Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 110 x Prestasi Digital Competition (72 writing competition, 28 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hidden Gem di Jakarta Selatan, Tempat ini Bikin Kamu Lupa di Ibu Kota!

27 Juni 2025   22:00 Diperbarui: 29 Juni 2025   15:06 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan berikutnya, Daku diantarkan ke salah-satu pusat kebudayaan Betawi di Setu Babakan. Pertama yang kami jejak Museum Betawi.

Daku melangkah masuk ke bangunan utama museum. Di dalamnya, setiap sudut seolah berbisik dan berbicara. Ada pakaian adat lengkap dengan kebaya encim dan baju sadariah. 

Museum Betawi (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
Museum Betawi (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

Di salah satu ruangan, terpajang Ondel-Ondel dan rebana. Tak jauh dari situ, aku melihat replika meja makan Betawi tempo dulu, lengkap dengan tungku logam & tanah liat serta alat-alat masak tradisional. Rasanya Daku seperti mengintip kehidupan sehari-hari orang Betawi zaman baheula.

Seorang pemandu bercerita tentang asal mula suku Betawi. Etnis ini merupakan campuran dari berbagai budaya dari Sunda, melayu, Arab, Tionghoa, Eropa, hingga Jawa. 

Museum ini bukan sekadar tempat memajang benda - benda lama. Tempat ini adalah ruang hidup, tempat cerita, budaya, dan kenangan Betawi yang diusahakan terus berdenyut. 

Di Museum betawi ini, aku belajar bahwa mengenal budaya sendiri bisa menarik hasrat petualangan ke alam syaraf intelektual ku.

Daku tersadar, keragaman ini adalah kekayaan luar biasa yang membentuk karakter khas Betawi yang ceria, ramah, kocak dan penuh warna.

Lalu, jiwaku dibawa, suasana lain di Perkampungan Betawi di Pulau Ismail Marzuki. Deretan rumah adat bergaya Betawi terpajang anggun di tepian danau Situ Babakan. 

Perkampungan Betawi Setu Babakan (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
Perkampungan Betawi Setu Babakan (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

Angin semilir dengan hujan cahaya yang terik menyapu wajahku, membawa aroma pepohonan dan sedikit wangi aroma danau. Terbayang suara musik gambang kromong samar terdengar dari kejauhan, seperti hendak menyambut siapa pun yang datang dengan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun