Mohon tunggu...
Raissheva Andika Pratama
Raissheva Andika Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Arah Langkah" by Fiersa Besari

5 April 2021   19:53 Diperbarui: 5 April 2021   20:12 13438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ini adalah sebuah novel karya Bung  atau yang biasa di kenal dengan Fiersa Besari ialah seorang penulis berdarah kelahiran bandung ia pernah menempuh pendidikan di Jakarta saat jenjang SMP dan SMA. Selain Penulis Bung juga seorang musisi yang lagunya cukup popular di Indonesia. Buku yang rilis pada tahun 2018 ini  berjudul "Arah Langkah". Novel ini berpusat pada perjalanan Bung yang ia mulai karena merasa patah hati dan nekat melakukan perjalanan dengan dua  kawan lainnya yaitu, Prem dan Baduy. 

Dengan membawa tujuan yang berbeda beda mereka memulai perjalanan pada tahun 2013 untuk menyusuri daerah daerah di Indonesia. Berbagai rintangan mereka lewati baik seru, menegangkan, dan menantang. Namun perjalanan tak selamanya mulus, banyak halangan dan juga kegelisahan yang dialami. Bahkan terkadang harus bertengkar karena berbeda opini, tapi mereka bisa mengatasi dan segera melanjutkan perjalanan kembali.

Bahkan di tengah perjalanan satu per satu kawan Bung mulai mengundurkan diri dari perjalanan ini, membuat situasi merasa tidak mendukung. Meski begitu, Bung selalu ingat apa yang diakatakan seorang kawannya yang dikenal lewat media sosial, bahwa dimanapun kita berada, kita tidak pernah sendiri. Namun, akankah Bung melanjutkan perjalanannya menyusuri Indonesia sampai ke bagian timur?

Cerita di mulai dengan Bung yang patah hati nekat melakukan perjalanandalam usaha menghapus luka karena di hianati oleh tunangannya yang berselingkuh dengan Sahabatnya sendiri, maka dengan hati terluka Bung memilih berkelana mencari jati diri atau berusaha melarikan diri dari bayang bayang masa lalu bersama mantan kekasih yang melekat erat di setiap sudut kota Bandung. 

Bersama dengan dua orang temannya yakni Anissa seorang perempuan tomboy yang merupakan seoran petualang tangguh hingga karena ketangguhannya itulah dia disapa akrab dengan panggilan "Prem"atau kependekan dari Preman, ya karena nama Anisa kurang pas dengan keadaannya yang sangat jantan. Sahabat kedua yang menemani pengelanaan Bung adalah seorang pemuda bernama Baduy seorang sahabat dari komunitas Free Dive.

 Setelah berpamimitan dengan keluarga Perjalanan dari kota Bandung menuju pelabuhan Bakauheni Lampung dengan segala daya upaya untuk dapat irit agar tidak kehabisan uang saat di tengah pengelanan maka mereka melakukan apa saja seperti menumpang menginap di tempat orang dan tentunya yang bisa mengirit pengeluaran dan apapun yang bisa membuat pengelanaan mereka berjalan lancar. Dari Bakauheni Lampung kemudian mereka menuju ke Barat Sumatra yakni Negeri Minang Kabau kemudian Lanjut ke Nias lalu singgah di sebuah Desa bernama Bowomatulo dan menyaksikan acara Fahombo atau ritual lompat batu.


Perjalanan terus berlanjut ke Sibolga kemudian keliling Pulau Samosir, di sinilah Baduy memilih pulang karena pekerjaannya yang memang tidak bisa di tinggalkan, pekerjaan mengantar dan memandu perjalanan orang luar negeri ke Raja Ampat. Dari perpisahan itu Bung dan Prem lanjut ke Medan dan kemudian ke Aceh Sabang kemudian Lanjut lagi ke Makassar dan di Makassar, Baduy memutuskan untuk melanjutkan pengelanaan seberes dari pekerjaannya. 

Langkah mereka selanjutnya adalah Tana Toraja dan terus berlanjut ke Gorontalo, Manado, dan Miangas. Di Miangas lah Bung, Baduy dan juga Prem berpuasa di tanah rantau. 

Pada Bab terahir yang berjudul "SARAK" satu persatu sahabat Bung pulang, Prem yang pertama pulang dikarenakan kehabisan uang dan tak mau terlalu banyak berhutang, kemudian Baduy karena orang tuanya sakit, tinggallah Bung sendiri berlebaran di Miangas, Bung mulai patah semangat belum samapi ke Raja Ampat, yang mana ia pernah bernazar kalau sudah sampai di Raja Ampat dia akan mengunduli rambutnya yang gondrong. Seorang sahabat bernama Intan lah yang terus memompa semangat Bung untuk merampungkan pengelanaannya. Maka perjalanan harus tetap berlanjut.

Di setiap perjalan dianatara rute pengelanaan itu mereka mendapati banyak pengalamn berharga mulai dari menyambangi tempat wisata, mendaki gunung melihat ritual adat lokal dan budaya yang beragam tetapi toleransi dalam berkeyakinan, bahkan pengalaman seorang orang tua yang sudah sangat benci terhadap tuhan semua abadi dalam potret perjalanan mereka dan catatan dalam buku Arah Langkah ini. Di samping serunya pengelanan dengan bertemu orang-orang baru dan sahabat baru, Bung mencampur adukan dengan alur maju mundur peristiwa masalalunya dengan mantan kekasihnya yang bernama Mia.

Keunggulan buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun