Mohon tunggu...
rakynurizky
rakynurizky Mohon Tunggu... mahasiswa

futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pergaulan Bebas di Kalangan Mahasiswa

28 Januari 2025   19:40 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:51 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman dan Solusi dalam Menjaga Moralitas di Kampus

Pergaulan bebas di lingkungan kampus menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan karena dampaknya yang luas terhadap moralitas, prestasi akademik, dan kehidupan sosial mahasiswa. Kampus, yang seharusnya menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan intelektualitas dan karakter, sering kali menjadi wadah munculnya perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai moral. Fenomena ini mencakup berbagai bentuk tindakan yang melanggar aturan agama dan budaya, seperti seks bebas, konsumsi alkohol berlebihan, serta penggunaan narkoba yang merajalela.

Salah satu penyebab utama pergaulan bebas di kalangan mahasiswa adalah rasa kebebasan yang berlebihan setelah meninggalkan pengawasan orang tua. Mahasiswa yang merantau untuk menempuh pendidikan sering kali merasa memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja tanpa perlu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Selain itu, kurangnya kontrol dari keluarga membuat sebagian mahasiswa kehilangan panduan dalam menentukan mana yang baik dan buruk. Kebebasan ini sering kali mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam lingkungan sosial yang tidak sehat, di mana pengaruh teman sebaya menjadi faktor signifikan. Tekanan dari kelompok pertemanan sering kali membuat mahasiswa terjebak dalam kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol, hingga mencoba narkoba.

Media sosial turut memainkan peran besar dalam memperburuk fenomena ini. Platform seperti Instagram, TikTok, dan lainnya sering kali menampilkan gaya hidup modern yang permisif dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal. Paparan terhadap konten yang menormalisasi perilaku bebas, seperti berpesta tanpa batas atau hubungan seksual di luar nikah, dapat memengaruhi pola pikir mahasiswa. Selain itu, budaya asing yang semakin merasuki kehidupan anak muda melalui media sosial sering kali dianggap sebagai simbol kemajuan, tanpa disertai pemahaman mendalam mengenai dampak buruknya. Dampak dari pergaulan bebas sangatlah luas dan serius. Dari sisi akademik, mahasiswa yang terjebak dalam pergaulan bebas cenderung kehilangan fokus pada studi mereka. Energi dan waktu yang seharusnya dialokasikan untuk belajar atau mengembangkan kemampuan justru dihabiskan untuk aktivitas yang tidak produktif, seperti berpesta atau bersosialisasi secara berlebihan. Penurunan prestasi akademik ini tidak hanya memengaruhi masa depan mahasiswa itu sendiri tetapi juga menciptakan citra buruk bagi institusi tempat mereka belajar.

Dari sisi sosial, reputasi mahasiswa dapat rusak akibat perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Kejadian seperti kehamilan di luar nikah atau ketergantungan pada narkoba sering kali menimbulkan stigma sosial yang sulit diatasi. Selain itu, dampak kesehatan juga sangat berbahaya, termasuk risiko tertular penyakit menular seksual, gangguan kesehatan akibat konsumsi alkohol, hingga kecanduan narkoba yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada tubuh dan pikiran. Mengatasi masalah ini membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, keluarga, dan mahasiswa itu sendiri. Kampus harus memainkan peran lebih aktif dalam membangun lingkungan yang mendukung moralitas dan karakter mahasiswa. Program pendidikan moral, seperti seminar dan pelatihan tentang etika, nilai-nilai agama, dan pengelolaan diri, dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selain itu, kampus juga dapat menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka secara positif.

Peran keluarga tidak kalah pentingnya dalam pencegahan pergaulan bebas. Meskipun mahasiswa tinggal jauh dari rumah, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak harus tetap terjaga. Orang tua perlu menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional, sehingga anak merasa memiliki tempat untuk berbagi cerita dan keluh kesah. Dengan komunikasi yang terbuka, mahasiswa dapat lebih mudah menghindari tekanan dari lingkungan sosial yang buruk. Selain peran kampus dan keluarga, mahasiswa sendiri perlu memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. Mahasiswa harus mampu memilah lingkungan pertemanan yang positif dan menjauhkan diri dari pengaruh buruk. Kesadaran ini bisa dimulai dengan mengenali potensi risiko dari perilaku bebas dan berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai moral yang telah diajarkan sejak dini. Bergabung dalam komunitas atau organisasi yang mendukung pengembangan diri secara positif juga dapat membantu mahasiswa membentuk karakter yang kuat.

Tidak hanya itu, pendidikan nilai-nilai Pancasila juga dapat menjadi landasan kuat dalam membangun moralitas mahasiswa. Pancasila, sebagai ideologi bangsa, mengajarkan pentingnya menghormati nilai-nilai kemanusiaan, menjalankan norma-norma agama, dan menjunjung tinggi persatuan serta tanggung jawab sosial. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, mahasiswa dapat menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi. Lingkungan kampus sejatinya harus menjadi ruang yang kondusif untuk belajar dan berkembang. Untuk mewujudkannya, semua pihak harus berperan aktif dalam menciptakan atmosfer yang mendukung. Dengan langkah-langkah yang tepat, pergaulan bebas dapat diminimalisir, dan mahasiswa dapat tumbuh menjadi generasi yang berkualitas, bermoral, serta siap memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Generasi Muda. Diakses dari

https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/jawa-barat/penyuluhan-bahaya-penyalahgunaan-narkoba-bagi-generasi-muda-untuk-siswasiswi-sma-putra-bangsa-di-kota-depok-tanggal-19-juli-2018

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun