Kenapa kita harus di Vaksin Covid-19?Â
Patut diketahui pandemi Covid-19 melanda dunia dan memakan banyak korban. Apa yang daku (saya) lihat, rasakan, dan dengar amat memukul kesadaran daku bahwa vaksinasi Covid-19 itu penting. Ini kisah nyataku.....
Pukul 10.29 WIB kemarin (22 Januari 2021) smartphone ku berdering, panggilan WhatApps (WA) dari Ibu. Jantungku berdebar ada apa gerangan? Karena ibu pernah berkata bahwa apabila dirinya menelepon bukan chat WA berarti ada sesuatu yang penting untuk disampaikan.
Rumah keluarga Mbak N dan keluarga mertuanya bersebelahan tanpa pagar pembatas. Berdasarkan keterangan Mbak N, keluarganya dan keluarga mertua menjalani isolasi mandiri di rumah menunggu Satgas Covid-19 Puskesmas melakukan swab PCR.
Daku bersama sahabatku Dayat pun datang ke rumah mbak N untuk mengantarkan logistik isolasi mandiri sekaligus takziah. Rumahnya di kawasan Ceger, Jakarta Timur sekitar 5 km dari tempat kerjaku di RSKO Jakarta. Bahan logistik tersebut daku letakkan di depan pagar rumah, lalu segera daku menelepon suami dari mbak N.Â
Kita (Daku dan Dayat) melihat dari jarak sekitar 15 meter di belakang mobil. Daku pun dengan suara keras dan lantang menghaturkan rasa duka dan juga menyampaikan telah mengirimkan logistik untuk isolasi mandiri di depan pagar.
Terlihat rasa sedih sekaligus bahagia dari wajah mereka bahwa ada keluarga yang datang memberi support di hari berduka. Wajah-wajah mereka menunjukkan itu. Daku dalam hati berharap semoga para tetangga tanggap atas kejadian ini.Â
Minimal setiap hari dari lingkungan RT ada yang mengirimkan logistik makanan ke rumah mbak N, seperti yang dilakukan lingkungan rumahku di Cikeas kepada dua keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Dalam 3 hari terakhir beberapa rekan kerja beserta keluarganya di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta menjadi korban Covid-19. Kalau ditotal dari awal kasus pertama Covid-19 sampai saat ini lebih dari 100 orang terdampak baik itu terkonfirmasi positif Covid-19, maupun isolasi mandiri karena merupakan keluarga dekat dan menunggu hasil swab PCR (rekan kerja, kontak erat, memiliki gejala, dll)
Keluargaku di Depok ada dua orang positif Covid-19, salah satunya sudah seminggu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit HGA Depok karena memiliki gejala berat. Sekitar 8 orang diungsikan dari 2 rumah untuk melakukan isolasi mandiri di tempat lain karena kontak erat.Â
Mendapatkan kabar juga keluargaku di Tangerang masuk IGD dengan gejala berat Covid-19. Saat ini keluarga sepupu daku di Tangerang menunggu hasil swab PCR Covid-19.
Sungguh pukulan berat bagi keluarga besar daku. Kejadian ini menunjukkan bahwa Covid-19 itu ada dan nyata. Dampak yang ditimbulkan bukan lagi hanya cerita dan isapan jempol belaka. Buat daku, apa yang perlu lagi dibantah adanya pandemi Covid-19 bukanlah cerita yang dibesar-besarkan.
Daku dan Dayat saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah kami di Cikeas, didalam mobil berdiskusi bahwa apa yang kita lihat selama ini baik di tempat kerja, lingkungan rumah, keluarga, dan fenomena dunia merupakan keprihatinan.Â
Kita yang masih sehat wajib berniat dan melaksanakan "Kita Siap Vaksin Covid-19" untuk melindungi diri dan keluarga dari infeksi Covid-19.
Saat daku membaca situs covid-19 mengenai update terbaru kasus Covid-19 yang dirilis 23 januari 2021 pukul 10.24 WIB terdapat 965.283 terkonfirmasi, 156.683 kasus aktif, 27.453 meninggal dunia dan 781.187 sembuh. Data ini mengagetkan daku begitu besarnya angka tersebut.
Vaksinasi Covid-19 merupakan jalan terbaik agar kita sama-sama terlindungi. Agar semuanya terlindungi dan manfaat program vaksinasi terasa sebaiknya 80% lebih populasi Indonesia harus menerima suntikan vaksin Covid-19.
Ada saja pro dan kontra yang menyangkut vaksin Covid-19 baik itu mempertanyakan merk dagang vaksin yang digunakan, efek samping yang ditimbulkan, manfaat yang didapat dan efikasi dari Sinovac Biotech dimana angka presentasinya hanya 65,3 %.Â
Dari apa yang daku dengar, para rekan pegawai RSKO Jakarta yang telah divaksin sejak 14 Januari 2021 efek samping yang ditimbulkan belum ada yang berbahaya.Â
Sebagian besar bercerita menimbulkan efek kantuk beberapa jam setelah disuntik dan sekitar dua hari setelahnya. Ada yang berkata pegal dilengan yang disuntik vaksin sehari setelahnya.Â
Hanya satu orang rekan pegawai RSKO Jakarta dalam waktu observasi 30 menit mengalami penurunan tekanan darah. Setelah 3 jam tekanan darah pun normal kembali.Â
Tapi, ia mengatakan sebelum vaksin dirinya belum makan dan kurang minum. Saat itu dirinya datang lebih awal dan menunggu sekitar dua jam lebih di faskes tempat dirinya mendapatkan pelayanan vaksinasi Covid-19.
BPOM melalui akun resmi sosial media Instagram @bpom_ri menjelaskan efikasi merupakan estimasi penurunan angka kejadian infeksi pada kelompok orang yang mendapat vaksin dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat vaksin/mendapat plasebo. Tapi hal ini dalam konteks penelitian/uji klinis.
Efikasi vaksin sebesar 65,3 persen dari hasil uji klinis menunjukkan harapan bahwa vaksin mampu menurunkan kejadian penyakit covid-19 hingga 65,3 persen.Â
Hasil uji tersebut telah melewati persyaratan World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia dengan batas minimal vaksin sebesar 50 persen.
Dikutip dari kompas.com (21/01/2021), Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Moh. Hakimi menerangkan terdapat perbedaan antara efikasi dengan efektivitas.Â
Efikasi memberikan hasil yang didapat dalam pengujian pada kondisi yang ideal, di mana semua faktor dikendalikan seperti pada penelitian/uji klinis.Â
Sementara efektivitas dilihat dari penerapan vaksin dalam kondisi nyata, ketika program vaksinasi diterapkan kepada masyarakat. Jadi buat apa kita meributkan efektivitas dimana datanya belum diolah!
Vaksin Covid-19 bukan mencegah terinfeksi virus Covid-19. Manfaat vaksin Covid-19 di antaranya adalah memberikan kekebalan kepada masing-masing individu yang divaksinasi langsung, memberikan kekebalan kepada kelompok apabila banyak orang yang divaksinasi, serta memberi perlindungan kepada orang yang belum mendapat vaksin atau belum menjadi kelompok sasaran vaksinasi.Â
Tak vaksin maka berisiko, yuk turut sukseskan program vaksinasi agar kita dapat segera terbebas dari Covid-19. Tetap terapkan 3 M (Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) walaupun diri kita telah di vaksin Covid-19.
-----
Sungkem Blogger Udik dari Cikeas- Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com