Mohon tunggu...
Rakyat Jelata
Rakyat Jelata Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat jelata NKRI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kompasianer Menjadi Kandidat Kepala BKKBN

22 April 2015   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429647194855759777

[caption id="attachment_361984" align="alignnone" width="420" caption="Dua Anak Cukup"][/caption]

Pagi ini ada berita di BBM saya bahwa teman ada yang menjadi kandidat Kepala BKKBN. Akhir bulan lalu memang ada berita tentang hasil uji kompetensi seleksi terbuka jabatan Kepala BKKBN, yang masih dilanjutkan dengan seleksi presentasi dan uji wawasan pada 9 April 2015. Rupanya, walau sempat diprotes para anggota DPR karena dianggap ilegal, lelang jabatan tersebut tetap berjalan. Juga sempat ada rumor perebutan jabatan tadi oleh para politisi.

Calon yang lolos uji kompetensi ada lima orang, dua berasal dari PNS yaitu dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes, Deputi Advokasi Penggerakan Informasi BKKBN Pusat dan Drs. Razali Ritonga, MA, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Pusat. Tiga orang lainnya adalah Dr. Musni Umar, SH, M.Si, Ph.D, sosiolog yang juga Kompasianer, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,SpGK , mantan Wamendiknas dan juga mantan Kepala BKKBN, dan dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D, politisi PDIP yang juga mantan dosen Universitas Sriwijaya.

Mengapa ada mantan Kepala BKKBN yang sudah pensiun menjadi calon pada jabatan dan instansi yang sama? Untuk mengikuti seleksi tersebut, ada batasan umur. Pembatasan umur hanya berlaku untuk calon  yang berasal TNI/POLRI (57), dan PNS (58), sedangkan yang lainnya tanpa batasan umur. Pada saat mengemban jabatan tersebut, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,SpGK berstatus PNS, sehingga beliau pensiun pada usia 60 tahun, jabatan bisa diperpanjang 1-2 tahun. Anehnya beliau dilantik tahun 2013, tiga bulan menjelang usia pensiun. Karena sudah pensiun, beliau berhak mengikuti seleksi terbuka jabatan Kepala BKKBN. Mungkin beliau menganggap waktu yang diberikan kemarin belum cukup, sehingga beliau mencalonkan diri. Hal yang belum lazim. Wah, untung saja Pak Haryono Suyono _yang kata Pak Musni Umar adalah mantan Kepala BKKBN fenomenal_ tidak berminat:).

Kembali ke judul, Pak Musni Umar, adalah Kompasianer yang menjadi kandidat kompeten untuk mengemban jabatan tersebut, buktinya beliau sudah lulus uji kompetensi. Kelihatannya beliau gemes melihat BKKBN tidak semoncer jaman Pak Haryono Suyono. Tidak heran, belakangan beliau banyak menulis tentang BKKBN. Siapa yang akan dipilih oleh Presiden? Pak Musni Umar selain kompeten, beliau adalah pendukung Jokowi, terlihat pada tulisan pada masa Pilpres dulu. Saya masih ingat beliau sempat dikatain maaf "Sosiolog Bermental Budak" oleh Tengku Bintang, sesama Kompasianer, namun pendukung Prabowo. K'er yang satu ini kelihatannya kecewa atas kekalahan jagoannya, sehingga sudah tak aktif menulis lagi.

Jika benar bahwa Pak Jokowi dulu suka membaca Kompasiana, maka mungkin beliau ingat nama Musni Umar. Namun Pak Musni Umar punya saingan yang saya yakin lebih dikenal Presiden, sebab beliau adalah politisi PDIP, berarti sesama 'petugas partai'. Tapi, kadang-kadang Pak Jokowi tidak mudah ditebak, jadi bisa saja yang terpilih malah teman saya:). Dan saya tidak akan menulis panjang, karena ada yang lebih kompeten, yaitu Sang Kandidat sendiri.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya punya keinginan agar Pendataan Keluarga bulan depan adalah pendataan terakhir. Menurut saya, diintegrasikan saja dengan registrasi penduduk yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri dan jajarannya sampai dengan level terkecil. Memang data registrasi penduduk masih belum memuaskan, tetapi bisa dicari solusinya, bukan membuat data tandingan. Pendataan lengkap keluarga yang diselenggarakan lima tahun sekali, dengan sekitar sejuta petugas, tentu akan menghabiskan banyak biaya.

1 2 3 4 5

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun