Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

7 Hal Kenapa Kompasiana Saatnya Berubah (Lagi), Biar Makin Asyik

7 Desember 2019   09:23 Diperbarui: 7 Desember 2019   20:24 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Kurangi Bertabur Iklan di Badan Artikel

Salah-satu yang bikin nggak asyik yaitu munculnya bertabur iklan di bagian badan artikel. Bisa dibilang banyaknya iklan di badan artikel amat mengganggu bagi saya sendiri dan beberapa kompasianers yang menyampaikan, mungkin juga bagi yang lain.

Boleh saja meletakkan iklan diluar badan artikel (bagian atas atau bawah) saya yakin Kompasianers mewajarkan, tapi beneran deh kalau dibadan artikel rasanya bagaimana gituh. Tidak nyaman saat user melihat dan membaca nya, coba deh petinggi Kompas Gramedia dan Kompasiana memposisikan sebagai user.

Deskripsi : Saat ini Kompasiana dipenuhi iklan I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Saat ini Kompasiana dipenuhi iklan I Sumber Foto : dokpri
Saya pun sadar bahwa Kompasiana memang membutuhkan pemasukan untuk menjalankan platform ini, tapi mbok yo ingat bagaimana platform ini tumbuh di awal dan lalu membesar. 

Bisa jadi Kompasiana sudah bukan lagi CSR Kompas Gramedia, sudah menjadi unit penghasil tapi ingat beberapa aplikasi ditinggalkan karena apps nya dipenuhi iklan.... "Beyond Blogging atau Beyond Iklan !!!! "

_

3. Jangan Paksakan Kompasianers Mendengar Jeritan Video Pilihan

Daku duduk diruang staff room re'entry Unit Rehabilitasi Narkoba RSKO Jakarta di hari rabu, 4 desember 2019. Saat itu daku berbicara dengan salah-satu konselor tentang pergerakan yang menggegerkan dari Menteri BUMN, Erick Thohir. 

Daku menyampaikan kepada nya bahwa sempat menulis tentang creative destruction yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Tangan ini pun merogoh smartphone lalu membuka akun Kompasiana milik ku. Lalu daku share artikel tersebut via WA, ia pun lalu menerima WA dari daku kemudian klik link artikel.

Deskripsi : Jeritan Video Pilihan saat membuka artikel I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Jeritan Video Pilihan saat membuka artikel I Sumber Foto : dokpri
Apa yang terjadi kemudian, jeritan suara dari video pilihan muncul beberapa detik saat dirinya membaca artikel. Ia pun berucap suara apaan ini gan ? daku pun menjawab itu suara dari video kompas.tv yang ada dipaling bawah, lu scroll kebawah, terus video nya di mute aja.

Dirinya pun berucap, ya udah ntar aja deh gue baca nya. Lalu ia melanjutkan pembicaraan dengan daku mengenai hal yang lain. Beberapa kejadian yang sama pun terjadi dengan beberapa teman lain yang daku share link blogpost Kompasiana. Bahkan ada yang komplain dengan berkata "video nya makan quota nggak bro agan ?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun