Mohon tunggu...
Rama Baskara Putra Erari
Rama Baskara Putra Erari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua BEM Fakultas Vokasi ITS 2022 dan Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat ARSIP SN 2023

Mahasiswa di Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi ITS. Saya memiliki pengalaman magang di Departement QHSSE PT Terminal Teluk Lamong selama 6 bulan. Saya juga aktif beroganisasi di intra maupun ekstra kampus, di intra kampus saya pernah menjadi Staf Departemen Internal BEM FV ITS 2021, Staf Departement Intern HMDS FV ITS 2021, Ketua Ad Hoc AD/ART FV ITS 2021, dan Ketua BEM FV ITS 2022. Organisasi ekstra kampus saya pernah menjadi staf Bidang P3A HMI Komisariat ARSIP SN 2022 dan saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat ARSIP SN 2023. Saya juga aktif di kegiatan sosial seperti pernah menjadi pengajar di Pengajar Vokasi 2021 dan relawan pengajar di Mahasiswa Surabaya Berbagi 2021. Saya juga sering diundang menjadi panelis dalam debat maupun sebagai pembicara dalam sebuah pelatihan. Kritik dan saran: ramaerari15@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Haruskah Aku Bunuh Diri Atau Minum Secangkir Kopi?

13 Mei 2024   19:24 Diperbarui: 13 Mei 2024   19:40 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siliuet orang Sumber: www.pxfuel.com

"Haruskah aku bunuh diri, atau minum secangkir kopi ?"

Manusia sejak pertama kali dia terlahir ke Bumi dan pada akhirnya meninggalkan dunia pasti akan berkutat dengan masalah. Selama manusia masih bernafas tentu masalah akan hadir menghampiri dirinya bak ombak yang menggulung di tepi pantai. Itulah kira-kira hasil refleksi ku tentang kehidupan manusia yang absurd ini.

Terkadang kita menemukan seseorang yang terkena masalah dan menjalani hidup dengan penuh depresi hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan yang sangat radikal dengan membuat bunuh diri menjadi jalan keluar instan dari setiap masalah yang menimpanya. 

Kalo menurut Albert Camus satu-satunya cara untuk benar-benar memahami arti kehdupan adalah menghadapi kemungkinan kematian. Pertanyaan apakah hidup layak dijalani atau tidak merupakan pusat pemahaman kita tentang bagaimana kita harus menjalani hidup.

Dari segala cerita hidup seseorang tentang dia melukiskan keberaniannya bagi saya salah satu keberanian adalah orang yang memutuskan untuk bunuh diri. Butuh keberanian bagi seseorang di medan pertempuran untuk menghunuskan pedangnya kepada musuh namun butuh berkali-kali lipat keberanian bagi seseorang untuk menghunuskan pedang tersebut pada dirinya sendiri. Keberanian itu hadir pada dasarnya karena seseorang terlalu takut untuk menjalani kehidupannya.

Orang-orang yang memutuskan bunuh diri tentu lebih takut hidup di bandingan kematian. Ketakutan akan beban yang akan menimpanya kedepan membuat seseorang begitu yakin untuk bunuh diri. Namun pada akhirnya butuh lebih banyak keberanian untuk tetap hidup dibandingan untuk bunuh diri.

Dengan segala masalah yang menghadapi kita jangan sampai kita kalah melawan keadaan eksistensi kita yang ada. Terus berjuang bahkan jika itu mustahil untuk kita menangkan selama kita masih terus menolak kalah dan berjuang melawan keadaan eksistensi kita.

Masih banyak hal yang perlu kita syukuri yang menjadi bekal kita untuk melawan kehidupan yang absurd ini. Bahkan jika kita merasakan hidup yang kita jalani bukan berarti hidup kita tidak bisa jadi menyenangkan.

Kehidupan ini memang tidak jelas. Jika ada yang memilih melompat kepada perilaku bunuh diri, sama saja dia telah kalah dalam proses menaklukkan kehidupannya. Banyak hal yang lebih baik dilakukan dari pada mereka bunuh diri. Misalnya dapat menganggap itu sebagai pengalaman buruk mereka dan akan memperbaiki diri agar tidak terjadi hal yang seperti itu lagi.

Teruslah melawan untuk hidup!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun