Mohon tunggu...
Aristyanto WW
Aristyanto WW Mohon Tunggu... Penulis - Think Tank

Think Tank

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sebalnya dengan Telkomsel

25 Mei 2020   21:05 Diperbarui: 25 Mei 2020   21:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kebetulan saya suka yang namanya teknologi, semua karena akselerasi efesiensi (tercepat terawal). Dahulu karena kebutuhan komunikasi kerja dan saya perantau,  saya selalu jadi yang pertama dikantor memakai teknologi tercanggih (dijamannya). Mulai dari pager, selular GSM/CDMA sampai internet. Mungkin karena masih era-era percobaan suka ada pelesetan. Sukar cari sinyal, GSM dipelesetin menjadi Geser Sedikit Mati. Baterai cepet habis, CDMA dipelesetin Capek Dikit Mati. Pager saya pelanggan Starpage titititit, oiii senangya kalau pager bunyi, jadi kelihatan tajirnya hahaha. GSM saya pakai Erricson GF 388 (flip) yang berat & kokoh, suka disebut HP Mike Tyson karena Tyson sempat untuk mukul orang saat keributan diatas ring. Nokia 8110 (sliding),karena bentuknya disebut Nokia Pisang. Internet saya pakai CBN-Net dengan jaman aplikasi Netscape, Yahoo Messenger (YM) & Apa Kabar Indonesia 

Meski jaman dan teknologi berganti saya tetap setia sebagai loyalty customer dari sejak awal Telkomsel berdiri (26 Mei 1995) sampai dengan sekarang. Separo hidup saya habiskan bersama Telkomsel, mulai dari kartu Hallo +62811184414 (bisa gak ya nomor ini saya miliki lagi?) bermigrasi ke Simpati +6281311066xxx. Sudah berapa juta ya, kontribusi uang (pulsa) saya yang membuat Telkomsel jadi gemuk? Adakah Telkomsel punya catatannya, seperti halnya operator punya log outgoing & incoming call dari jutaaan pelanggannya

Karena dianggap sudah matang, 25 tahun selalu dijadikan tahun monomental, seperti 25th Perkawinan, 25th Reuni Akbar, dsb. Begitu juga Telkomsel dianggap sukses. Sampai Menteri BUMN, Erick Tohir memuji Telkomsel sebagai anak sekaligus marah ke Telkom. "Mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja (Telkomsel) dimiliki Kementerian BUMN, dividennya jelas". (CNN 15/02/20, https://bit.ly/34ZuCcb). Maklum, selama ini 70 persen pendapatan Telkom berasal dari dividen dan laba Telkomsel.

Bertambahnya usia, saya berharap sebalnya saya atau pelanggan lain ke Telkomsel bisa diperbaiki. Kalau mengecilkan keluhan pelanggan dan tidak diperbaiki, Kawatirnya operator lain membaca kelemahan Telkomsel sebagai peluang kebaikan Operator Lain. Sebalnya saya ke Telkomsel antara lain

1) Jangan Sedikit-dikit SMS

Saya kirim 1 sms langsung direply untuk kirim sms lagi atau info-info yang membosankan yang semua juga bisa dibaca di aplikasi 'My Telkomsel'. Dengan jaman sudah berubah jadi serba online, kalau orang pingin tahu tentang sesuatu akan googling atau buka website resminya. Kadang bunyi SMS bikin GR saja. Karena gara-gara menunggu kabar penting misal sales menunggu 'sms rindu order', jomblo menunggu 'sms ajakan ngedate' atau perantau menunggu 'sms rindu emak'. Kalaupun kirim sms yang nyata-nyata dibutuhkan masyarakat, misal info kredibel tentang covid. Sampaikan berkala secara nasional update instruksi pemerintah yang benar, cara pencegahan/penularan, manajemen jenasah covid (protap himedis maupun protap agama).

2) Lindungi Data Konsumen. 

Jangan data konsumen dikomersialisasi dengan sms iklan pihak ketiga. Dari penawaran pinjaman, penipuan sampai sex chatting. Saya sendiri suka jengkel tiba-tiba ada Debt Collector marah-marah(cc Divisi Humas Polri, OJK) menagih atas hutang yang tak pernah saya ajukan. Atau Debt Collector minta bantuan untuk memperingatkan keluarga/kolega yang tidak sama sekali tidak saya kenal atau referensikan untuk segera membayar hutang. Saya heran bagaimana data bisa mudahnya bocor ? 

cc mohon respon @YLKI, penegakan hukum @DivisiHumasPolri @DPR atas UU 24/2013 ttg Perlindungan Hukum atas Privasi dan Data Pribadi Masyarakat, analis kredit bank/pembiaya yang teledor @OJK, @APPI/IFSA

3) Internet Murah Yang Mahal

Sekarange serba wifi. Setiap geser tempat yang ditanyain pertama kali adalah 'ada wifi gak? password wifinya apa?'. Artinya masyarakat sudah online minded. Dirumah atau kantor sendiri pasti sudah pakai wifi. Tapi kalau ditempat lain ada yang wifinya terbuka (cafe, resto, dsb) ada yang terkunci (rumkit, dsb). Karena tidak setiap hari berpergian, lebih sering di kantor dan rumah, untuk efesiensi saya tidak membeli paket internet. Saya beli paket kalau ke rumah sakit saja itupun Paket Harian 13rb yang berlaku sd jam 00:00 (bukan 12 jam). Tapi lebih banyak percumanya, karena lebih banyak tidak bisanya atau lemotnya. Anehnya secara bersamaan yang pakai wifi, paket bulanan atau saya pakai pulsa (dengan hape lain) lancar jaya. Kadang saya merasa jengkel, bodoh dan tertipu,  "Murah Tapi Mahal" karena tak terpakai

Itu curhat dan harapan tanda cinta saya pada #25thTelkomsel, #25thAkuBersamamu, semoga Telkomsel Lebih Maju & Jaya !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun