Serangan kepada PLN, pelintiran Ratas Kabinet, menjadi "badut media" untuk soal sepele menunjukkan Sudirman Said, gagap visi dalam melihat persoalan energi nasional juga peluang melakukan ekspansi atas ekspor listrik, ke depan dunia akan membutuhkan banyak sekali pembangkit pembangkit listrik, PLN bisa menjadi pemain internasional di persoalan ini, ini peluang bagi Perusahaan Negara bukan hanya jago kandang dan alat peras, tapi diubah paradigma-nya PLN harus bisa menjadi "Sumber Terbesar Devisa Negara Dari Sektor BUMN". Â
Disiplin Perbankan dalam Restrukturisasi PLNÂ
Restrukturisasi PLN pertama, diarahkan ke dalam "bagaimana karyawan dari posisi paling rendah" mendapatkan kesejahteraannya sebagai kompensasi keringat, perusahaan yang jadi sarang korupsi tentunya tidak akan bisa menjadikan kesejahteraan karyawan, karena perusahaan yang jadi sarang korupsi punya ciri jelas "Management Fraud".
Cerita cerita soal kagetnya karyawan PLN dengan gaji yang layak, menjadi cerita mengharukan, kesatuan korps, soliditas visi berhasil dibangun, sehingga good will direksi mendapatkan dukungan dari Serikat Kerja PLN, jika Menteri ESDM ingin menjebak PLN dari sisi finansial lalu memaksa IPO, maka Serikat Pekerja-lah yang harus muncul ke publik, membongkar rencana Menteri ESDM dan niat menyerang Dirut PLN habis-habisan di media.Â
PLN yang tadinya perusahaan tidak menguntungkan dan sarang permainan makelar di balik jadi perusahaan yang menguntungkan, manajemen dibenahi, intrik politik dan rebutan proyek disikat habis, peraturan tender dibuat ketat, transparansi tender proyek menggandeng KPK, sumber pendanaan dicari dengan melihat struktur pengembalian jangka panjang, dan terakhir : menguntungkan.Â
Dibawah restrukturisasi dalam soal pengeluaran, PLN dari perusahaan rugi menjadi perusahaan yang menguntungkan (baca : PLN Untuk di Triwulan I  5 Trilyun Laporan Tabloid Bisnis  Kontan)
Perusahaan yang menguntungkan jelas akan menyejahterakan karyawan, disini kemudian dibangun satu landasan baru lagi yaitu: PLN menggunakan pelayanan cepat. Service adalah nomor satu, tapi di balik service yang kuat justru kedaulatan modal-lah yang harus digolkan oleh PLN untuk memenangkan layanan dan menjadikan perusahaan terkuat, daulat modal itu adalah: "Penguasaan BBM Sebagai Penggerak Pembangkit Listrik".Â
Pembenahan perusahaan PLN ini menggunakan disiplin ala Perbankan, entitas perbankan tidak akan panjang hidupnya bila dipenuhi permainan, nah PLN diarahkan bersih dari permainan permainan, jelas ini bukan soal sepele tapi juga "Soal Perang Mentalitas" di mana Mentalitas PLN yang awalnya hanya perusahaan yang melayani para makelar, menjadi Perusahaan yang punya akses langsung ke rakyat dan menjadi perusahaan besar kelas dunia yang menguntungkan.Â
Jalan Samurai PLN
Bisa dikatakan PLN adalah salah satu BUMN besar yang paling berhasil dan efektif di zaman Jokowi ini. Bukan tidak mungkin PLN menjadi perusahaan yang laporan financialnya satu rupiah di atas Pertamina atau jadi BUMN terbesar dan penggerak industri kelistrikan dunia. Perlu gagasan besar, niat besar dan tidak menjadi jangka pendek kepentingan kepentingan bisnis jadi tujuan.Â
Harus ada jalan panjang yang ditempuh PLN, dan itu bisa disebut sebagai "Jalan Samurai PLN", Bushido dalam restrukturisasi perusahaan pernah jadi trend dan inspirasi para CEO yang punya pandangan jauh ke depan. Sebenarnya restrukturisasi manajemen sudah dibahas dalam kajian manajemen di tahun 1950-an dan tidak ada yang lebih baik daripada Peter Drucker (1909-2005) dalam merumuskan pikiran soal pembenahan manajemen. Ada dua quotes yang bisa menjelaskan bagaimana PLN harus diubah :Â
- Cara Terbaik Memprediksi Masa Depan Adalah Menciptakannya.
- Apa Yang Bisa Diukur, Pasti Bisa Ditingkatkan.Â