Mohon tunggu...
R M 7
R M 7 Mohon Tunggu... Human Resources - #LAKI

Hanya seorang penikmat tulisan ringan dan penulis ringan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Angka 7

27 Agustus 2015   10:09 Diperbarui: 28 Agustus 2015   08:07 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak percaya adanya lucky number 7, angka hoki, tanggal baik, hari baik atau apapun itu yang berkaitan dengan kepercayaan selain bergantung kepada Allah SWT, yang saya tahu semuanya yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT, semua hari dan semua tanggal adalah baik. Tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur jalan dan rejekinya masing-masing.

Berawal dari kecintaan saya kepada sepak bola dimana saya sudah aktif bermain sepak bola dari SD. Bukan sekedar hobi, tapi saya benar-benar mengikuti setiap latihan dengan sungguh-sungguh, bahkan seolah-olah sepak bola adalah karir saya. Terkadang pun rela bergadang atau bangun dini hari demi menonton dan memberikan dukungan kepada tim favorit, tapi itu dulu itu, sudah biasa.

Saya mulai gemar menonton pertandingan sepak bola siaran langsung sekitar awal tahun 2000-an yang kala itu Liga Italia merupakan liga sepak bola terbaik di dunia, saya langsung diperkenalkan kepada tim Juara, Juventus dengan julukan “Si Nyonya Tua”. Seiring berkembangnya pengetahuan dan penasaran saya terhadap sepak bola Eropa, saya mulai mencari liga lain yang saat itu juga mulai terkenal liganya, yaitu Liga Inggris. Saat itu Liga Inggris masih merupakan liga alternatif setelah Liga Italia, bahkan banyak teman-teman sekolah saya sangat hafal dengan nama-nama klub dan pemain Liga Italia ketimbang Liga Inggris (yang terjadi saat ini adalah kebalikannya, if you know what I mean).

Mulai mengenal Liga Inggris, saya menyukai klub Manchester United dan menyukai pemain bernomor punggung 7, waktu itu David Beckham. Permainannya di lapangan sangat menginspirasi pola dan cara saya bermain sepak bola, serta pandangan saya terhadap nomor atau angka 7. Nomor punggung 7 dalam sebuah tim sepakbola sendiri biasanya identik dengan pemain gelandang hebat atau andalan suatu tim, entah sejak kapan bahkan sampai sekarang saya benar-benar mendedikasikan diri saya menyukai dan berusaha menjadi seorang dengan label 7. Dalam setiap kesempatan pun saya berusaha mendapatkan angka 7, teman-teman dan saudara-saudara saya pun menyadari bahwa saya penyuka angka 7.

Sejalan dengan itu saya menyadari bahwa bapak saya merupakan anak ke-7 dari 10 bersaudara, sedangkan jumlah saudara Ibu adalah 7 orang. Wow! Kemudian sering juga secara tidak sengaja beberapa kejadian dalam kehidupan saya berkenaan dengan nomor 7, dari nomor meja makan, nomor rumah dinas, nomor pegawai, nomor absen, nomor telepon atau nomor random yang saya dapat biasanya berkenaan dengan nomor 7, dan banyak lagi, pastinya kejadian-kejadian ini sudah diatur oleh-Nya. Mungkin agak berlebihan, tapi yang jelas apabila itu berkenaan dengan nomor 7 saya langsung notice.

Kejadian menarik yang baru-baru ini terjadia adalah dua hari lalu dimana artikel saya yang ketujuh menjadi highlight/artikel pilihan di Kompasiana (25/08/15). Merupakan kali pertama artikel saya menjadi highlight, buat seorang penulis newbie seperti saya tentu saja ini merupakan hal yang sangat luar biasa, satu lagi prestasi besar saya raih dalam hidup karena saya sendiri termasuk sangat baru dalam dunia menulis. Saya sendiri baru mulai aktif menulis sejak bergabung dengan Kompasiana sekitar bulan Juli lalu, pernah juga saya ceritakan di artikel pertama saya bahwa saya sendiri masih tidak percaya saya dapat menulis.

Dukungan teman-teman Kompasianers sekalian memicu saya untuk terus berkarya dan tetap menulis, seperti kebanyakan orang bijak berkata bahwa jangan pernah cepat puas/putus asa, ini merupakan awal dan bukannya akhir. Mudah-mudahan kedepan semangat menulis saya tidak padam serta selalu mendapatkan ide-ide ringan untuk dibagikan. Artikel menjadi headline? Untuk target sekarang rasanya sangat sulit, namun bukan berarti tidak bisa. Entah kapan, yang penting jangan menyerah, tetaplah menikmati dan menulis dengan ikhlas layaknya niat awal kita menulis adalah untuk berbagi kebaikan kepada sesama, bukannya mengharapkan menjadi highlight atau headline.

Jakarta, 27 Agustus 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun