Mohon tunggu...
Ramadaniputri
Ramadaniputri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Harus Gaduh 2019 Ganti Presiden?

26 Oktober 2018   17:16 Diperbarui: 28 Oktober 2018   10:13 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat indonesia kehilangan jati diri yang mana saat ini kisruh karena adanya isu yang menyatakan #2019 ganti presiden menjadi bibit kegaduhan pihak-pihak tertentu ataupun kalangan masyarakat yang juga ikut serta mempermasalahkan berita ini. Padahal, ini masalah bukan masalah yang harus di besar-besarkan siapa saja berhak mengeluarkan pendapat karena Indonesia adalah Negara demokrasi.

Pendapat ini di keluarkan karena banyaknya masalah Indonesia yang berhujung dramastis,sehingga timbulah isu #2019 ganti presiden,sebenarnya bukan masalah yang besar jika suatu bangsa menginginkan bangsanya maju dan sejahtera,maka dari itu majunya suatu bangsa tergantung pada kepala Negara (presiden).

Hastag tersebut bukanlah malapetaka sehingga merugikan rakyat-rakyat yang kontra akan kepemimpinan jokowidodo, wajar-wajar saja rakyat Indonesia haus dengan kepemimpinan yang baru dan jika benar adanya #2019 ganti presiden memang nyata adanya karena kepemimpinan presiden yang lama sudah habis masa jabatannya.

Tetapi yang pro dengan kepemimpinan presiden yang lama jika ia mendengar kata #2019 ganti presiden maka mereka seperti kebakaran jenggot karena takut akan kehilangan jabatan, takut tidak lagi bisa mafia Negara atau koruptor Negara.

Masalah Negara ini sangat pelik apalagi cerita masalah ekonomi, suatu Negara bukan hanya harus memajukan infrastruktur tetapi tumbuh kembangnya ekonomi apalagi sekarang rupiah melemah sehingga daya jual menurun.

Dapat kita ambil sampel pedagang pakaian di tanah abang mengeluhkan daya jual menurun sehingga omset mereka turun drastis, mereka menyayangkan ini sehingga mata pencaharian mereka hamper hilang, padahal saya ingin janji beliau bahwasannya ia akan mensejahterakan semua kalangan "ungkapannya".

Masalah kedua bahwasannya 2019 memanglah harus ganti presiden jadi mengapa harus gaduh sehingga terlihat seperti masalah yang mengerikan atau seperti penyakit mematikan seperti kanker, jadi rakyat Indonesia harus dapat memilah dan memilih pemimpin yang jujur, idealis, leadership, sehingga tidak menjadi penindas bagi rakyatnya.

Maka perlu mata kuliah ideologi untuk perkembangan suatu bangsa, agar Indonesia dapat sejahtera, adil/tentram dan makmur, dapat disimpulkan juga bahwa majunya suatu bangsa tergantung pada kepemimpinan sesorang kepala Negara.

Tidak harus merakyat sehingga membuat rakyat melarat dan tidak harus menjual aqidah agar terlihat megah,jangan merasa pintar tetapi hasilnya nol besar, rakyat Indonesia butuh kejelasan bukan kepalsuan.

Adapun aksi #2019 ganti presiden dihadang oleh pihak kepolisian yang tidak menerbitkan izin dengan dalih berpotensi memicu konflik horizontal. Di alam demokrasi gerakan hastag mestinya di sikapi atau di imbangi dengan serupa bukan malah dengan cara primitive yang di lakukan oleh masa yang mendeklarasikan gerakan jokowidodo 2 priode.

Banyak orang yang memilih presiden sebelumnya gigit jari karena telah di umbar janji sehingga mereka termakan oleh janji manis, dapat kita lihat kembali lagi di "youtobe" video bapak presiden saat berkampanye yaitu janji pertama untuk tidak menaikan harga BBM, yang kedua untuk membuka lapangan pekerjaan, yang ketiga untuk tidak memperkerjakan TKA(tenaga kerja asing). Di Indonesia tetapi nyatanya apa semua tinggal janji semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun