Film  Agen +62 mengembalikan kekocakkan si Oneng "Rieke Diah Pitaloka" dan juru kocak masa kini Keanu Angelo.Â
Film ini digarap oleh sutradara Dinna Jasanti yang diproduksi oleh Wahana Kreator Nusantara bekerja sama dengan PK Films.Â
Karya kocak ini seperti melegitimasi pandangan banyak netizen julid bahwa jangan berharap intelijen Indonesia seperti James Bond yang tampan, perlente, pakai mobil mewah, playboy kabel bersaudara, macho dan digebukin nggak berdarah.
Netijen julid sering kali mengomentari video viral intelijen Indonesia yang jadi tukang ketoprak, tukang kopi, tukang bakso yang tidak sengaja terlihat nongol Handy Talkie (HT) nya di gerobak dagangan. Parahnya lagi intelijen Indonesia digambarkan buncit dan nggak skincare.
Atau kecurigaan Netijen "kok ada orang gila, dimana sebelumnnya tidak pernah ada orang gila berkeliaran, wah ini mah intel". Tontonan layar lebar ini memberi sentuhan humor khas Indonesia dan aksi yang kocak menggambarkan agen + 62.Â
Cerita ini dimulai dari Badan Intelijen fiktif bernama PUANAS (Pusat Agen Nasional). Agen (intelijen) bernama Dito (diperankan Keanu Angelo), mendapat tugas untuk menyusup ke dalam sindikat atau organisasi judi online yang semakin marak.
Ketika Intel aparatur negara lain tak mampu membrangus Judol, karena kebocoran data sehingga banyak agennya gugur, PUANAS mengambil alih.Â
PUANAS yang akan segera ditutup karena dianggap tidak efektif, melihat sebagai titik harapan dan kesempatan membangkitkan namanya.
Dito berkerjasama dengan agen senior Martha (diperankan Rieke Diah Pitaloka). Si Oneng ini aura farming kocaknya belum hilang tertampak lewat beragam penyamarannya, dari petugas kebersihan hingga pekerja salon.Â