Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 17 April 2019: Kita Lebaran Lagi (ke-4)

16 April 2019   23:28 Diperbarui: 23 April 2019   19:06 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Persatuan Umat dimulai disini | 212 galery

Lebaran itu unik. Disebut Hari Raya ya memang betul. Namun umat agama lain tak menggunakan kata Lebaran untuk Hari Raya keagamaan mereka. Jadi Lebaran identik dengan Umat Islam.

Mungkin agak tendensius bila disebut hari Lebaran. Namun penulis mengajak mindset kita menggunakan pendekatan lain. Pendekatan itu bila dimaknai dengan tepat, maka tak akan menyinggung kalangan lain yang kurang setuju dengan pendapat penulis.

Sejak gelombang gerakan 411, 212, reuni2 dst.. sebagian Umat Islam dipaksa ke 'kanan' oleh keadaan yang mengkotak2 seperti "radikal, HTI, Khilafah, Intoleran, Anti Pancasila, Anti keBhinekaan, pro Isis, Garis Keras, anti maulid" dsb akibat dirasa tidak sepaham dengan "Teman2 Penguasa" yang kadang dalam pemahaman mereka sering nyeleneh dan melukai rasa keagamaan Umat Islam.

Akibat dipaksa lalu dengan perasaan senasib atas framing tersebut, Ulama2 sebelah 'kanan' yang identik dengan 411, 212, NU garis lurus akhirnya kompak dalam 1 gerbong dan kemudian bersepakat dalam majelis yang bernama Ijtima' Ulama. Ijtima' Ulama yang awalnya test the water di Pilgub DKI, dalam tujuan akhir mengarah pada konsolidasi 'Presiden pilihan Ulama'. Walau tidak boleh juga dianggap mewakili seluruh kelompok Umat Islam, Ijtima' Ulama ini terlanjur diyakini oleh sebagian besar masyarakat sebagai perkumpulan Ulama terbesar dalam perspektif Dunia Politik Islam Indonesia.

Pendukung 01 sebenarnya tak mesti kecewa. Apa pasal? Jokowi yang kaget pada kejadian si Ahok temannya yang tumbang di DKI dan kemudian merasa terancam lanjut 2 periode karena dianggap semakin jauh dari Umat dan Ulama, memutuskan Maruf Amin Ulama sepuh sebagai pendamping di Pilpres. Sang pendukung Kiai pun mengadakan Ijtima' Ulama tandingan dengan nama: Muttafaq Ulama yang pesertanya mayoritas Kiai dari kubu Nusantara'nya Said Aqil Siradz.

Politik Belah Bambu tidak dapat dihindari. Jokowi dan sekelilingnya yang biasanya ber'narasi jangan bawa2 agama dalam politik, akhirnya jadi pihak pertama yang menjual ke"tokoh Agamaan"nya Maruf Amin sebagai penarik simpati umat. Disini penulis miris namun pada akhirnya dapat berbesar hati pada kenyataan bahwa apapun dalam politik dapat terjadi.

Pihak Jokowi yang dapat dukungan dari pengurus struktural PBNU pengusung Islam Nusantara jangan dulu berbangga hati. Massa Prabowo yang juga dari Pesantren yaitu para Kiai dan Santri yang mengakar di Jawa Tengah dan Jawa Barat juga Jawa Timur apalagi Madura itu apakah tidak NU? Ya itulah yang sering disebut Kiai NU Struktural (pengurus PBNU) dan Kultural (Pesantren2 yang mengakar ke lapisan bawah) adalah 2 hal yang kadang tidak seiring dan searah dalam dinamika politik. Buktinya Said Aqil Siradz cs di 2014 berada dipihak Prabowo-Hatta, namun umat NU mayoritas memilih Jokowi-JK.

Bila Prabowo menang dan meraih sebagian besar suara umat Islam yang tersebar di semua kelompok keagamaan, dapatlah kita pastikan Ijtima' Ulama yang menetapkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno benar2 merepresentasikan suara Umat Islam mayoritas. Melihat gejala 1 minggu terakhir dengan merapatnya Ustad Abdul Somad, Ustad Adi Hidayat, Aa Gym yang terang2an mendukung Prabowo-Sandiaga menunjukkan akan mudah ditebak kemana arah dan tujuan Umat yang mengikuti fatwa2 mereka di TPS nantinya.

Duet UAS-UAH di 02 | galery PADI 02
Duet UAS-UAH di 02 | galery PADI 02
Bila doa dan tanda berbilang pada tempo yang seiring maka itulah yang disebut doa yang menjemput takdir. Bila Anies-Sandi di Pilgub DKI Jakarja yang disebut sebagai kemenangan Umat beserta Ulama lalu muncul adagium baru: Lebaran ke-3 kita. Maka besok 17 April 2019 adalah Lebaran ke-4 kita. Hari kemenangan itu disebut2 akan bertemu dan melengkapi suka cita kemenangan pada 2 Lebaran yang selama ini dirayakan: Lebaran Fitri, Lebaran Haji.

Tapi, setelah lebaran jangan lupa pungut lagi elemen anak bangsa yang terpecah ya. Bangsa ini terdiri dari bermacam Suku Agama dan Bangsa. Mari bersatu dalam keberagaman. Mari membangun bangsa dengan Pancasila yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusian yang Adil dan Beradab eratkan Persatuan Indonesia dengan musyawarah kita menuju Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Semua cita2 itu selaras dengan visi misi Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.😁✌

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun