Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Pulang, Film "Losmen Bu Broto" Ternyata Menghadirkan Banyak Konflik

21 November 2021   07:19 Diperbarui: 22 November 2021   12:59 2376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Losmen Bu Broto, serial TV era 80an yang kemudian di buat Film nya I Sumber Foto : Paragon Picture

pagi sampai malam ku bernyanyi
hanya untuk mencari perhatianmu
huuu
aku pergi , kembali lagi
mata hati selalu tertuju padamu
kamulah rumahku

pulang

- lirik Pulang soundtrack film Losmen Bu Broto -

Apa arti pulang untuk Anda? Apakah itu merujuk untuk rumah, tempat atau seseorang. Bila kita bertanya kepada penyanyi yang mendendangkan lagu Pulang, tentunya memliki pemikiran sendiri. 

Selain tampil sebagai penyanyi soundtrack film, Maudy Ayunda juga menjadi salah-satu pemeran film Losmen Bu Broto. Dirinya menjadi sosok Sri, anak kedua dari keluarga Broto.

Dikutip dari Kompas.com, Maudy mengungkapkan 2 makna di balik lagu "Pulang" yang menjadi salah satu lagu pengantar film tersebut.

"Pulang" menurut Maudy memiliki dua makna yang berbeda, yakni soal kembali ke tempat asal atau sebuah rumah atau juga kembali ke pelukan seseorang yang dicinta. Hal ini ada hubungan dengan cerita di film ini dimana Sri di akhir cerita "pulang".

Losmen Bu Broto yang sebelumnya merupakan serial televisi yang hits di eranya TVRI medio 80-an, yang akhirnya tayang di layar lebar era kids zaman now. Serial televisi ini begitu hits di zaman "Enak Jaman Ku Tooo" sebelum serbuan sinetron yang ditayangkan televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TPI, dan Indosiar yang menghempaskan serial ikonik ini.

Keluarga Broto I Sumber Foto : IG losmenbubroto
Keluarga Broto I Sumber Foto : IG losmenbubroto

Film Losmen Bu Broto sudah bisa disaksikan di seluruh bioskop Indonesia sejak, Kamis (18/11/20210). Film Losmen Bu Broto menampilkan para bintang film ternama Tanah Air. 

Para pemeran di film ini bukan aktor dan aktris kacangan, mereka adalah Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Maudy Ayunda, Putri Marino, Baskara Mahendra, Danila Riyadi, Kill The Dj, dan Marthino Lio.

Losmen Bu Broto yang dihadirkan dalam layar lebar tahun 2021 ini yang diproduksi oleh Paragon Pictures berkolaborasi dengan Ideosource Entertainment, IDEOWORKS.id dan Fourcolours Films. Film ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono.

Dunia Sudah Berubah, Losmen Bu Broto pun Berubah

Film ini mengangkat kisah dari keluarga Broto yang memiliki istri bernama Deborah serta ketiga anak bernama Pur (Putri Marino), Sri (Maudy Ayunda), dan Tarjo (Baskara Mahendra). 

Film yang diangkat dari serial Losmen karya Tatiek Malyati ini mengisahkan sebuah keluarga yang mengelola sebuah losmen yang mengambil latar di sekitar Yogyakarta.

Serial Losmen Bu Broto di racik kekinian dengan penuh konflik di Film nya I Sumber Foto : Paragon Picture
Serial Losmen Bu Broto di racik kekinian dengan penuh konflik di Film nya I Sumber Foto : Paragon Picture
Jangan berharap untuk menyaksikan film Losmen Bu Broto seperti yang tergambar di serial televisi era 80-an. Serial televisi di era Enak Jaman Ku Too masih menjunjung tayangan yang edukatif bagi pemirsanya dengan menampilkan sedikit konflik, hidup itu harmonis, dan baik-baik saja. 

Film ini menggambarkan di balik kesempurnaan pelayanan sebuah losmen dan guyubnya sebuah keluarga, beberapa masalah mulai muncul dan akhirnya menghadirkan konflik. Satu per satu konflik dimunculkan dalam film ini, tidak seharmonis serial Losmen di era 80-an. Meski konflik terjadi, keluarga adalah segalanya.

Bu Broto Bisa Jadi Bukan Orang Jawa

Losmen Bu Broto the movie membuka tabir nama Bu Broto sebenarnya yaitu Deborah. Nama yang kurang umum bagi wong Jowo. Bisa jadi Bu Broto merupakan hasil pernikahan campuran antara wong Jowo dengan warga negara asing. Atau mungkinkah Deborah berasal dari warga keturunan Sumatra Utara? 

Deborah merupakan nama Bu Broto sejatinya I Sumber Foto : Paragan Picture
Deborah merupakan nama Bu Broto sejatinya I Sumber Foto : Paragan Picture

Kalau ingat Deborah seperti nama bus kota jurusan Lebak Bulus, Jakarta-Depok yang disupiri dan dikeneki oleh suku Batak. Sayangnya sejarah sosok Deborah kurang diulik dalam film ini. 

Memang ada scene prasasti percintaan antara Pak Broto dan Deborah yang terpahat di pohon nangka yang bertuliskan "Broto Love Deborah". Entah kenapa percintaan mereka ini ada sosok orang ketiga yang hampir mengagalkan perkawinaan mereka. Pak Broto dianggap tidak pantas untuk Deborah.

Sayangnya kilas balik dimasa Pak Broto dan Deborah muda tidak dibuat dalam film ini. Tentunya itu akan lebih menarik kenapa Pak Broto begitu kreatif memahat tulisan itu, dan bagaimana reaksi Deborah saat itu.

Sampai mereka memiliki 3 anak, sosok perempuan ini mengganggu pikiran Pak Broto, ketiga anaknya dan para pekerja Losmen. Sosok yang ternyata seorang perempuan berparas blasteran ini begitu dihormati Bu Broto. Ketika perempuan ini akan menginap di Losmen Bu Broto, penyambutan agung pun disiapkan. Siapakah dia? Tonton filmnya.

Family Time di Meja Makan

Pernah lihat kaleng biskuit engkong gue yang menggambarkan sosok seorang ibu dengan dua orang anaknya di meja makan? Bagi generasi yang sering tertipu kaleng biskuit isi rengginan pastinya paham.

Meja makan menjadi tempat family time bagi keluarga Bu Broto I Sumber Foto : Paragon Picture
Meja makan menjadi tempat family time bagi keluarga Bu Broto I Sumber Foto : Paragon Picture

Dalam film ini pun menggambarkan family time itu di meja makan. Keluarga berkumpul, tertawa, kisah sedih, curhat, konflik, dan tentunya menikmati makanan tersedia di meja makan. Era digital saat ini mungkin makan bersama di meja bagaikan barang langka. Makan bersama lebih banyak terjadi di resto.

Film ini cukup apik menampilkan scene meja makan yang bisa jadi bahan nostalgia bagi para penonton era Angkatan Babe Gue (ABG) yang terbiasa family time di meja makan. Bahkan dalam kisah meja makan hanya terjadi sekali salah-satu anggota keluarga menggunakan smartphone, itupun saat Sri menerima panggilan telepon dari Anton (Darius Sinathrya).

Mbak Pur yang Berjiwa Rapuh

Film Losmen Bu Broto menampilkan perbedaaan karakter dari masing-masing tokoh. Sosok Bu Broto (Maudy Koesnaedi) keras kepala dan pengatur, Pur (Putri Marino) suka merengut dan sensitif, Sri (Maudy Ayunda) kids zaman now, Tarjo (Baskara Mahendra) anak kesayangan yang belum diberi tanggung jawab penuh, dan Pak Broto (Mathias Muchus) sosok bapak humble yang sering menjadi penengah.

Mbak Pur menjadi sosok yang rapuh semenjak ditinggal kekasihnya Anton I Sumber Foto : Paragon Picture
Mbak Pur menjadi sosok yang rapuh semenjak ditinggal kekasihnya Anton I Sumber Foto : Paragon Picture

Mbak Pur merupakan anak sulung dari pasangan Broto yang bertugas sebagai koki. Diawal film sosok Pur merupakan sosok yang ceria. Tapi ada sebuah peristiwa yang membuat Mbak Pur terpukul dan menjadi sosok dengan aura kelam. Kekasih tercintanya Anton mengalami kecelakaan dan meninggal.

Anton saat itu sedang menjemput Sri dari manggung nyanyi di sebuah cafe. Karena Anton lama datang dan tidak ada kabar maka Sri dijemput oleh Tarjo. Saat menjemput Sri inilah Anton meninggal. Konflik pun terjadi anatara Mbak Pur dan Sri.

Mbak Pur mengalami penurunan kesehatan mental, ia berjiwa rapuh. Seperti ada rasa sakit hati Mbak Pur kepada adik perempuannya ini yang membuat hubungannya kurang harmonis dengan sang adik. Tapi akan ada sebuah scene bagaimana Mbak Pur mendampingi masalah yang dihadapi sang adik perempuan.

Pulang Sri

"Pulang" bercerita soal proses menemukan jati diri, salah-satu sosok di film ini yang paling tersorot yaitu Sri. Sosok inilah yang diandalkan dalam mengelola losmen walaupun sang pengatur itu Bu Broto.

Kisah yang menempel pada Sri merupakan jalan bagi penulis skenario dan sutradara untuk memasukkan fenomena yang acap kali terjadi di era kids zaman now.

Sri diluar kegiatannya mengurus Losmen juga eorang penyanyi kafe / resto I Sumber Foto : Paragon Picture
Sri diluar kegiatannya mengurus Losmen juga eorang penyanyi kafe / resto I Sumber Foto : Paragon Picture

Sri dengan kehidupannya dan sosok-sosok yang berhubungan dengannya menunjukkan itu, seperti menjalani dua dunia (mengikuti keinginan orangtua dan meraih ambisinya), kreatif, hamil di luar nikah, ingin terkenal, menyampaikan kebebasan berpendapat, memiliki tatto, bertamu dengan pakaian kumel plus celana pendek dan aktif menemukan jati diri.

Bahkan Sri rela bila ayah dari calon bayi dikandungannya tidak mau bertanggung jawab. Tapi apakah hamil diluar nikah di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia merupakan kewajaran? 

Sri diceritakan terusir dari rumah karena Bu Broto merupakan sosok yang keras kepala, sedangkan Pak Broto yang biasanya sebagai penengah, kalem, dan bijaksana lebih memilih sepakat atas apa yang dilakukan Bu Broto kepada anaknya. Prinsip etika moral itu yang dipegang Pak Broto.

Tapi diakhir film, Sri akan pulang ke rumah, ada sebuah kejadian yang membuat dia kembali walaupun sejenak. Ada panggilan tanpa kata 'Pulang Sri'. 

Losmen Bu Broto bukan Rumah

"A home is not a house and a home is a person. Kalau kita nyaman dan cinta sama seseorang, biasanya rumah kita ada di orang itu di mana pun dia berada. Itu menggambarkan arti cinta dalam keluarga," kata Maudy dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (19/11/2021).

Pulang Sri, keluarga itu rumah I Sumber Foto : Paragon Picture
Pulang Sri, keluarga itu rumah I Sumber Foto : Paragon Picture

Maudy sebagai pemeran utama di film ini sepertinya ingin menunjukkan bahwa rumah dalam arti pulang di film Losmen Bu Broto adalah orang yang berada di dalam rumah.

Tidak terlihat penggambaran ketika Sri terusir begitu menyesal meninggalkan losmen yang juga rumahnya. Tatapan sedih, memegang dinding atau aksesoris yang berada di rumah...tidak ada....itu tidak ada... bahkan ketika pergi tidak ada tolehan.

Mungkin apakah kids zaman now begitu? Lebih betah diluar rumah dibandingkan berada di rumah....rumah hanya sekadar bangunan.

_

Film Losmen Bu Broto, menunjukkan bahwa modernisasi bisa diterima di tempat yang menjunjung tinggi tradisi. Konflik akan terjadi dalam perjalanan hidup, sejatinya sederhana, bukalah pintu hati, karena mau ke manapun perginya anggota keluarga, mereka akan dirindukan untuk pulang.

Film yang layak tonton, daku (saya) memberi rating 7.5 untuk film yang diangkat dari serial TV legendaris. Ajak keluarga karena akan membawa kita flashback.

Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Twitter I Instagram I mastiyan@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun