Mohon tunggu...
rainer rusly
rainer rusly Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Canisius College Cup Kembali Membekalkan Manusia Berkarakter

5 Oktober 2025   23:31 Diperbarui: 5 Oktober 2025   23:57 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga peran itu---atlet, penonton, panitia---membangun gagasan saya tentang karakter anak muda. Dari kursi atlet tumbuh disiplin dan rasa syukur. Dari tribun lahir empati dan solidaritas. Dari balik panggung lahir kepemimpinan dan tanggung jawab. Ketiganya bertemu di satu titik: semangat untuk menjadi lebih baik. Di sekolah kami mengenalnya sebagai semangat magis, yaitu dorongan untuk menambah satu derajat kebaikan pada setiap tindakan. Atlet menambah ketekunan, penonton menambah kepedulian, panitia menambah kecermatan, guru menambah ketenangan. Bila setiap orang menambah satu derajat kebaikan, maka suasana akan naik satu tingkat keindahan.

Ratusan sekolah berjumpa di satu kompleks. Ribuan pengunjung berjalan di jalur yang sama. Seribu panitia bekerja agar semuanya tertib dan aman. Stan makanan dan cinderamata memberi jeda yang hangat. Informasi disebarkan dengan rapi agar semua memahami jadwal. Penutupan dirancang cermat sebagai penanda istimewa. Di balik semua yang tampak teratur, tersimpan nilai yang memberi makna. Ketepatan waktu mengajarkan hormat kepada orang lain. Barisan yang tertib mengajarkan kerja sama. Aturan pertandingan melatih kejujuran. Publikasi yang terbuka melatih tanggung jawab. Kebersihan yang dijaga mengajarkan cinta lingkungan. Nilai-nilai itu tidak diajarkan lewat papan tulis, tetapi lewat kerja yang dilakukan bersama hari demi hari.

c66f16b5-77d2-4e50-9eb3-c181c2dda919-jpg-68e2a336ed641536d26cfe83.jpg
c66f16b5-77d2-4e50-9eb3-c181c2dda919-jpg-68e2a336ed641536d26cfe83.jpg
Saya menutup perjalanan ini dengan rasa syukur yang dalam. Di kursi pemain saya belajar rendah hati karena kesempatan adalah titipan. Di tribun saya belajar empati karena tepuk tangan mampu mengubah suasana. Di balik panggung saya belajar kepemimpinan karena keputusan terbaik sering lahir dari keterbatasan. Canisius College Cup ke 40 layak disebut sebagai perayaan karakter anak muda. Keindahannya bukan karena tanpa cela, melainkan karena dikerjakan dengan hati yang jujur dan niat yang bersih. Saat lampu panggung padam dan tribun kembali kosong, kami membawa pulang sesuatu yang tidak tercetak di rapor: cara baru memandang dunia. Tahun depan, kami akan datang lagi dengan tekad yang lebih jernih, kerja yang lebih matang, dan tanggung jawab yang lebih teguh. Menteng akan kembali ramai, sorak akan kembali bergema, dan Canisius College Cup akan terus menjadi ruang belajar yang indah, meriah, dan bermakna bagi generasi muda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun