Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Alutsista Karya Anak Bangsa, Kemandirian di Bidang Militer

16 Juni 2019   17:03 Diperbarui: 18 Juni 2019   17:51 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Tank Harimau Produksi Pindad I Sumber Foto: Pindad

Peristiwa itu terjadi kembali di era 90-an ketika Indonesia sulit dalam pengadaan suku cadang alutsista dari USA karena di embargo, sehingga membuat kekuatan militer kita melemah menjelang krisis moneter 1998. 

Baca juga : Mesin Perang Baru TNI AU yang Terlambat Datang

Untuk itu sepertinya Indonesia mulai merintis produksi alutsista karya anak bangsa. Salah-satunya dalam proses pengadaan alutsista militer dengan persyaratan ToT (Transfer of Technologi) dan sebagian pembuatan nya di Indonesia. Ada beberapa Alutsista Karya Anak Bangsa wujud kemandirian di bidang militer yang patut dibanggakan:

Kendaraan Lapis Baja Buatan Pindad

Pindad saat ini tidak hanya memproduksi peluru dan senjata api saja tetapi sudah memproduksi kendaraan lapis baja. Kendaraan tempur (ranpur) tersebut diantaranya: Kendaraan Taktis 4x4 komodo dan Panser 6x6 APC Anoa.

Dilansir dari situs Resmi PINDAD, keduanya telah diproduksi lebih dari 300 unit dengan berbagai varian serta ikut dalam misi perdamaian dunia PBB di berbagai Negara seperti Lebanon, Afrika Tengah, dan Sudan.  

Alutsista karya anak bangsa saat ini yang begitu membanggakan ialah Panser Anoa 6x6. Sebanyak 350 panser anoa sudah digunakan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB. Anoa sudah sangat teruji di medan perang mengawal pasukan perdamaian PBB. Saat ini ranpur Anoa sudah memiliki versi amphibi.

Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama panser atau pengangkut personel lapis baja atau Armoured personnel carrier (APC). Nama Anoa diambil dari nama hewan Anoa yaitu hewan sejenis kerbau yang merupakan hewan khas Sulawesi. 

Anoa menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka Anoa memiliki tingkat STANAG 3 level 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Persenjataan Anoa adalah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm. 

Untuk pertahanan diri Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm. Pada masa datang, varian-varian lain Anoa akan menggunakan meriam 20 mm dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk Anoa IFV dan meriam 90 mm CSE Cockerill MKII buatan Belgia untuk Anoa Kanon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun