Mohon tunggu...
Raka Subardo
Raka Subardo Mohon Tunggu... wiraswasta -

"Tuhan tidak terbatas. Namun manusia lah yang membatasi tentang keberadaan Tuhan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa yang Pencitraan?

3 Juli 2014   16:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:40 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika Ahmad Dhani ditanya mengenai kelebihan JOKOWI, dia menjawab bahwa kelebihan JOKOWI adalah Media Darling. Dia anggap bahwa selama ini Jokowi hanya pencitraan. Bahkan Anis Mata, presiden PKS mengatakan bahwa perkataan Jokowi untuk membebaskan Palestina dan mendukungnya untuk diterima menjadi anggota PBB merupakan pencitraan. Malahan Fachri Hamzah dan Pimred Obor Rakyat menilai muka dan pakaian Jokowi adalah pencitraan. Penulis jadi bingung, apa sih Pencitraan itu?

Jangan-jangan ketika saya traktir mertua makan, nanti dibilang pencitraan. Atau ngebeliin mertua baju baru nanti dibilang pencitraan oleh istri dan ipar saya. Jadi pencitraan itu apa sih?

Selama ini media begitu gencar mengangkat sepak terjang Jokowi, bahkan dari bangun tidur hingga tidur lagi para wartawan nongkrongin rumah sang Gubernur. Bahkan TV one [teman saya bilang TV pemfitnah nomor satu] selalu menjadikannya trending topic disetiap acaranya. Jadi sepertinya kalau tidak mengangkat berita JOKOWI rantingnya akan turun.

Suatu hari seorang wartawan bercerita jika dia dan teman-teman wartawan lainnya kecolongan. Mereka sudah nungguin Jokowi hendak meliput keberangkatannya ke kantor, sejak pagi hingga jam delapan mereka tungguin namun tidak juga mucul. Tiba-tiba salah satu rekannya mengatakan bahwa Jokowi lewat dari pintu belakang. Para wartawan berhamburan mengejar Jokowi, dan mereka terkejut ketika didapati Jokowi pergi dengan naik Ojek. "Pantes saja gak ketahuan wong naek ojek koq," ucap si wartawan.

Semua moment tentang Jokowi selalu diabadikan para kuli tinta ini. Bukan hanya pergi ke kantor, pergi kawinan, blusukan, turu ke got dan kanal banjir, ke tmpat sampah bahkan makan dipinggiran pun diliput. Luar biasa sosok ini. Tapi ngomong-ngomong berapa rupiah Jokowi membayar ratusan wartawan tersebut, yah? Atau berapa rupiah Jokowi membayar TVone saat itu, agar wajah dan beritanya disiarkan, apalagi durasinya 30 menit?

Saya yakin Jokowi tidak mau diekspos, namun wartawan mengejarnya karena ratingnya tinggi, jadi salah siapa tuh? Sementara Prabowo duduk manis di kursi goyang, mulutnya penuh camilan mahal, semnatara tangannya sibuk memaenkan remote TV mengawasi apakah IKLAN dirinya sudah tersebar merata di Televisi. Ketika di salah satu stasiun televisi tidak ada IKLAN-nya, dia langsung ngangkat telpon minta ke adiknya Hasyim supaya IKLAN dirinya ditampilkan.

Kontras yah? yang satu bermandi peluh dengan lumpur dan bau, semetara yang satunya duduk-duduk manis di depan TV sambil mengawasi IKLAN dirinya. Dan sekali-kali naek kuda. Sebenarnya siapa sih yang selama ini PENCITRAAN?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun