Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Habis Centang Hijau Terbitlah Centang Biru, Lantas?

20 Januari 2023   20:35 Diperbarui: 20 Januari 2023   20:50 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yeay, verified/Raja Lubis

Tulisan ini masihlah berada dalam rangkaian tulisan bertema Kompasiana. Tapi sama sekali, bahasan kali ini tidak ada dalam daftar rencana konten sebelumnya.

Pada Rabu, 18 Januari 2022, sebuah notifikasi yang berasal dari Yahoo muncul di handphone saya. Ya, saya masih menggunakan Yahoo sebagai email utama, di saat yang lain mungkin sudah meninggalkannya.

Entah kenapa, saya masih merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan Yahoo. Seakan di pelukannya saya merasakan arti kenyamanan, kesempurnaan, .... Lanjut nyanyi dalam hati.

Tapi bukan soal itu yang menjadi perhatian, melainkan isi notifikasinya.

"Verifikasi - Selamat, akun Anda telah diverifikasi."


Karena sedang bekerja di lapangan, hilir mudik dari satu outlet ke outlet yang lain, email tersebut masih saya abaikan. Sembari bingung juga, akun apa yang dimaksud telah diverifikasi.

Sempat terbersit rasa khawatir email saya digunakan orang lain yang tidak bertanggung jawab. Soalnya saya pernah tiba-tiba mendapat invoice dari salah satu hotel di Jakarta sebagai bukti saya menginap. Padahal di tanggal tersebut, jelas-jelas saya sedang berada di Bandung. 

Hingga tiba pada malam hari, selepas bekerja dan bisa bersantai sejenak, saya buka email tersebut. Dan ternyata pengirimnya adalah Kompasiana.

Email dari Kompasiana/Raja Lubis
Email dari Kompasiana/Raja Lubis

Ya kosong seperti gambar di atas. Bisa jadi karena kuota internet, jadi gambar yang dikirim belum termuat. Tapi akhirnya saya klik saja gambar tersebut dan diarahkan ke halaman tentang centang biru di Kompasiana.

Owalah, jangan-jangan akun saya terverifikasi centang biru.

Saya refresh saja halaman profil akun Kompasiana saya. Dan ternyata benar, di samping nama kini muncul tanda centang biru.

Habis centang hijau, terbitlah centang biru

Sebetulnya saya nggak terlalu ngeh dengan masalah percentangan di Kompasiana. 

Pertama kali mengenal centang ketika ada tawaran menulis di Kompasiana yang mengharuskan minimal akun sudah tervalidasi (centang hijau).

Akun saya belum centang hijau. Lalu dibantulah oleh si pemberi tawaran pekerjaan tersebut agar akun saya bisa centang hijau. Mungkin dibantu ngomong langsung kali ya ke adminnya. Secara waktu itu saya sudah mengisi data lengkap plus KTP tapi tak kunjung juga centang hijau. Tapi ya sadar diri juga sih. Secara memang nggak aktif menulis di Kompasiana.

Terus belum lama ini, ada kebijakan Kompasiana menghapus centang hijau. Artinya kini hanya akan ada tanda centang biru saja. 

Kebijakan ini menuai beragam respon dari Kompasianer, terutama dari yang senasib seperti saya. Yang masih centang hijau kemudian merasakan tanpa centang. Ibarat sedang bersama kemudian diputuskan karena alasan "kamu terlalu baik buat aku". Xixi

Lantas haruskah centang biru dikejar?

Dari penjelasan yang saya temukan di beberapa artikel Kompasiana, syarat centang biru ini sifatnya lebih ke arah kualitatif. Berbeda dengan K-Rewards yang bertumpu pada syarat kuantitatif.

Dan syarat kualitatif itu memang sulit diukur. Jadi ya, pemberian centang biru ini sepenuhnya hak prerogatif Kompasiana.

Apakah saya senang mendapat centang biru? Tentu saja saya bahagia. Seenggaknya saya yang bukan selebriti yang kecil kemungkinannnya mendapat centang biru di media sosial, bisa juga merasakan centang biru.

But yang terpenting adalah setelahnya. 

Semoga setelah kepercayaan centang biru yang diberikan ini, saya tetap konsisten menulis. Dan apa yang saya utarakan bisa bermanfaat dan memberikan perspektif lain bagi para pembaca.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Kompasiana. Dan juga terima kasih kepada Kompasianer yang sering berinteraksi dengan saya.

Dan permohonan untuk para master yang sudah lebih dulu centang biru, terimalah anggota baru si anak bawang ini. Mohon bimbingannya kakak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun