Di Desa Bangun Mulya, Kabupaten Penajam Paser Utara, petani berjuang melawan hama seperti kutu daun, tikus, dan ulat buah yang mengancam hasil panen. Di tengah tantangan ini, mahasiswa Universitas Mulawarman melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang diinisiasi kelompok KKN 51 Bangun Mulya, memperkenalkan solusi pestisida nabati berbahan daun gamal, buah bintaro, dan daun kembang sepatu. Bagaimana inisiatif ini mengubah nasib petani desa? Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah terbukti menjadi jembatan penting untuk mentransfer pengetahuan dari kampus ke masyarakat, memajukan pertanian berkelanjutan di pedesaan Indonesia (Grandiosa et al., 2023).
Tantangan yang dihadapi petani di Bangun Mulya bukanlah hal sepele. Hama merusak tanaman, sementara pestisida kimia yang mahal menggerus pendapatan dan merusak lingkungan. KKN 51 Unmul hadir dengan solusi pestisida nabati yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapat. Mahasiswa bekerja bersama petani, mendengarkan kebutuhan mereka dan mengedukasi tentang praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini mencerminkan esensi kampus berdampak, di mana Universitas Mulawarman menghasilkan solusi nyata untuk masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa KKN memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam isu sosial-ekonomi pedesaan, mendorong adopsi inovasi pertanian melalui dialog dan kemitraan (Romadhon et al., 2022). Dengan pendekatan ini, KKN 51 membantu petani mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa.
Peran mahasiswa dalam KKN 51 adalah inti dari keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya membawa ilmu dari bangku kuliah, tetapi juga semangat kolaborasi yang membumi. Melalui penyuluhan dan demonstrasi, mereka mengajarkan petani cara membuat dan menggunakan pestisida nabati untuk mengendalikan hama. Pendekatan yang sabar dan inklusif ini membangun kepercayaan, mengubah keraguan petani menjadi antusiasme untuk mencoba solusi baru. Studi menegaskan bahwa keterlibatan aktif mahasiswa dalam KKN memperkuat transfer pengetahuan tentang pertanian berkelanjutan, mendorong petani untuk mengadopsi praktik inovatif (Mahendra et al., 2023). Inisiatif ini menunjukkan bahwa mahasiswa bukan sekadar pelajar, tetapi juga fasilitator yang memberdayakan komunitas, membuktikan bahwa ilmu akademik menjadi berarti ketika diterapkan untuk kebaikan masyarakat.
Dampak dari KKN 51 di Bangun Mulya terasa nyata. Program ini menanamkan kepercayaan diri pada petani untuk memanfaatkan sumber daya lokal, seperti daun gamal dan buah bintaro, yang tersedia di sekitar mereka. Penelitian mengungkapkan bahwa inisiatif KKN berbasis solusi lokal dapat meningkatkan kemandirian petani dan keberlanjutan pertanian, menciptakan budaya pertanian yang lebih ramah lingkungan (Arifin et al., 2023). Keberhasilan ini tidak hanya terbatas di Bangun Mulya, tetapi juga menjadi model yang dapat direplikasi di desa-desa lain, menunjukkan potensi KKN sebagai katalis perubahan sosial.
KKN 51 Unmul adalah bukti bahwa kolaborasi antara universitas, mahasiswa, dan masyarakat dapat menghasilkan pembangunan desa yang berkelanjutan. Dengan memadukan ilmu akademik dan kebutuhan lapangan, program ini telah mengubah cara petani memandang pertanian, beralih dari ketergantungan pada pestisida kimia menuju solusi alami yang mandiri. Studi menegaskan bahwa KKN dapat menjadi model untuk pembangunan desa berkelanjutan di Indonesia, memanfaatkan komunikasi dan kerjasama antarpihak untuk menciptakan dampak nyata (Raldi et al., 2024). Dari Bangun Mulya, kita melihat bahwa solusi sederhana seperti pestisida nabati dapat membawa perubahan besar ketika didukung oleh semangat mahasiswa dan kepercayaan masyarakat.
Bayangkan Indonesia di mana setiap desa disentuh oleh semangat KKN seperti ini, di mana ilmu kampus menjadi nyala harapan bagi petani, mengubah ladang gersang menjadi lahan subur penuh potensi. KKN 51 Bangun Mulya telah membuktikan bahwa mahasiswa bisa menjadi pelopor perubahan, membawa solusi dari daun dan buah lokal untuk melawan hama sekaligus membangun kemandirian desa. Kolaborasi antara kampus dan masyarakat ini bukan sekadar proyek, melainkan langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan di Indonesia, karena dari desa kecil seperti Bangun Mulya, kita bisa menanam benih perubahan yang mengakar kuat untuk masa depan bangsa.
References :
Arifin, Z., Suparwata, D. O., Rijal, S., & Ramlan, W. (2023). Revitalisasi ekonomi pedesaan melalui pertanian berkelanjutan dan agroekologi. Jurnal Multidisiplin West Science, 2(09), 761-769. https://doi.org/10.58812/jmws.v2i09.627
Grandiosa, R., Rosidah, R., & Putra, P. K. D. N. Y. (2023). Upaya kegiatan kuliah kerja nyata integratif mendorong motivasi petani ikan dalam peningkatan produksi ikan air tawar. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(2), 247-256. https://doi.org/10.33474/jipemas.v6i2.19400
Mahendra, B., Bangkit, J. P., Riyanto, A. B., Barima, H., Ito, Y., & Saputra, L. A. (2023). Penyuluhan sistem informasi agribisnis di desa kedarpan kecamatan kejobong kabupaten purbalingga. Perwira Journal of Community Development, 3(2), 1-5. https://doi.org/10.54199/pjcd.v3i2.202