2022   19:01 Diperbarui: 25 Januari 2022   19:36 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendengar pendapat teman.(PEXELS/GARY BARNES)

Disadari atau tidak gengs, pendapat, opini, dan pandangan orang lain sangat berpengaruh terhadap pertimbangan kita dalam mengambil segala keputusan yang akan kita lakukan.

Misalnya ketika kita menaruh perasaan terhadap seorang perempuan yang sudah lama kita idam-idamkan, dan namanya pun selalu dipinjam disepertiga malam. Namun semangat perjuangan kita sirna tatkala kita mendengar teman kita berkata, "Ngapain sih deketin orang itu, dia kan cuek, udah tinggalin aja."

"Kamu itu ganteng, masih banyak yang mau sama kamu, kenapa harus dia."

"Dia itu kaya, good looking, ga cocok deh sama kamu."

Atau ketika kita dihadapkan pada dua pilihan memilih jurusan kampus, antara Jurusan komunikasi dengan jurusan ekonomi, dan kita lebih lebih berminat pada jurusan komunikasi, namun lagi-lagi teman kita mengatakan, "Idiiiiih... komunikasi, tanpa kita masuk komunikasi, kita dari kecil pun udah bisa ngobrol."

"Udah masuk ekonomi aja, karir kedepannya jelas."

"Halaah...kerja aja, temen aku aja yang lagi kuliah, pengen kerja."

Pendapat-pendapat orang lain memang tidak sepenuhnya salah juga tidak sepenuhnya benar, namun hal yang menjadi pusat perhatian dinsini adalah banyak sekali mimpi-mimpi yang sangat luar biasa, dipatahkan oleh pendapat orang-orang yang belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya di masa yang akan datang.

Filosofi Teras mengatakan dengan tegas bahwa pendapat orang lain tidak akan berpengaruh terhadap keputusan kita, perilaku kita, tindakan kita dan karakter kita, apabila kita memfokuskan pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti tujuan kita, keinginan, impian, pendapat, persepsi kita.

Sehubungan dengan hal tersebut, Marcus Aurelius seorang filsuf sekaligus pemimpin politik dan pemimpin peperangan yang mempopulerkan filsafat stoa di zaman Romawi hingga sekarang berkata, "Saya selalu kagum, kita yang selalu lebih mencintai diri sendiri dari pada orang lain, justru lebih peduli pada pendapat orang lain dari pada pendapat diri sendiri."

Filosofi Teras tidak mengajarkan kepada kita untuk menutup mata dan telinga terkait respon-respon yang datang dari luar diri kita, dengan memperhatikan, mempedulikan, dan memfokuskan pada pendapat orang lain yang justru mengorbankan kebahagiaan diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun