Mohon tunggu...
Rakhmasari Kurnianingtyas
Rakhmasari Kurnianingtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba melukis cerita lewat aksara

belajar dari mendengarkan dan melihat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kapan Sinetron Indonesia Seperti Drama Korea?

12 April 2022   21:00 Diperbarui: 15 April 2022   22:32 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Drama Korea (Foto : Soompi via Kompas.com)

Cerita sinetron Indonesia bisa berkembang menyesuaikan selera penonton. Bahkan seseorang yang diceritakan sudah meninggal bisa tiba-tiba muncul kembali. Atau seseorang yang mengalami amnesia agar bisa memperpanjang episode dengan menambah cerita baru.

Jalan cerita
Sinetron Indonesia menyuguhkan cerita yang panjang dan berbelit-belit. Akan banyak tokoh baru bermunculan dan saling berhubungan. Banyak sekali kebetulan yang terjadi. Si ini ternyata anaknya si itu. Si dia ternyata mantan pegawainya bapak itu. Dan banyak lagi kebetulan yang sepertinya kalau di dunia nyata mustahil terjadi.

Drama Korea tidak menyuguhkan banyak pemeran inti. Tokoh utama hanya dibantu beberapa peran pembantu yang menghidupkan cerita tanpa menyamarkan cerita pokoknya. Hal ini akan membawa penonton lebih fokus dan tidak terpecah emosinya.

Latar belakang profesi
Yang menarik dari drama Korea adalah mereka memberikan informasi yang berharga tentang latar belakang profesi tokoh utama dalam ceritanya. 

Dalam suatu cerita tentang dokter, ilmu kedokteran mereka selipkan dengan porsi yang besar. Bukan sekedar pemanis adegan dengan tokohnya memakai pakaian dokter. Tetapi adegan yang berhubungan dengan profesi dokter secara riil, demikian juga istilah-istilah kedokteran yang cukup bermanfaat.

Begitupun dengan profesi lain. Cerita tentang lawyer, designer, olahragawan, penegak hukum dan profesi non formal mereka gambarkan dengan kenyataan sebenarnya yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Segala perjuangan mereka dalam menjalankan profesi digambarkan dengan utuh dan informatif.

Sinetron Indonesia tidak pernah menggambarkan jenis profesi tertentu secara mendalam dan memberi pengetahuan yang bermanfaat buat penontonnya walaupun hanya sedikit. 

Mereka hanya menggambarkan dari dialog dan kostum yang mendukung. Padahal hal-hal semacam itu bisa sangat berpengaruh dalam membentuk pola pikir penonton daripada sekedar konflik yang berputar tidak jelas.

Karakter pemain
Adegan dalam sinetron Indonesia terlalu lebay menggambarkan karakter tokoh-tokohnya. Tokoh antagonis akan selalu jahat bahkan dalam keseharian mereka saat tidak melakukan kejahatan. Sedangkan tokoh protagonis akan selalu teraniaya dan bernasib sial sepanjang hidupnya.

Adegan seperti itu tidak ditampilkan dalam drama Korea. Mereka menyajikan sisi baik dan buruk secara seimbang. Tokoh jahat akan baik sesekali, dan tokoh baik ada sisi buruknya yang tidak ditutupi. Semuanya normal selayaknya kita dalam kehidupan nyata. 

Adegan jahat disajikan halus tanpa close up tokohnya saat melotot diiringi musik yang mengagetkan. Sebaliknya tokoh baik tidak digambarkan selalu menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun