Mohon tunggu...
Ramadhani Adjar Mustaqim
Ramadhani Adjar Mustaqim Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa Universitas Siber Asia

I like playing games and watching movies

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Konflik Ojol dan Customer

12 Juli 2022   22:40 Diperbarui: 12 Juli 2022   22:48 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ojek online atau biasa disingkat Ojol merupakan sebuah pekerjaan yang tercipta dalam masa modern sekarang. Pada awalnya dimulai oleh perusahaan Gojek, kemudian disusul oleh Grab, Maxim, bahkan Shopee dengan fitur Shopeefood mereka. Ojol yang sebelumnya itu hanya berupa ojek biasa, namun ketika dilengkapi dengan internet, maka semuanya langsung berubah. 

Ojek yang biasanya hanya kita temui di pinggiran jalan dan jumlahnya yang tidak terlalu banyak, sekarang berkat dengan adanya internet dan aplikasi oleh gojek, maka jumlah ojek sekarang sudah sangat banyak dan dapat kita temui dimana saja. 

Ojek yang dulunya cuman mengantar penumpang saja, sekarang dengan Ojol maka mereka tidak hanya mengantarkan penumpang saja, namun dapat juga berupa makanan, pesana, dan barang-barang lainnya di kehidupan sehari-hari dapat kita titipkan lewat ojol dan mereka akan mengantarkan pesanan kita ke lokasi tujuan. 

Ojol memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat zaman sekarang yang dimana semuanya terkoneksi melalui internet, maka dengan adanya Ojol ini masyarakat dapat dengan mudah dan menikmati kemudahan untuk bepergian kemana saja cukup dengan memesan Ojol. 

Sama halnya dengan makanan, ketika kita sedang di rumah dan tidak ada makanan, kita dapat memesan Ojol untuk mengantarkan makanan yang sesuai kita inginkan dengan memilih ratusan menu yang tersedia di aplikasi Ojol ini.

Kita mungkin mengandalkan Ojol untuk kehidupan kita sehari-hari, namun bagi Ojol sebenarnya juga mengandalkan kita sebagai customer mereka untuk dapat bekerja sama dengan mereka, dengan misalnya memberikan rating yang bagus atau bintang 5 ketika kita sudah selesai menggunakan layanan mereka. Karena dari rating ini, maka mereka akan mendapatkan bonus dari aplikasinya dan tentunya akan sangat membantu mereka.

Ketika customer merasa puas dengan layanan Ojol, memang sudah seharusnya memberikan rating yang bagus karena itu tentunya akan membantu driver Ojol nya. 

Namun tetap ada saja kadang ketika layanan yang diberikan Ojol sudah bagus, namun tetap saja customernya memberikan rating rendah karena merasa pelayanan yang diberikan kurang meskipun driver Ojolnya sudah memberikan pelayanan terbagusnya. Hal ini terjadi biasanya karena customernya yang terbiasa dalam kehidupannya yang selalu dilayani oleh orang lain dengan sangat baik. 

Misalnya ketika Customer memesan makanan, lalu ketika si driver Ojol ingin mengantarkan ke rumahnya dan ternyata driver Ojolnya tersesat dan tidak dapat mencari alamatnya, maka si customer akan merasa marah karena biasanya ketika dia memesan ojol dengan driver ojol yang lain, driver ojol tersebut dapat menemukan rumahnya dengan mudah. 

Sehingga ketika hal ini terjadi, maka si customer akan merasa kesal karena harus menuntun dan memberitahu ke driver ojol nya untuk lokasi rumahnya yang secara jelas. 

Lalu ketika sudah selesai, maka si customer akan memberikan rating yang buruk atau bintang 1 ke driver ojol karena cuman hal sepele saja. Hal ini tentu merugikan pihak Ojol karena apabila mereka mendapat rating buruk, tidak hanya mereka tidak mendapatkan bonus, namun juga mendapat teguran dari perusahaan Ojol nya dan bisa saja diberhentikan menjadi driver Ojol.

Konflik yang terjadi antara customer dan driver Ojol ini sebenarnya tergantung dari masing-masing pihak dan seberapa besar mereka dapat mentoleransi kesalahan dari pihak lain. Hal ini kembali ke pribadi masing-masing orang. Ada orang yang dapat mentoleransi kesalahan orang lain dan ada juga orang yang tidak dapat mentoleransi sama sekali kesalahan orang lain. Seharusnya kita sebagai manusia dapat saling memahami satu sama lain agar dapat terhindar dari konflik ini.

 Dari pihak customer seharusnya dapat memahami dan mengerti kepada driver Ojolnya karena mereka sebenarnya cuman ingin melakukan yang diperintahkan oleh aplikasi tersebut dan terkadang mereka kurang memahami atau kurang memperhatikan petunjuk di aplikasi tersebut, karena sebenarnya dalam aplikasi tersebut sudah jelas terlihat apa saja yang perlu dilakukan oleh driver Ojol dan kemana tempat mengantar pesanan tersebut. 

Hal ini juga bisa disebabkan karena driver Ojol yang gaptek maka mereka akan kesulitan memahami aplikasi tersebut. Maka sebagai customer sudah sepatutnya bersikap toleransi dan memahami driver Ojol. Dan juga dari pihak driver Ojol, mereka juga sebenarnya dapat bertanya ke customer apabila mereka kurang paham tentang apa yang customer pesan, seperti detail pesanannya seperti apa, detail lokasi pengantarannya, dan lain sebagainya.

Hal ini juga tentunya tidak dapat diatur sedemikian rupa sehingga driver Ojol selalu dapat rating yang tinggi. Seharusnya menurut saya untuk pemberian rating oleh customer itu jangan pernah memberi rating paling rendah, 

sehingga apabila misalnya pelayanan Ojolnya tidak sesuai ekspektasi kita, maka setidaknya rating yang kita berikan yaitu rating menengah dan tidak rating paling rendah, lalu dapat kita berikan komentar ke pelayanannya apa saja yang dapat ditingkatkan lagi sehingga Ojol dapat melihat review dari customernya dan dapat meningkatkan pelayanannya kedepan lagi. Jadi tidak perlu customer memberikan rating rendah karena hanya dapat menimbulkan konflik saja. 

Karena ada kejadian pada suatu malam customer memesan makanan lalu setelahnya memberikan rating 1 karena hanya dia marah sesaat saja, sehingga dikemudian hari, kumpulan driver Ojol berkumpul dirumahnya customer tadi dan menuntut hal tersebut yang dilakukan terhadap rekan sesama Ojolnya tersebut. Akhirnya customernya tadi pun meminta maaf karena dia telah merendahkan driver Ojolnya tersebut.

Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada diri kita. Menurut pendapat saya, kita sebagai manusia jangan pernah merendahkan orang lain meskipun orang lain tersebut dibawah kita karena sebagai sesama manusia kedudukan kita semua sama. Tidak ada bedanya antara seorang manajer di perusahaan dan driver ojol karena mereka sama-sama manusia dan manusia memiliki perasaan yang harus dijaga.

Menurut saya, konflik ini sebenarnya dapat dengan mudah dihindari baik dari pihak customer maupuk pihak driver Ojol. Kita cukup tidak perlu menuntut dan berharap apa-apa dari pihak lain. Masing-masing pihak harus saling bekerjasama satu sama lain agar tujuan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi. 

Sebagai customer kita tidak perlu berharap tinggi-tinggi terhadap pelayanan Ojol, karena biaya pelayannya juga yang cukup terjangkau maka memang tidak sepatutnya kita mengharapkan pelayanan seperti hotel bintang 5. Tentunya hal ini kembali lagi ke customer apakah mereka dapat memahami situasi ini dan juga tergantung dari pribadi masing-masing tiap customer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun