Kurang lebih 2 tahun sudah pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, hal ini merubah kondisi kehidupan manusia, diantaranya dalam proses interaksi sesama manusia, yang biasanya kita semua bebas untuk berkumpul, mengobrol dan bercengkrama bersama rekan atau keluarga tidak memandang waktu dan tempat, kali ini semuanya serba terbatas.
Apalagi bagi orang-orang yang terinfeksi virus corona, mereka sangat terbatas untuk bergerak dan dilarang untuk berinteraksi secara langsung dengan orang-orang, demi menjaga virus nya tidak menyebar kepada orang lain. Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, akan memungkinkan kesehatan mental seseorang akan terganggu.
Dalam data National Alliance on Mental Illness memperkirakan bahwa hampir dari 1 dari 5 orang dewasa mengalami masalah kesehatan mental setiap tahunnya di Amerika Serikat. Selain itu dalam data lembaga National Institute of Mental Health (NIMH) pada tahun 2017 diperkirakan 11,2 juta orang dewasa, atau sekitar 4,5% orang dewasa memiliki kondisi psikologis yang parah.
Dari data diatas sudah banyak orang yang terganggu mentalnya sebelum pandemi datang, oleh karena itu proses isolasi ini akan berpengaruh terhadap Kesehatan mental manusia, sebab setiap orang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, hal ini bukanlah hal yang mudah sebab disaat manusia melakukan proses isolasi akan timbul rasa cemas, khawatir, ketakutan bahkan depresi. Dengan kata lain kondisi ini membuat keadaan mental seseorang menjadi tidak stabil.
Belum lagi stigma atau pelabelan yang muncul di lingkungan masyarakat bagi pasien yang telah selesai isolasi dan sembuh Covid-19, hal ini menjadikan seseorang yang telah sembuh akan memiliki kekhawatiran lebih tinggi dibandingkan belum terpapar Covid-19.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk menjaga mentalnya tetap stabil dalam menjalankan isolasi mandiri, dalam beberapa penelitian dikatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya mendapat dukungan dari keluarga dan juga kerabat untuk tetap semangat berjuang dalam menjalani isolasi mandiri, hal ini diperlukan untuk menjaga komunikasi dan pasien tersebut dapat berbagi mengenai keluh kesahnya selama menjalani isoman.
Selain itu, membatasi dalam mengkonsumsi berita mengenai pandemic covid, hal ini secara tidak langsung akan membuat seseorang akan memikirkan mengenai apa yang sudah ia lihat dan baca, lebih baik melihat hal yang bisa menghibur pasien tersebut.
Tetap menjaga aktivitas seperti biasa, seperti melakukan perawatan diri, perkuat ibadah, menjaga pola makan mtetap teratur dan memperbaiki kualitas tidur menjadi hal lainnya yang bisa dilakukan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.
Tidak lupa lakukan konsultasi jika masih ada beberapa gejala yang diderita, dengan begitu pasien akan mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya gejala tersebut, dengan harapan setelah mendapatkan arahan bisa membuat keadaan menjadi lebih baik lagi.
