Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Irit dan Laju Prima Berkat BBM Pertamax Series

28 Oktober 2017   13:06 Diperbarui: 28 Oktober 2017   13:08 2779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi: SPBU yang berada di daerah Cibubur menunjukkan ketersedian Pertamax RON 92 dan Pertamax Plus RON 95 | Sumber foto: Andri M

Mobil keluaran Asia Timur ini dalam ujicoba nya setiap mobil dibekali 3 liter bensin menggunakan Pertalite, Pertamax Ron 92, Pertamax Ron 95, dan Pertamax Turbo Ron 98. Metode yang digunakan eco driving dengan kondisi AC menyala.

Datsun Go+ dibawa sejauh mungkin dengan bekal BBM yang sudah di-inject kedalam tangki bensin. Hasilnya, Pertamax Turbo dengan RON 98 menjadi bahan bakar paling irit. Adapun komsumsi BBM untuk Pertalite jarak 58,2 Km komsumsi BBM 19,4 kpl, Pertamax Ron 92 jarak 59,6 Km komsumsi BBM 19,87 kpl, Pertamax Ron 95 jarak 62,2 Km komsumsi BBM 20,97 kpl dan Pertamax Turbo jarak 64,4 Km komsumsi BBM 21,47 kpl.

Sebagai perusahaan yang memproduksi BBM, PT.Pertamina juga pernah melakukan uji komsumsi BBM.  Uji coba untuk kendaraan roda dua dilakukan pada motor jenis Honda Beat 110 cc Full Injection (FI), Honda Vario 125 ccFI, dan Yamaha Vixion 150 ccFI. Sedangkan roda empat pada jenis Toyota Camry, Toyota Avanza, dan Mercedes. Secara performa, Pertalite lebih baik dibanding Premium namun masih dibawah Pertamax. Artikelnya daku baca di sini.

Dari hasil ujicoba dari Tribunnews, Otomania dan web resmi Pertamina menunjukkan bahwa semakin tinggi RON maka komsumsi BBM makin irit. Ini bila dilihat, kubaca dan meyimpulkan.

Apa itu RON?
Banyak pengguna kendaraan yang belum tau arti tulisan dari RON yang terletak dibelakang nama produk PT Pertamina yaitu Pertamax yang kita lihat di SPBU-SPBU. RON singkatan dari research octane number. Angka tersebut diperoleh dari simulasi kinerja bahan bakar saat mesin dioperasikan dalam kondisi standar.

Adapun oktan sendiri adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam blok mesin, campuran bensin dan udara berbentuk gas. Campuran tersebut dapat terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi. Jadi, semakin tinggi angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan.

Berarti BBM jenis Premium lebih mudah terbakar spontan dibandingkan dengan Pertalite dan Pertamax karena Premium memiliki RON dengan angka yang lebih kecil. Sehingga Pertamax yang memiliki RON yang lebih tinggi dapat lebih irit komsumsi BBM dibandingkan Premium.

Sistem octane ratingdapat digunakan untuk mengukur seberapa besar suatu jenis bensin bisa mencegah terjadinya knocking pada mesin. Knocking terjadi karena bensin lebih cepat terbakar secara spontan, sehingga tenaga untuk menggerakkan mesin dan beban kendaraan menjadi lebih kecil dari yang dibutuhkan mengakibatkan performa kendaraan tidak maksimal.

Produk-produk kendaraan era ini sejatinya didesign untuk mengomsumsi BBM dengan oktan diatas RON 90. Karenanya BBM Premium yang memiliki RON 88 tidak dianjurkan menggunakan bahan bakar jenis ini. Bisa jadi dalam pengaturan settingan mesin kendaraan oleh pabrikan diturunkan untuk beberapa kendaraan yang digunakan oleh sejuta umat.

Jadi, untuk pengendara yang secara rutin menggunakan Pertamax ada baiknya mengecek ke bengkel atau dealer menyangkut settingan mesin kendaraan. Agar performa mesin dapat lebih baik pada saat digunakan dalam berkendara.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun