Mohon tunggu...
raja yulianto
raja yulianto Mohon Tunggu... guru

komunikasi sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunitas belajar Desa Adat Baduy

25 April 2025   15:27 Diperbarui: 25 April 2025   15:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Tim Social Forestry Indonesia, Banten merupakan wilayah yang berhutan paling luas di Jawa barat dengan 354.970 ha. Jenis vegetasinya antara lain, Rasamala, Saninten dan Nyamplung. Di wilayah hutan Banten itulah terdapat Desa Kanekes yang luasnya 5.101,85 ha. Dengan jumlah masyarakatnya sekitar 5.000 orang yang tersebar di 10 kampung (dalam Wilodati, 1985:7). Desa Kanekes adalah suatu daerah yang hampir tanpa daratan, karena hampir keseluruhan wilayah Desa Kanekes adalah dataran tinggi yang berbukit-bukit.

Letak Geografis dan Pemukiman Suku Baduy wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6o27'27" -- 6o30'0" LU dan 108o3'9" -- 106o4'55" BT. Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, Berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 -- 600m di atas permukaan laut (DPL) mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45o, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan) dengan suhu rata-rata 20o C. Orang baduy juga menyebut dirinya sebagai orang Kanekes, karena berada di dea kanekes. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Kendeng, atau sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta dan 65km sebelah selatan ibukota Serang, sehingga untuk mencapai lokasi diperlukan waktu sekitar 9 jam, baik berkendara maupun berjalan kaki (Permana dalam FISE UNY, 2001: 2). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Desa Kanekes jauh dari pusat kota atau pusat keramaian.

Tahap Analisis pembelajaran Komunitas belajar

Analisis pembelajaran di desa adat merupakan proses penting dalam memahami bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai diwariskan serta dikembangkan dalam komunitas yang menjunjung tinggi kearifan lokal. Tahapan analisis ini bertujuan untuk menggali secara mendalam dinamika belajar yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat adat.

Tahap pertama adalah identifikasi konteks dan tujuan. Pada tahap ini, peneliti atau pendamping perlu memahami secara menyeluruh karakteristik desa adat, termasuk struktur sosial, nilai budaya, sistem pemerintahan adat, serta latar belakang masyarakatnya. Tujuan analisis juga perlu dirumuskan dengan jelas, apakah untuk merancang program penguatan kapasitas, revitalisasi budaya, atau untuk kebutuhan penelitian akademik.

Tahap kedua adalah pengumpulan data awal, yang dilakukan melalui berbagai pendekatan partisipatif seperti observasi langsung, wawancara dengan tokoh adat, kepala desa, dan warga, serta diskusi kelompok terfokus (FGD). Pendekatan ini penting agar analisis tidak hanya bersifat formal, tetapi juga menangkap dinamika sehari-hari yang seringkali tidak tercatat secara tertulis.

Selanjutnya, tahap ketiga adalah pemetaan sumber daya belajar. Di desa adat, proses belajar sering kali tidak terjadi di ruang kelas, tetapi di bale banjar, pura, ladang, dan dalam upacara adat. Sumber daya belajar ini meliputi individu yang memiliki peran sebagai guru atau penutur tradisi, lembaga adat, serta media budaya seperti cerita rakyat, simbol-simbol, dan benda pusaka.

Tahap keempat adalah analisis pola dan dinamika pembelajaran. Dalam tahap ini, digali bagaimana proses belajar berlangsung: apakah melalui tuturan lisan, praktik langsung, atau observasi. Juga dianalisis siapa saja yang menjadi pelaku dan penerima pembelajaran, serta apakah terdapat kesenjangan akses berdasarkan usia, gender, atau status sosial.

Tahap kelima adalah identifikasi masalah dan tantangan, seperti menurunnya minat generasi muda terhadap pengetahuan tradisional, masuknya pengaruh luar yang menggeser nilai-nilai lokal, atau kurangnya ruang belajar yang mendukung praktik adat.

Tahap keenam adalah penggalian potensi dan peluang penguatan. Ini mencakup upaya mencari kekuatan lokal yang bisa diberdayakan, seperti keberadaan pemuda yang memiliki kapasitas digital, tokoh adat yang aktif, atau komunitas yang terbuka terhadap kolaborasi dengan pihak luar seperti lembaga pendidikan atau LSM.

Tahapan Desain pembentukan model pembelajaran.

Tahap desain komunitas belajar adalah proses merancang struktur, sistem, dan dinamika pembelajaran dalam suatu komunitas khususnya di desa adat agar sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan tujuan bersama. Ini adalah langkah penting setelah melakukan analisis, karena di sinilah strategi dan model pembelajaran mulai dibentuk dan disiapkan untuk diterapkan. 

Tahap pengembangan komunitas belajar

Berikut adalah penjelasan tentang tahap pengembangan komunitas belajar, yaitu proses menghidupkan, memperluas, dan memperkuat aktivitas belajar yang telah dirancang bersama dalam komunitas. Tujuannya agar pembelajaran menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga, berkelanjutan, dan berdampak nyata. 

Tahap implementasi komunitas belajar

Tahap implementasi adalah saat komunitas belajar mulai dijalankan secara aktif berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada tahap ini, proses pembelajaran tidak lagi sebatas wacana atau rencana, melainkan sudah menyatu dalam aktivitas harian komunitas. 

Tahap evaluasi komunitas belajar Desa Adat

Berikut adalah penjelasan tentang tahap evaluasi komunitas belajar di desa adat, yang merupakan bagian penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan efektif, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berkelanjutan sesuai nilai-nilai lokal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun