Namun merayakan hari raya di perantauan tidak selamanya menyedihkan. Tidak bisa dipungkiri rasa kehilangan momen dengan keluarga sangat terasa. Tapi dengan teman-teman yang senasib, kami saling menguatkan. Karena sejatinya, teman di rantau adalah keluarga kita juga.
Kami berusaha menghadirkan suasana hari raya seperti di rumah, walaupun dengan segala keterbatasan. Masakan khas Lebaran seperti ketupat dan opor ayam kami usahakan ada sebagai obat kangen masakan ibu di rumah. Yang membedakan adalah minuman. Kami di pulau Jawa biasa menyajikan teh atau sirup. Namun saat saya di Papua, kita menyiapkan segala macam soft drink kaleng sebagai sajian kepada para tamu.
Semua pengalaman Lebaran di mana pun mempunyai sisi menarik untuk dijadikan kenangan. Namun makna nya sama, bahwa kita adalah makhluk Tuhan yang harus saling mengasihi dan memaafkan di mana pun kita berada. Tidak hanya kepada keluarga, namun dengan orang di sekitar kita.