Mohon tunggu...
Nandita Sulandari
Nandita Sulandari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independen

Tinggal di Ubud Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jalan Samurai PLN dari Jokowi

25 Juli 2016   19:31 Diperbarui: 26 Juli 2016   12:30 27239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Dirut PLN Sofyan Basir, Visi Besar PLN Menjadi Perusahaan Kelas Dunia Harus Bisa Jadi Spirit Besar Publik (Sumber Gambar : www.harnas.co)

Pertama, Sofyan Basir telah mampu menciptakan masa depan, yang tidak bisa dilihat Sudirman Said, karena apa? mungkin Rizal Ramli bisa menjelaskan bahwa Sudirman Said tidak "berdaulat atas dirinya" dan itu sudah jadi rahasia publik hubungan SS dengan JK. Sementara Sofyan Basir bisa berdaulat atas dirinya, rekam jejak sebagai CEO BRI yang paling berhasil menunjukkan bagaimana dia mampu menjadikan volksbank Bank Rakyat yang bergerak di sektor mikro dan terbatas, menjadi Bank Terbaik di Indonesia dalam jangkauan dan peningkatan ekonomi rakyat, juga dia mampu melihat masa depan bahwa kita butuh satelit, agar Satelit memangkas kebutuhan informasi, saat itu satelit Palapa C2 sudah habis masa tugasnya, dan slot jalur itu tidak diisi, Sofyan-lah yang pertama kali mengisi slot itu, disini BRI sudah menciptakan masa depannya sendiri, lewat kemudahan informasi, dan memangkas biaya tinggi komunikasi. 

Dalam melihat esensi persoalan manajemen dan tujuan tujuan besar perusahaan, yang harus dilihat adalah "kemampuan mengendus nyawa dari bisnis", dan nyawa dari industri listrik nasional itu ada di pembangkit listrik dan penguasaan sumber BBM penggerak pembangkit listrik". Bila ini diserahkan pada swasta, diserahkan pada kelompok kelompok yang tidak kapabel dan punya itikad tidak baik, jelas akan menjadikan PLN jalan ditempat, ini harus diterobos, 

PLN harus menciptakan masa depannya sendiri. Dengan apa? dengan Menguasai Pembangkit Listrik Besar dan harus sukses, karena dengan melatih ini dalam 5 tahun ke depan, PLN bisa menjadi pemain kelas dunia yang mengerjakan pembangkit listrik di Afrika, di Asia dan di Amerika Latin, kalau ini terjadi Perusahaan untung besar, dan biaya PLN untuk rakyat menjadi murah, karena PLN tidak membebani negara, PLN juga tidak menjadi Perusahaan Kardus yang tidak tahu menuju kemana. 

Kedua, Apa yang bisa diukur, bisa ditingkatkan. Ini kredo Manajemen sederhana dari Peter Drucker yang sampai saat ini dipegang. Dulu PLN seperti perusahaan yang tidak bisa diukur, serampangan dalam melakukan tindakan tindakan pembangunan pembangkit listrik, sehingga selain gagal memberikan pelayanan kepada masyarakat, PLN juga rugi melulu. 

Restrukturisasi bisa berubah bila ada ukuran, sekarang ukurannya adalah jelas "PLN tidak diberikan ruang yang berdaulat dalam menentukan Pembangkit Listrik, semua menjadi permainan kroni. Kini PLN sendirilah yang menentukan dengan transparansi ukuran publik, bila ini didapat maka ukuran menjadi jelas. Dan bila ukuran jelas, keuntungan bisa dipetakan dan dikejar dengan optimal. Perusahaan yang menguntungkan selalu memberikan layanan publik yang baik, karena disini kuncinya laporan PLN diberikan secara terbuka dan bisa dijadikan perdebatan perdebatan publik. 

Karena kecewa banyak yang ingin Sofyan Basir dimundurkan, ada ucapan "Mana bisa orang Bank Ngurus PLN", ini akan jadi ukuran jelas. Di bawah manajemen baru PLN berkembang menguntungkan, PLN mengambil langkah berani berdaulat atas Pembangkit Listrik dan Sumber Daya BBM penggerak Listrik, kedaulatan modal jarang dipahami sebagai landasan filosofis baru, padahal apapun jenis perusahaan bila ia berdaulat atas sumber nyawa industri, ia memenangkan pertarungan, inilah yang dilakukan JL Parapak atas Indosat di masa lalu. 


Jalan Samurai adalah jalan bushido yaitu : "Transformasi Karakter" ini sifatnya menyeluruh dari PLN yang limbung, jadi PLN perusahaan kelas besar dunia, Presiden Jokowi juga paham, PLN adalah BUMN terbesar yang bisa jadi perusahaan listrik kelas dunia, ada ungkapan klasik : "Orang besar bicara ide, medioker bicara diri mereka sendiri, sementara orang berjiwa kerdil membicarakan orang lain". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun