Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Targetku untuk Ramadan 2024, Semoga Allah Mudahkan

12 Maret 2024   10:58 Diperbarui: 12 Maret 2024   11:55 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Targetku untuk Ramadan 2024/doc. pribadi, created by canva

Alhamdulillah, hari ini kita memulai ibadah puasa Ramadan 2024 hari pertama. Mumpung masih hari pertama, nggak ada salahnya kita mengecek kembali, apakah sudah ada target yang ingin dicapai atau tidak selama sebulan penuh ke depan.

Bicara target atau yang bisa juga disebut sebagai resolusi, seringkali kita membuatnya di momen tertentu semisal pergantian tahun. Tapi setelah dievaluasi, ternyata target tersebut tidak tercapai. Lha kok bisa?

Seringkali kita membuat target atau resolusi fokus pada hal-hal yang besar dan sifatnya abstrak. Misal target ingin 'bahagia dunia & akhirat'. Tentunya itu adalah target sekaligus niatan yang baik. Tapi sebuah target haruslah terukur dan disertai dengan usaha untuk mencapainya.

Semisal kita punya target ingin bekerja di perusahaan A, tapi kita nggak pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan tersebut. Apakah target kita akan tercapai?

Oleh karena itu, membuat dan menyusun target tidak harus dengan standar yang langsung tinggi. Semuanya bisa diset secara bertahap, sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita sendiri.

Sama halnya dengan target untuk Ramadan 2024. Masing-masing dari kita pasti memiliki target yang ingin dicapai selama bulan Ramadan.


Dan berikut beberapa target yang saya harapkan bisa terpenuhi selama bulan Ramadan:

1. Sahur full setiap hari

Bisa sahur selama sebulan penuh tanpa melewatkan satu hari pun adalah anugerah. Karena dalam aktivitas makan sahur terdapat banyak berkah. Tapi sebagai manusia biasa, tentunya saya kadang melewatkan sahur tanpa sengaja. Salah satu penyebabnya adalah bangun kesiangan.

Kalau di rumah, ada ibu yang selalu membangunkan. Tapi di kost, saya harus melakukannya sendiri.

Untuk mencapai target ini, beberapa usaha yang saya lakukan adalah mengeset alarm yang semula pukul 04:15 WIB, diubah ke pukul 03:00 WIB. Dengan asumsi awal puasa mulai setengah lima pagi, saya kira waktu sejam lebih dari cukup untuk mempersiapkan makan sahur.

Selain itu, saya juga berusaha untuk tidur lebih awal. Jika biasanya saya tidur sekitar jam 10 malam, kali ini sebelum jam 10 saya harus sudah membaringkan tubuh yang lelah ini di atas kasur.  

Just in case, saya bangun lebih dari waktu alarm tapi masih tersedia cukup waktu untuk makan sahur, sebagai mitigasi saya sudah siapkan menu-menu yang sederhana. 

Saya sudah menyiapkan ayam ungkep dan nugget yang siap digoreng hanya dalam waktu 5-10 menit saja. Kalaupun saya bangun mepet Subuh dan tidak punya cukup waktu untuk goreng-menggoreng, saya sudah persiapkan kurma, buah-buahan, dan minuman sereal instan yang bisa dikonsumsi dengan cepat.

Dengan persiapan tersebut, insya allah tidak ada sahur yang terlewat. Sebagaimana dini hari tadi, sahur pertama berjalan dengan lancar walau terasa sepi. Alhamdulillah.

2. Tarawih berjamaah di masjid setiap hari

Salat Tarawih adalah aktivitas khusus di bulan Ramadan, yang dalam beberapa Ramadan terakhir ini saya tidak mencapai target untuk berjamaah setiap hari di masjid. Makanya, saya jadikan hal ini sebagai target kembali di Ramadan tahun ini.

Soal alasan dan godaannya banyak banget, terutama karena aktivitas pekerjaan dan situasi yang tidak memungkinkan.

Misal ketika Ramadan 2018 atau entah 2019, saya ditugaskan ke wilayah Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Di sana saya tinggal di mess perusahaan klien saya yang jauh dari hiruk pikuk kota. Jauh dari penduduk dan segala aktivitasnya.

Untuk berbuka puasa dan sahur saja, saya harus menunggu antaran makanan dari klien. Terus, saking jauhnya dari penduduk, saya masih melihat babi hutan berkeliaran di sekitar mess. Ya, saya dan rekan kerja akhirnya hanya bisa beraktivitas di dalam mess saja.

Memang hukum Tarawih ini adalah sunah (dikerjakan mendapat pahala, ditinggalkan tidak apa-apa) dan bisa dikerjakan sendirian di rumah. Tapi kok ya, kalau mengerjakan sendiri itu hawa malasnya tinggi banget.

Jadi untuk mencapai target ini, sebisa mungkin saya memaksimalkan kesempatan yang ada untuk bisa tarawih berjamaah di masjid. Dan kalaupun ada waktu yang tidak memungkinkan, saya harus berjuang keras melawan rasa malas untuk bisa tarawih sendirian. 

Makanya benar kata pepatah, jihad terbesar bukanlah perang di pertempuran tapi melawan hawa nafsu diri sendiri, termasuk ya rasa malas itu.

3. Mudik ke kampung halaman

Mudik adalah target rutin Ramadan yang kadang tercapai kadang juga tidak. Penyebabnya tentu ada pada biaya mudik yang cukup besar.

Mudik saya ini antar kota, antar provinsi, dan antar pulau sekaligus. Untuk tiket pesawat, transportasi lokal, oleh-oleh, hingga biaya harian selama di kampung halaman bisa menghabiskan biaya hingga 10 juta rupiah. Hiks.

Ya, saya memang menabung untuk keperluan mudik ini. Tapi kadang begitu waktunya hampir tiba, uang yang terkumpul belum cukup. Akhirnya, kadang saya mudik tidak tepat sebelum Idulfitri seperti yang kebanyakan orang-orang lakukan. 

Biasanya saya geser ke setelah Idulfitri, serta memilih waktu keberangkatan dan kepulangan di hari dengan harga tiket termurah. Atau bahkan sempat di beberapa kali Ramadan, mudiknya jadi pas Iduladha. Bukan mudik Ramadan dong ya?

Saya kira cukup sekian saja target saya untuk Ramadan kali ini. Saya percaya walau banyak rintangan dan godaan, niat baik akan selalu menemukan jalan terbaiknya.

Semoga Allah mudahkan atas segala niat-niat kebaikan yang ingin kita capai di Ramadan kali ini. Aaamiin YRA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun