Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Tempat Pelatihan Pilot dan Flight Attendant bersama DJPU 151

9 April 2018   16:40 Diperbarui: 9 April 2018   18:17 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Instruktur mencotohkan evakuasi apabila pesawat jatuh di darat I Sumber Foto : Andri M

Jujur, sewaktu kecil daku bercita-cita ingin menjadi Pilot dan Astronot. Daku begitu mencintai dunia dirgantara dan astronomi, bahkan saat duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pernah mengkliping gambar-gambar pesawat terbang dari pesawat komersil, pesawat tempur, pesawat ulang alik dan juga pesawat experemental. Pesawat jet tempur F.16 Fighting Falcon menjadi pesawat pertama yang daku miliki purna model mini-nya. Daku pun tersadar memiliki foto lawas pesawat tempur Siluman F.35 lightning II saat masih disamarkan yang disebut sebagai pesawat experemental dari NASA.

Sampai begitu addict-nya daku sewaktu ABG bila daku pikirkan saat ini. Pilot menjadi idaman saat masih dibangku SMA, tetapi daku menyadari bahwa daku tidak memiliki tinggi badan yang cukup, bermata rabun jauh dan juling bahkan daku tipikal sulit mengingat apalagi belajar dengan angka. Terkubur sudah cita-cita menjadi seorang pilot. 

Salah-satu menjadi pertanyaan bagi daku bagaimana para Pilot belajar menerbangkan pesawat jet komersil seperti Boeing, Airbus, dan Bombardier. Apakah mereka langsung belajar di pesawat bersama Pilot profesional atau bagaimana ???

Jika profesi Pilot bertugas mengoperasionalkan pesawat terbang agar aman dan nyaman selama perjalanan. Profesi yang tidak kalah penting lainnya adalah Flight Attendant / kru kabin (Pramugari/ra). 

Yang menjadi pertanyaan bagi daku juga bagaimana Pramugari/ra (Kru Kabin) dilatih. Daku beberapa kali naik pesawat, sebelum deru pesawat terdengar dan pesawat take off, daku menyaksikkan bagaimana Flight Attandant mempraktekkan penggunaan sabuk pengaman pada kursi pesawat, vest keselamatan, gerakan ketika terjadi situasi darurat, dan bagaimana membuka pintu darurat apabila prosedur keselamatan penerbangan dijalankan. 

Pernah terlintas dalam pikiran bagaimanakah pelatihan Pramugari/ra saat bertugas di pesawat terbang ? .., Daku sendiri belum terpapar informasi tersebut walaupun salah seorang sepupu berkerja di industri penerbangan sebagai mekanik. Para Flight Attandant ini tidak hanya hanya sekedar menyambut penumpang di pintu pesawat sambil tersenyum serta melayani penumpang selama perjalanan berlangsung saja. Prosedur keselamatan penumpang pun harus mereka kuasai.

Deskripsi : Para kompasianers berfoto bersama Dirjen Perhubungan Udara dan Manajeman Garuda Indonesia Trainning Center I Sumber Foto : Asita DK
Deskripsi : Para kompasianers berfoto bersama Dirjen Perhubungan Udara dan Manajeman Garuda Indonesia Trainning Center I Sumber Foto : Asita DK
Kesempatan itu pun datang di kegiatan Sobat Aviasi Trip yang diselenggarakan oleh Dirjen Perhubungan Udara (DJPU 151) berkerjasama dengan Kompasiana. Kami para blogger Kompasiana (kompasianers) berkesempatan mengunjungi pusat pelatihan Pilot dan flight attendant di Garuda Indonesia Trainning Center (GITC) yang berlokasi di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 5 April 2018.

DJPU 151 Memperkenalkan Garuda Indonesia Training Center

Sebuah kesempatan yang mungkin sulit terulang kembali dalam beberapa tahun kedepan dalam hidup daku. Kesempatan itu yakni melihat langsung Garuda Indonesia Training Center yang merupakan pusat pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi kebutuhan Airline Industry.

Mungkin blog trip ini bisa terwujud karena sebuah alasan bahwa kami para bloggers mampu menjadi agent of change. Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto mengulang-ulang kata "blogger merupkan agent of change" didepan kami para kompasianers.

Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto menyampaikan SOP di udara sangatlah penting I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto menyampaikan SOP di udara sangatlah penting I Sumber Foto : Andri M
Dalam sambutan Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto didepan para kompasianers (Blogger Kompasiana) yang mengikuti Blog Trip ini dan manajemen PT.Garuda Indonesia.tbk, serta petinggi  Garuda Indonesia Trainning Center, menyampaikan "Para blogger aviasi Indonesia merupakan bagian 'agent of chance' kultur penerbangan Indonesia. Sobat aviasi ini intinya akan diperkenalkan training center di Indonesia, salah-satunya GITC. Disini para blogger diperlihatkan dan dijelaskan bagaimana trainning center harus fasih menerapkan regulasi penerbangan kepada peserta didiknya" ucapnya di GITC (5/4/2018).
Deskripsi : Gedung Area Simulator
Deskripsi : Gedung Area Simulator
Garuda Indonesia Training Center (GITC) didirikan pada tahun 1984. Sebelumnya GITC dikenal sebagai Biro Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Sipil. 

Menurut keterangan capt Triyanto Moeharsono ( Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk), GITC menyediakan berbagai jenis program pelatihan untuk mendukung Airline Industry. Didalam internal perusahaan Garuda Indonesia sendiri GITC merupakan Learning and Development Unit. GITC memiliki prioritas untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatan pelatihan baik untuk awak pesawat dan staf di darat.

Bila daku perhatikan GITC mengadaptasi konsep Corporate University seperti beberapa perusahaan besar di Indonesia. GITC terlihat mengunggulkan program pelatihan yang sangat berorientasi untuk memenuhi kebutuhan airline industry. Ternyata tidak hanya untuk Pilot dan Flight Attendent, GITC juga melakukan pelatihan bagi Flight Operation Officer, Ground Operation Support, Engineering & Maintenance, Ground Service, Cargo dan Leadership & General.

Setiap program pelatihan GITC dirancang untuk mengembangkan kompetensi individu yang berkerja dalam lingkup Airplane Industry berupa ; hard & soft skill, dan pola pikir bisnis & keterampilan kepemimpinan. Itu kenapa kami para blogger Kompasiana (kompasianers) dibawa ke GITC oleh Dirjen Perhubungan Udara, tetapi saat itu kami hanya diperkenalkan ke gedung simulator bagi kadet (calon Pilot) dan gedung F bagi pelatihan Flight Attendent.

Mencoba Simulator Pesawat Komersil Bagi Pilot

Tidak habis pikir itulah yang ada di otak daku saat di ruang simulator pesawat GITC. Itulah terlintas di pikiran ketika daku melangkah, dan merasakan ruang pelatihan pilot di Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang berlokasi di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, 5 april 2018 lalu. Apalagi ketika capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk) memberitahu bahwa untuk satu jam mengoperasikan flight simulator berbiaya  $400 s/d $500 dollar / jam. 

Deskripsi : capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, TBK) I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, TBK) I Sumber Foto : Andri M
Namun, dalam satu satu kali training dibutuhkan waktu 4 jam. Untuk memenuhi standar GITC para kadet (calon Pilot) harus memenuhi 80 jam di simulator pesawat. Bisa dibayangkan untuk menjadi Pilot membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Kenapa seseorang Pilot harus memenuhi standart tersebut, menurut capt Triyanto Moeharsono "Untuk menjadi seorang penerbang, safety merupakan sesuatu yang tidak ada kompromi. 'Sky is big place but no room to errors', langit itu begitu luas tetapi tidak boleh menimbulkan error. Untuk itu di GITC para pilot terdidik & terlatih agar disiplin. GITC melahirkan kadet-kadet penerbang yang memiliki standart yang diterapkan agar bisa real flight." tegasnya.

Untuk lolos masuk GITC, para kadet harus melalui saringan sebanyak 12 tahap  yaitu psikotest, bahasa inggis, fisik, kesehatan, persyaratan jam terbang, dokumen lulus flying school, ukuran kaki ke pinggang 100 cm, dll. Industri penerbangan global saat ini berubah dengan cepat. Program Pelatihan Pilot di GITC dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi regulasi tetapi juga personal skill untuk mengatasi situasi yang dibutuhkan saat penerbangan yang kapan saja dapat berubah. 

Semua program pelatihan GITC sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Kurikulum pelatihan juga mematuhi semua ketentuan - ketentuan sesuai  CASR 142, 61 dan 63.  Ada berbagai macam program pelatihan yang ditawarkan GITC, di antaranya adalah ab-initio dan pelatihan berulang untuk rating tipe pilot, pelatihan dari berbagai jenis pesawat B737-800 NG, B737-300 / 400/500, CRJ1000, A330, A320, dan ATR72-600.

Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto mengajak kami merasakan simulator pesawat CRJ1000 I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Dirjen Perhubungan Udara, Bapak Agus Susanto mengajak kami merasakan simulator pesawat CRJ1000 I Sumber Foto : Andri M
Pada saat di ruang simulator, daku melihat beberapa unit flight simulator saling berjejer  dan secara sekilas tampak seperti kepala robot raksasa dalam film Pasific Rim. Bentuk simulator itu justru  cenderung persegi, tidak seperti bentuk kepala pesawat yang aerodinamis. Daku pun mencicipi langsung berada di dalam  simulator pesawat yang berbiaya $400 s/d $500 per-jam ini. Simulator pesawat yang daku naiki yaitu CRJ1000. 

Ketika berada didalam kabin simulator, nuansa kokpit sebuah pesawat terasa. Di sana tampak deretan panel instrumen operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga tuas throttle untuk menjalankan pesawat. Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat sesuai lokasi yang di-setting. Singkat kata, alat simulasi canggih ini dibuat semirip mungkin  dengan kondisi yang harus dihadapi pilot ketika menjalankan sebuah pesawat.

Menurut capt Triyanto Moeharsono dari simulator ini para pilot di-training untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan memutuskan langkah yang harus diambil. Apalagi bila mereka menghadapi dalam keadaan darurat. Untuk itu para kadet harus terlatih emergency planned maupun unplanned.

Menyaksikkan Flight Attendant Melakukan Penyelamatan Penumpang

Setelah diperkenalkan dengan flight simulator, kami pun diperkenalkan dengan beberapa simulator lain berupa modul pesawat yang digunakan untuk training bagi flight attendant. Bagi yang belum begitu familier dengan nama 'flight attendant' itu sebutan untuk kru kabin yaitu Pramugari dan Pramugara. 

Deskripsi : Para calon Flight Attandant melakukan simulasi penyelamatan ketika pesawat jatuh di darat dengan evacuation slide I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Para calon Flight Attandant melakukan simulasi penyelamatan ketika pesawat jatuh di darat dengan evacuation slide I Sumber Foto : Andri M
Lokasinya  berada di gedung F yang terletak bagian belakang area GITC. Didalam fasilitas digedung ini terdapat area yang dibuat menyerupai dengan kondisi yang akan dihadapi ketika terjadi keadaan darurat, walaupun tidak mirip persis. 

Terdapat static maket pesawat yang terhubung langsung dengan evacuation slide yang telah mengembang. Equipment ini digunakan untuk pelatihan pendaratan darurat didarat di mana penumpang harus dievakuasi secepat mungkin keluar dari pesawat menggunakan semacam perosotan khusus berwarna kuning menyala.

Deskripsi : Instruktur menjelaskan prosedur wet drill I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Instruktur menjelaskan prosedur wet drill I Sumber Foto : Andri M
Daku melihat ada satu buah kolam renang untuk simulasi wet drill atau simulasi respon saat pesawat mendarat darurat di atas air. Area training yang saat itu digelapkan dan disertai suara gemuruh badai untuk melatih flight attendant menghadapi kondisi darurat. Standar keselamatan yang diterapkan sesuai SOP bahwa dalam keadaan darurat, penumpang harus bisa segera dievakuasi. 

Di area yang berbeda di gedung yang sama, daku memasuki sebuah ruangan dimana terlihat sekumpulan calon pramugari sibuk mengerumuni satu meja untuk mencicipi makanan dan minuman yang dihidangkan disebuah meja. Ternyata mereka dilatih lidahnya untuk mampu membedakan cita rasa makanan. Pembelajaran ini dilakukan untuk melatih service Flight Attandant bagi penumpang. 

Para calon Flight Attendant akan mendapatkan 2 (dua) subyek pembelajaran yaitu : Service Training Program (Initial Service Training, Social Grace and Beauty Class, Table Manners, Customized Service Training) dan Safety Training Program (Initial Flight Attendant AC Type B737, Initial Equipment/ Transition for Garuda Indonesia Aircraft, Differences Training for Garuda Indonesia Aircraft Type, Dangerous Goods, Aviation Security Awareness, Crew Resource Management, Crew Member Emergency Training & Instructor Recurrent Training). 

Mereka pun dilatih memperlakukan gestur tubuh secara luwes dan memunculkan kecantikan dalam diri. Daku sendiri merasakan bagaimana mereka memandang dan menyapa secara ramah kepada kami para orang asing yang masuk pusat pelatihan SDM PT.Garuda Indonesia ini.

Sarana dan prasarana yang disediakan GITC digunakan untuk ground training dan flight training. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia diharapkan siswa/i dapat menjadi flight attendant yang profesional dari program pelatihan dalam lingkup keselamatan dan aspek layanan kepada penumpang. Programnya sendiri selama 3 bulan ground training & 1 bulan flight training. 

Deskripsi : Calon Flight Attandant 'Rutilio Silitonga' merasa senang belajar di GITC I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Calon Flight Attandant 'Rutilio Silitonga' merasa senang belajar di GITC I Sumber Foto : Andri M
Salah seorang calon flight attandant yang daku wawancara bernama 'Rutilio Silitonga' yang berdarah campuran Filipina & Batak ini menyampaikan bahwa seorang flight attandent memiliki tanggung jawab terhadap kenyamanan dan keselamatan penumpang selama penerbangan berlangsung. Basic-nya kita harus menguasai service, security dan safety. Flight attandant akan berkomunikasi dengan para crew penerbangan termasuk pilot atau kapten pada saat situasi darurat sesuai SOP. 

------oooo0000ooo------

Sebuah kesempatan yang luar biasa bisa mengunjungi Garuda Indonesia Training Center (GITC). Beberapa calon flight attandant yang daku ajak ngobrol selalu menyampaikan mematuhi Standart Operational Prosedure (SOP) dan mengutamakan personal  exellence, safety excellence dan security excellence.

Apa yang didapatkan para kadet (Pilot) dan calon flight attandent di GITC sesuai dengan slogan Dirjen Perhubungan Udara "Terbang Selamanya (Selamat, Aman, dan Nyaman)".

Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web  I  Twitter  I  Instagram  I  Email : mastiyan@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun